NovelToon NovelToon
Gadis Cantik Milik Tuan Mafia

Gadis Cantik Milik Tuan Mafia

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Nikah Kontrak / Cinta Paksa
Popularitas:11.1k
Nilai: 5
Nama Author: Nouna Vianny

Jeniffer seorang gadis cantik yang berprofesi sebagai perawat di sebuah rumah sakit desa, harus menghadapi ujian yang cukup besar dalam hidupnya. Ayah nya memiliki hutang besar kepada seorang lintah darat bernama Baron, pada suatu ketika anak buah yang bernama Tomi mengunjungi rumah Demian (Ayah dari Jeniffer). mereka menagih hutang yang di pinjam oleh Demian, makian dan ancaman terus dilayangkan oleh pria berbadan tersebut. Hingga Demian berkata akan membayar hutang nya minggu depan, saat Tomi berniat untuk melecehkan dua anak gadisnya Jeniffer dan Jessica. Kemudian di siang hari nya ada dua mobil mewah yang terparkir di halaman rumah Jessica, yang tak lain adalah milik Glenn dan klien nya. Dan itulah awal dari pertemuan Jeniffer dengan Glenn, namun pertemuan itu terjadi karena perdebatan sang adik dengan John anak buah dari Glenn.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nouna Vianny, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pesta

Suara desahan nikmat terdengar memenuhi kamar tidur Glenn. gaya permainan kini sedikit berbeda dari sebelumnya. Kedua tangan Clea di borgol lalu di kaitkan pada masing sisi tiang. Baju yang begitu tipis mudah sekali di robek oleh Glenn. Pria itu merangkak naik dan langsung naik ke atas ranjang. Mengecupi wajah Clea, dari kening, mata bibir lalu turun ke bagian bawah.

Hingga ia bertemu dengan kedua gundukan ranum dan menyesap nya secara bergantian.

"Sayang" lirih Clea. Ia menggeliat bagai cacing kepanasan.

"Kau menyukai nya?"

"Sangat"

Puas bermain dengan kedua benda kenyal milik Clea, kini saat nya Glenn menuju ke bagian yang sedikit berambut. Ia memainkan area tersebut dengan telunjuk nya, sambil menyatukan bibir. Permainan bibir yang sangat dalam, memainkan indera perasa satu sama lain pada rongga-rongga dalam mulut.

"Apa kau menginginkan nya sayang?" tanya Glenn.

"Iya sayang, mainkan dengan lidah mu".

Glenn menuruti permintaan Clea, kepala nya segera turun dan mengarah pada bagian yang berkerut itu. ia pun mulai memainkan indera perasa nya seperti sedang menjilat sebuah es krim. Clea mengangkat pinggul nya ,ia menggeliat tak tahan menahan bagian empu nya yang telah basah.

"Sayang aku sudah tidak tahan lagi" lirih Clea, ia tampak tersiksa dengan Glenn yang sengaja berlama -lama melakukan pemanasan, ingin membalas namun kedua tangan nya terkunci.

Selesai bermain pada lembah yang memiliki warna merah jambu, Glenn menegakan posisi tubuhnya. Tripang yang telah menegang itu siap untuk memasuki terowongan yang gelap.

"Ah!" Clea menjerit saat benda yang sedikit besar itu memenuhi bagian vital nya. Glenn memainkan nya dari ritme pelan, sedang hingga kencang.

"Sakit Sayang" jerit Clea.

"Tapi kau suka kan?"

Clea tidak menjawab, ia menutup mata nya sambil memejamkan mata. Meski bibir nya berkata sakit namun bahasa tubuhnya tidak dapat di pungkiri, ia sangat suka dengan permainan dari Glenn.

"Aku akan sampai sayang" Ucap Glenn dengan lebih mempercepat gerakan nya. Hingga akhirnya lahar putih itu tumpah di atas perut Clea.

Nafas Glenn terengah-engah, ia segera melepaskan kedua borgol pada kedua tangan Clea, barulah ia bisa merebahkan diri secara tenang disebelah wanita itu.

Seperti biasa selesai dengan permainan panas nya Glenn mengambil sebatang cerutu, membakar nya lalu menghisap nya. Fikiran nya kembali teringat pada Jeniffer, terlebih saat wanita itu sedang tertidur dan Glenn melihat dari jarak dekat.

Glenn melihat ke arah jam tangan nya, sudah waktu nya untuk makan siang. Ia segera beringsut dari tempat duduk dan keluar dari kamar, membiarkan Clea yang tertidur pulas.

Ketika sampai di ruang makan, tak lama Daniel hadir mata nya nampak terlihat merah karena kurang tidur.

"Daniel, kau sebaiknya istirahat. Kau sudah begadang semalaman kemarin"

"Saya baik-baik saja Tuan"

"Hei, jangan memaksakan dirimu aku tidak ingin sampai kau drop dan jatuh sakit"

"Baik Tuan"

Tak lama para pelayan membawa berbagai jenis makanan lalu menghidangkan nya di atas meja. dari mulai makanan ala eropa, timur tengah bahkan asia timur ada disana. tinggal pilih saja apa oleh Tuan rumah ia ingin memakan menu apa hari ini.

"Oh iya Tuan, saya hampir saja lupa. Tuan Baron mengundang kita untuk menghadiri acara pesta di klub malam miliknya".

"Jam berapa acaranya dimulai?"

"Sekitar jam 9 malam"

Glenn mengangguk, pertanda ia setuju menghadiri acara tersebut.

Beralih lagi kepada Jeniffer yang kini tengah beristirahat di kamar nya, mumpung sudah tidak ada lagi drama yang membuat nya harus begadang.

Sementara Jessica melakukan rutinitas nya seperti biasa membersihkan rumah dan menyiram tanaman di halaman rumah nya.

"Gara-gara pria berengsek itu tanaman kesayangan ku jadi berkurang satu" gumam Jessica sambil menyiram tanaman di depan nya.

Jessica mengerutkan kening saat melihat sebuah mobil berwarna putih mengarah dan berhenti tepat di halaman rumah nya. Seorang wanita dengan wajah perpaduan asia dan eropa, keluar dalam mobil lalu berjalan ke arah nya dengan menenteng beberapa paper bag di tangan kanan dan kiri nya.

"Permisi, apa benar ini kediaman Nona Jeniffer?" Tanya nya dengan suara tegas dan sorot mata yang tajam.

"Anda siapa?" tanya Jessica kemudian. ia menunda aktivitas nya yang tengah menyiram tanaman, meletakkan gembor itu di atas tanah.

"Saya Linzy, salah satu asisten dari Tuan Baron. Saya diperintahkan oleh beliau untuk mengantarkan ini kepada Jeniffer".

"Apa ini?"

"Biarkan Nona Jeniffer yang membuka nya sendiri, dia akan tahu sendiri apa isi nya".

Jessica mendengkus, ia mengurungkan niat nya untuk membongkar sebuah kotak di dalam paper bag tersebut.

"Dan ini surat dari Tuan Baron, jangan sampai kau menyampaikan nya pada Nona Jeniffer, kalau begitu aku permisi".

Jessica hanya diam memperhatikan wanita tersebut dan mobil yang ditumpangi nya hingga tak lagi terlihat.

Tanpa membuang waktu lama, Jessica segera masuk ke dalam rumahnya. Ia mengetuk pintu kamar Jeniffer dengan cukup keras dan membangunkan sang kakak dari tidurnya.

"Kau ini ada apa sih?" ucap Jeniffer yang masih sangat mengantuk.

Jessica segera masuk ke dalam dengan mendorong kakak nya hingga terduduk.

"Hei, apa-apaan kau ini?"

"Tadi ada yang mengantarkan ini, dia bilang ini dari Tuan Baron untuk mu?"

Kedua mata yang tadi nya terasa lengket kini mendadak segar, setelah mendengar apa yang disampaikan oleh Jessica.

"Untuk apa dia mengirim ini untukku?"

"Lebih kau periksa saja, aku tadi ingin membuka nya tapi dia mengancam ku bahwa harus kau yang membuka nya"

Jeniffer segera mengeluarkan kotak berwarna oranye dengan logo kereta kuda. bisa dipastikan jika itu benda tersebut adalah sebuah tas tangan, yang terbuat dari kulit buaya asli atau orang-orang biasa menyebut nya croco.

"Astaga! Apakah yang diberikan ini asli?coba aku lihat" Jessica meraih benda tersebut dari tangan sang kakak. Ia menemukan kode yang bisa di cek melalui sebuah web. Tidak ingin mati penasaran ia segera mengeluarkan ponsel dari saku celana nya.

Betapa terkejutnya Jessica hingga menutup mulutnya setelah mengetahui keaslian barang tersebut. "Ini asli kak" terang nya.

Jeniffer terlihat biasa saja meski mengetahui barang itu asli. Kemudian ia beralih pada kotak yang lain lalu membuka nya. Sebuah gaun indah dengan membentuk lekuk tubuh dari si pemakai nya. Kemudian bagian belakang nya yang sedikit terbuka.

Jeniffer bergidik ngeri saat melihat baju tersebut, ia tidak suka dengan model nya terlalu seksi karena bagian belakang nya terbuka.

"Gaun nya juga cantik kak, ini akan cocok jika kau memakai nya" .

"Kau sepertinya mendukung sekali aku bersama Tuan Baron?"

Jessica terkekeh. "Bukan begitu, aku hanya ingin melihat kau memakai gaun itu. Tapi..mengenai pernikahan mu dengan Tuan Baron, aku juga merasa keberatan".

Jeniffer berdecak ia mengabaikan semua barang-barang mewah dengan harga fantastis itu, lalu bangun dari tempat tidurnya.

"Maafkan aku Kak, aku tidak berniat untuk merestui mu dengan Tuan Baron" Jessica mengatakan itu sambil menundukkan kepala.

"Tidak perlu meminta maaf, ini bukan salah mu. Aku yang sudah mengatakan pada orang gila itu jika aku bersedia menikah dengan nya. Asalkan mereka tidak lagi menganggu keluarga kita". Terang Jeniffer.

Tanpa mereka sadari Demian mendengarkan percakapan sang anak dari balik pintu, yang tidak tertutup rapat itu. Dalam hati ia merasa sangat sedih tidak bisa berbuat apa-apa, seakan merelakan sang putri di miliki orang seorang Pria angkuh.

Jeniffer kembali duduk dan membuka kotak berikutnya. Ternyata itu sebuah ponsel dengan logo apel di gigit, sebenarnya Jeniffer sudah punya barang itu meski memang keluaran edisi lama. telepon genggam segera diaktifkan, terlihat gambar sinyal pada pojok kanan layar. Yang berarti bahwa ponsel ini telah aktif lengkap dengan kartu nya.

Tak lama setelah ponsel itu dinyalakan, muncul dari layar sebuah panggilan telepon. Ia mengernyitkan kening nya saat melihat nama pada layar tersebut yang bertuliskan My Husband dengan emoticon love.

Jeniffer mengabaikan panggilan telepon itu, dan tak lama kemudian semua pesan notifikasi masuk

Yang isinya:

"Hai sayang, apa kau sudah terima barang-barang dariku. Aku harap kau memakai semua yang telah ku berikan. Ingat! Tampil cantik lah untuk nanti malam aku akan menjemput mu. Calon Suamimu♥️" .

Ingin sekai Jeniffer menghancurkan benda tersebut, namun ia berfikir lagi dua kali sebelum melakukan nya. Bisa-bisa ia dihabisi oleh Baron nanti.

Bukan hanya tas tangan, gaun dan ponsel yang diberikan oleh Baron, tapi juga ada perhiasan satu set, kosmetik dan sepatu heels berwarna gold.

Jika seorang wanita pada umumnya senang mendapatkan barang-barang tersebut, lain hal nya dengan Jeniffer, jika boleh ia ingin membakar semua itu.

Tak terasa matahari telah terbenam di ujung barat, tinggal sekarang terganti dengan gelap nya malam, namun begitu indah dengan bintang-bintang bertaburan di langit. Ah! Sial! Kenapa alam seperti mengizinkan Jeniffer untuk pergi hari ini. Padahal ia berharap jika malam ini hujan disertai badai besar, supaya Baron bisa mengurungkan niat nya itu.

Jeniffer telah selesai mandi ia melihat waktu baru menunjukkan pukul delapan, namun apa salah nya ia bersiap dari sekarang. Karena dalam surat tersebut dikatakan jika acara akan di mulai pada pukul 9. Sadar kodrat nya sebagai wanita yang tidak cukup dengan waktu sedikit untuk berdandan, ia pun segera memulai nya dari sekarang.

Saat hendak akan membuka jubah mandi, terdengar suara pintu kamar nya diketuk.

"Masuk" Seru Jeniffer dari dalam.

"Ayah?"

Demian segera memeluk Jeniffer dengan berurai air mata, ia merasa gagal menjadi seorang Ayah karena tidak bisa melindungi putri nya. Jeniffer melepas perlahan pelukan sang Ayah, ia usap air mata di pipi yang sudah keriput itu.

"Ayah kenapa kau menangis?"

"Maafkan Ayah Nak, Ayah tidak mencegah Baron untuk menikahi mu".

Jeniffer terdiam saat mendengar kata menikah, jantung nya berdegup kencang. Ia berharap jika ini hanyalah mimpi di siang bolong, namun berkali-kali ia bangun ternyata ini adalah kenyataan.

"Ayah tidak perlu minta maaf, ini bukan salah Ayah".

"Jelas ini adalah salah ku nak, jika saja aku tidak berhutang pada Baron, keadaan nya tidak akan seperti ini".

Jeniffer meraih kedua tangan lusuh Ayah nya, ia kecup punggung tangan nya. "Ayah jangan khawatir, aku akan baik-baik saja. Aku hanya ingin kita semua bisa hidup tenang". Terang Jeniffer.

Sementara di kediaman Glenn, ia juga tengah bersiap memilih pakaian yang cocok untuk menghadiri undangan dari Baron. Entah kenapa perasaan nya itu tiba-tiba merasa tidak enak, seperti ia akan melawan musuh yang akan menjebak nya. Meski ia belum pernah bersinggungan dengan Baron, namun apa salah nya ia membawa anak buah nya untuk mengawal. Terlebih anggota inti nya yaitu Daniel dan Jhon.

Seorang pelayan kemudian membawakan beberapa setelan jas dan kemeja yang telah selesai di uap, agar Glenn bisa memilih satu di antaranya.

Pintu diketuk dan munculah Daniel dari balik pintu.

"Permisi Tuan, apa Anda sudah siap?" tanya Daniel yang melihat Tuan nya masih memakai jubah mandi.

"Daniel menurut mu aku cocok pakai warna apa?" tanya Glenn sambil memegang dua kemeja di tangan kiri dan kanan nya.

"Dua duanya bagus Tuan".

"Kau ini aku bertanya agar kau membantu ku memilih, tidak mungkin aku memakai kedua jas ini kan?"

"Yang hitam lebih cocok Tuan"

"Oke, kau tunggu saja dibawah, Oh ya apakah Jhon telah sampai?".

"Sudah Tuan"

"Oke"

Daniel pun pamit undur diri dengan sedikit membungkukkan tubuhnya.

Segera saja Glenn memakai kemeja yang telah disiapkan itu. Jika hari-hari ia akan mengenakan kemeja putih dan jas hitam, maka kali ini ia akan berpenampilan lebih santai. Dengan mengenakan kemeja hitam, jaket kulit dan celana denim.

Selesai berpakaian Glenn pun segera turun ke lantai bawah, terlihat Daniel, Jhon dan anak buah lainnya tengah menunggu kedatangan sejak tadi.

"Wah Anda terlihat sangat tampan Tuan, dan Anda juga terlihat lebih muda seperti anak kuliahan" ucap Jhon asal melihat penampilan yang beda dari boss nya itu.

"Aku memang masih muda kan, usia ku baru 30 tahun".

"Benar Tuan, tapi aku jauh lebih muda dari Anda".

perkataan Jhon mendapat pelototan tajam dari Daniel.

"Ah tidak aku hanya bercanda, tetap saja kau yang paling tampan".

"Dasar kau, yasudah ayo kita pergi sekarang" .

Glenn berjalan lebih dulu dengan Daniel, Jhon dan beberapa anak buah lainnya yang mengekori dari belakang. Kali ini Jhon bisa bergabung dengan Glenn dan Daniel karena bukan dia menyetir. Glenn sengaja untuk membawa mobil Van miliknya agar bisa muat beberapa orang. Mesin dinyalakan tak lama kemudian roda-roda itu berputar, dengan kecepatan sedang.

"Tumben sekali Tuan Baron mengundang kita?"

"Hei, apa kau lupa bahwa Tuan Baron itu masih keponakan dari Ayah Tuan Glenn" Sahut Daniel.

"Ya ampun aku baru tahu akan hal itu"

"Dasar pikun, aku pernah mengatakan nya padaku"

Jhon menyengir "seperti nya aku lupa".

"Kau ini masih muda tapi ingatan mu sudah seperti kakek-kakek"

"Maklum lah, aku ini hanya disibukkan dengan wanita-wanita cantik yang selalu meminta ku untuk menghangatkan nya di ranjang"

"Dasar buaya" pekik Daniel.

"Tidak apa-apa, aku ini normal. Kau juga harus mencari wanita meski dia hanya menghibur mu, setidaknya kau tidak kesepian Daniel".

"Tutup mulut mu"

"Apa yang dikatakan Jhon ada benarnya Daniel, kau terlalu fokus bekerja hingga kau lupa akan kebutuhan biologis mu. bersenang-senang lah, apa kau ingin aku mencarikannya untuk mu?"

"Tidak perlu Tuan, terimakasih"

Di antara anggota inti The Wolves, hanya Daniel yang dingin pada seorang perempuan. Entah kenapa ia seperti punya trauma yang mendalam hingga tidak ingin bersentuhan, atau hanya sekedar berkenalan dengan ras terkuat dibumi itu.

Setelah menempuh perjalanan kurang lebih 30 menit sampai lah mereka di sebuah gedung bertingkat, milik Baron. Terlihat begitu megah dengan lampu sorot yang menerangi bagian teks dari nama tempat tersebut.

Daniel dan Jhon keluar lebih dulu, untuk memastikan situasi aman dari incaran para musuh yang menyamar dan memperhatikan nya diam-diam. Dirasa aman barulah Daniel memperbolehkan Glenn turun dari mobil.

"Kalian berjaga disini, kabari jika ada sesuatu yang mencurigakan" Ucap Daniel kepada empat anak buah nya.

"Baik Tuan" mereka menjawab serempak.

Ketika sampai di depan pintu kaca seorang pelayan dengan sigap membukakan pintu, dan mempersilahkan Glenn serta rekan nya untuk masuk. "Selamat Malam" . Ucap pelayan tersebut dengan menangkupkan kedua tangan nya di depan dada, kemudian mengantarkan tamu istimewa tersebut ke sebuah ruangan yang telah dipersiapkan oleh Baron.

Sesampai nya di dalam, Glenn, Daniel serta Jhon segera duduk di sofa. Di atas meja telah tersedia beberapa minuman beralkohol juga buah potong. Daniel mengarahkan nya pandangan nya ke sekitar ruangan, tidak terlihat jika Baron ada disana.

"Kemana Tuan Baron kenapa dia belum juga terlihat?"

"Mungkin masih di jalan" sahut Jhon.

Tak lama setelah ketiga nya hadir di ruangan tersebut, beberapa Pria bersetelan sama dengan Glenn pun memasuki ruangan. Mereka mengajak bersalaman meski tidak kenal satu sama lain, sebagai rasa saling menghormati pada tamu undangan yang datang lebih dulu.

"Jika dilihat dari penampilan nya mereka seperti nya memakai topeng wajah".

"Darimana kau bisa tahu?" tanya Jhon.

"Hanya aku yang bisa mengetahui nya".

Jhon mendengkus merasa rekan nya yang satu ini pelit untuk berbagi ilmu.

"Tidak usah cemberut, nanti akan ku beri tahu"

Ekspresi wajah Jhon berubah seketika.

"Aku ke toilet dulu sebentar"

"Perlu ku antar Tuan?" Daniel menawarkan jasa.

"Tidak perlu aku bisa sendiri"

Glenn pun beranjak dari duduknya, namun saat ia hendak meraih gagang pintu, muncul lah Baron dengan seorang wanita cantik di sisi nya. Glenn pun terperangah dibuat nya

"Kau?"

1
Author Amatir
good story
im_soHaPpy
Gaya bahasa penulisnya enak banget, bisa ngebuat baper atau ketawa-ketawa.
Vianny: Thank you 🥰
total 1 replies
Tsukasa湯崎
Saya sangat menikmati ceritamu, jangan berhenti menulis ya author!
Yoh Asakura
📖Saya telah membaca banyak cerita sepanjang hidupku, dan ini salah satu yang paling berkesan.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!