seorang anak yang memiliki kelebihan bisa mendengarkan bisikan-bisikan dari alam dan hewan-hewan, hingga dia dianggap gila oleh warga desa
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon hambali balon, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 9 : Kejadian Yang Tidak Diinginkan (Bab Khusus)
Dua bulan sudah berlalu, hubungan amel dan mamat tetap disembunyikan oleh mereka, awalnya mamat memang suka dengan ayu, tetapi ketika amel datang kedesa ini, perasaan mamat berubah, sempat mamat mengutarakan isi hatinya, tetapi mamat ditolak dengan alasan, ayu menganggap mamat seorang sahabat dan mamat terlalu baik untuk ayu.
Dipagi yang cerah mereka berlima bersiap-siap untuk berangkat menuju hutan untuk penelitian yang sudah beberapa kali, tetapi kali ini mereka meneliti lebih jauh ke dalam hutan, mereka akan menginap di dalam hutan untuk dua malam, mereka sudah permisi dengan kepala desa dan orang tua ayu dan mamat, saat ini mamat yang bertanggung jawab semuanya, tibalah mereka di pintu masuk hutan, seperti biasanya mamat melakukan ritual, tetapi kali ini sedikit lama, ia sedikit ragu dengan perjalanan ini.
amel “mat kok lama kali, ada apa mat”
mamat “tidak ada apa-apa mel”
abizar “yang benar mat, kalau kamu ragu, kita balik arah saja mat”
mereka berlima sudah sangat dekat, sudah seperti sahabat yang sudah lama berteman, apalagi abizar dengan mamat, karena abizar sering cerita mencari tau tentang ayu, mamat sudah tau, karena amel juga pernah cerita kalau ayu juga ada rasa dengan abizar.
mamat “tidak apa-apa zar”
mamat tidak mau mengecewakan para sahabatnya terutama amel yang memang kekasihnya mamat, sehabis pembicaraan mamat menginstruksikan dengan teman-temannya agar untuk masuk ke hutan, mereka berlima berjalan masuk kehutan, memang arah perjalanan mereka ini sedikit berbeda, mamat di depan penunjuk jalan, sedangkan amel dan ayu di tengah bima dan abizar di belakang.
mamat “jangan ada yang berpencar ya”
bima “iya mat”
mamat “kalau ada yang mau buang air, atau istirahat kita berhenti”
amel “iya mat”
perjalanan kali ini memang sedikit menegangkan, dikarenakan mereka membuka jalur, yang jarang di lewati dengan manusia, terakhir mamat jalan sebelum ayahnya meninggal, ayahnya pernah berpesan kalau kamu jalan di jalur yang ini, kamu harus berhati-hati, penunggu disini kurang bersahabat dengan manusia, dan jangan pernah mengambil apapun kalau mau keluar dari jalur yang ini, tersentak mamat baru ingat.
mamat “berhenti sebentar, aku lupa”
sahabat yang lainnya terkejut,
amel “ada apa mat”
dengan raut wajah amel yang sedikit khawatir,
mamat “aku lupa bilangnya nanti kalian jangan ada satupun yang mengambil apapun dari sini”
bima “waduh jadi penelitian kita bagai mana mat”
mamat “maaf bim, ayah aku pernah berpesan kalau mau keluar dari jalur ini kita tidak boleh mengambil apapun dari sini”
bima “zar bagaimana ini”
abizar “ya sudah kita bicarakan nanti, kita cari tempat istirahat dulu nanti kita bicarakan”
bima “baiklah, bagaimana menurut kamu mat”
mamat “iya, usul abizar bagus itu, ayo kita cari tempat yang sedikit rata untuk istirahat dan makan, memang kita sudah di tengah perjalanan”
mamat sudah banyak tahu tentang peta, karena mamat diajarkan oleh abizar dan bima, mereka terus berjalan, akhirnya mereka bertemu tempat yang rata untuk istirahat.
mamat “disini bagus tempatnya ayo kita istirahat”
mereka bergegas untuk membuka bekal yang mereka bawa, terlihat raut wajah ayu dan amel sedikit takut.
mamat “zar sini lah”
abizar “iya mat ada apa”
mamat “zar itu raut wajah ayu mulai ketakutan, nanti jalannya kau damping ya, biar si bima di belakang”
abizar “baiklah mat, kali ini kamu yang bertanggung jawab, jadi aku ikut saja yang kamu bilang mat”
mamat “bima kamu nanti di belakang sedikit perhatikan kekanan dan kiri ya, aku di depan begitu juga, jangan lihat ke belakang”
bima “baik mat”
mamat “ya sudah kita makan dulu, setelah ini kita jalan lagi, baru kita cari tempat istirahat untuk tidur malam”
abizar “mat, tempat yang mau kita tuju kapan sampainya”
mamat “sebenarnya kalau kita jalan terus tanpa istirahat, kita sampainya sudah gelap, jadi aku sedikit pending agar kita besok siang sampainya, biar jangan keadaan gelap kita sampai tujuannya, pesan aku kita jangan jalan malam”
abizar “siap mat”
istirahat mereka selesai, mereka melanjutkan perjalanan menuju lokasi, sambil mencari tempat untuk membuat tenda, di perjalanan memang sedikit aneh, biasanya mamat hanya biasa saja, tetapi kali ini merasa sedikit takut, tetapi perasaan takutnya tidak diutarakan agar teman-temannya tidak panik.
mamat “disana bagus tempatnya kita kesana saja buat tendanya”
abizar “baik mat”
mereka berhenti dan yang laki-laki membuat tenda sedangkan ayu dan amel beberes untuk membuat makan malam, berdirilah tenda mereka, mereka membuat tenda dua, seharusnya untuk amel dan ayu satu, satu lagi untuk mamat, abizar dan bima.
mamat “mel, bagaimana masakan kita”
amel “iya, sebentar lagi siap”
zar “nanti kita istirahat satu tenda aja”
abizar “kok gitu mat”
mamat “tolong ikuti saja zar”
abizar “ya sudah mat, aku percaya sama kamu mat”
mamat “tenda satu lagi untuk pakaian, barang-barang dan makanan, jadi yang satu lagi khusus untuk kita tidur saja”
bima “ya sudah”
suasana di dalam hutan mulai gelap, suara-suara khas hutan mulai terdengar,
mamat “sudah siap masakannya”
ayu “sudah mat, udah bisa kita makan”
mamat “buruan kita makan saja, selesai makan kita beres-beres, aku sendiri cari kayu, yang lain bersih-bersih, sampang jangan ada yang berserakan jadikan satu tempat”
amel “aku ikut kamu ya mat”
mamat “gak mel kamu di sini aja bantu ayu, sudah kali ini jangan ngeyel”
wajah mamat kali ini serius, amel heran baru kali ini amel lihat mamat seperti ini,
mamat “aku cari kayu dulu, kalau sudah gelap aku belum kembali, kalian masuk saja, jangan ada yang keluar mencari aku”
abizar “mat sebenar ini keadaan kita gimana”
mamat “biasa aja zar tapi kita lebih berhati-hati saja zar”
semua sudah selesai, mamat pun kembali membawa kayu bakar, mamat segera menghidupkannya, setelah api unggun hidup mereka segera masuk, mamat mengatur posisi tidurnya, bima amel diujung, ayu, abizar, bima dan mamat didepan pintu.
tidak lama berselang mereka berbaring untuk istirahat, tiba-tiba angin kencang datang menghantam tenda mereka sehingga tenda mereka berguncang sangat kuat, ayu sangat ketakutan.
ayu “zar aku takut”
abizar “tenang yu, aku di samping kamu”
ayu “iya”
abizar “yu jika ini hari terakhir kita, sebelum aku mau mengungkapkan rasa sayang aku dengan kamu, aku sayang kamu yu”
ayu “aku juga zar, aku juga sayang sama kamu zar”
dimensi yang sedikit mencekam, abizar mengungkapkan perasaannya
abizar “ayu, boleh aku peluk kamu”
ayu “boleh, aku takut zar, kita bisa pulang kan zar”
abizar “bisa yu, aku percaya dengan mamat”
amel “(didalam hati) hmmm. orang ketakutan mereka malah sayang-sayang pulak, mana aku gak bisa”
angin masih berhembus kencang, seketika berhenti, tidak berselang lama angin berhenti, raungan harimau menggema, mamat langsung duduk bersiap memegang parangnya, yang lain pada ketakutan, bima ketakutan sampai memeluk mamat, sangking ketakutanya amel melompati ayu dan abizar mendekat ke bima dan mamat.
amel “mat aku takut”
bima “aku juga mat”
mamat “jangan ada yang bersuara”
langkah harimau mulai mendekati tenda mereka, lampu emergensi di matikan oleh mamat. harimau mendekati tenda, sambil mengendus tenda mereka, tetapi langsung pergi, keadaan di dalam tenda sangat mencekam, sampai sampai bima memeluk mamat sangat kuat, setelah harimau pergi menjauh mereka mulai lega dan melanjutkan beristirahat, susunan yang dari awal berubah, ayu di ujung lalu abizar, bima, amel mamat tetap di pinggir pintu masuk. amel terus memeluki mamat hingga tertidur lelap, sedangkan ayu dan abizar saling berpelukan karena memang suhunya sangat dingin. mamat tidak bisa tidur, dia melihat teman-temannya tertidur pulas, mamat mencoba memejamkan matanya, ketika baru sebentar tertidur mamat di hampiri oleh ayahnya.
ayahnya mamat “mat kamu harus hati-hati banyak yang mengincar kamu dan teman-teman kamu, ingat pesan ayah ya”
mamat langsung tersentak terbangun dari tidurnya,
mamat “(didalam hati) mau banguni amel kasihan, coba banguni amel aja, mel.mel bangun”
amel “iya mat, ada apa mat”
mamat “aku mau cerita mel, bentar aja”
amel “mau cerita apa mat”
mamat “mel aku tadi mimpi di datangi almarhum ayah aku, dia berpesan kita harus hati-hati dan ayah aku mengingatkan agar kita tidak ada yang mengambil dari hutan ini”
amel “mat yang benar, jangan buat aku khawatir loh”
mamat “iya benar, kalau gitu aku tidak cerita, kalau kamu jadi khawatir”
amel “bukan gitu loh sayang, bolehkan amel khawatir dengan kondisi kita seperti ini, apalagi kita baru saja mengalami kejadian yang mengerikan”
mamat “iya mel, tapi kamu jangan khawatir, jika besok tidak memungkinkan kita harus balik arah”
amel “iya mat, ayo kita tidur lagi, besok kita mau jalan lagi, kalau kamu tidak bisa tidur, kamu boleh peluk aku”
mamat “iya”
mereka melanjutkan istirahatnya, sampai pagi tidak ada yang mengganggu mereka. pagi mulai menyingsing.
abizar “ayu bangu sudah pagi”
amel “(berbisik di telinga mamat) yang bangun yuk sudah pagi”
mamat “iya mel”
ayu “iya zar”
mereka mulai membereskan alat-alat yang ada, karena mau melanjutkan perjalanan mereka, setelah mereka siap sarapan mereka langsung melanjutkan perjalanan, ketika di perjalanan cuaca tidak mendukung hujan pun turun mereka tetap berjalan, walau jarak pandang mulai berkurang, akhirnya mereka sampai tujuan, abizar, bima dan amel mulai meneliti bebatuan yang ada di daerah tersebut.
bima “zar bebatuan ini mengandung emas zar”
abizar “iya benar”
bima “terus gimana zar”
abizar “kita tetap menaati peraturan yang ada bim”
amel “iya bim, awas kau ya macem-macem
bima “iya tidak loh mel”
tanpa sepengetahuan abizar dan amel bima mengantongi bebatuan yang diteliti mereka untuk dibawa pulang, karena firasat dia, batu itu mengandung emas.setelah itu mereka langsung pulang, di tengah perjalanan, mamat merasa aneh seperti ada yang mengikuti mereka,
mamat “(didalam hati) kok kayak ada yang mengikuti, terus ini kayaknya bukan jalan yang tadi”
tetapi mamat sedikit tidak menghiraukan masalah yang mengganjal di hatinya, tiba-tiba amel terjatuh pingsan, brukk amel terjatuh pingsan, mamat langsung bergegas mengangkat amel”
mamat “amel.amel bangun”
tiba-tiba mata amel melotot dan berbicara dengan mamat,
amel “ternyata kamu yang bawa mereka kemari, apa urusan kalian kesini, jangan pernah ambil sesuatu dari sini, pulangkan segera kalau tidak anak ini tidak bisa kembali jiwa nya”
semua panik, mata abizar langsung menyorot ke danu,
abizar “apa yang kamu ambil bim”
bima “maaf zar, mat ini yang aku ambil”
mamat “astagfirullah, semalam kan sudah aku bilang jangan ada yang mengambil apapun dari sini”
mamat tertunduk lemas, sementara amel masih belum sadar masih dipangkuan mamat,
amel “kembalikan, kau harus kembalikan itu, jangan pernah kalian kembali lagi kesini, apa tujuan kalian kesini,
di saat itu abizar emosi, hampir saja bima dipukulnya, untuk ayu menahannya
ayu “zar jangan zar, cukup keadaan kita sudah sulit, bim kembalikan itu”
bima “iya yu”
mamat “sudah kami kembalikan, tolong kamu keluar dari tubuh ini”
amel “tidak aku tidak mau keluar”
mamat “kenapa kamu tidak mau keluar”
amel “jika aku keluar dari tubuh anak ini kalian semua tidak bisa keluar dari hutan ini, sebenarnya aku kasihan dengan kamu mamat, kalau bukan karena kamu, sudah dari aku mencelakai teman-temanmu”
mamat “iya sudah jika itu mau kamu”
amel “tetapi syaratnya ada”
mamat “apa”
amel “kamu harus gendong aku sampai yang aku tentukan, terus jika aku rindu dengan kamu aku akan masuk kedalam tubuh ini”
mamat “kalau yang pertama tidak masalah, tetapi yang kedua itu tidak bisa, karena yang punya tubuh ini bukan warga sini”
amel “aku selalu mengikuti dia, jika dia dalam keadaan kosan aku tetap masuk”
mamat “aku tidak setuju”
amel “jika aku tidak mau kamu mau apa mat”
mamat “jangan sampai aku memaksa kamu, aku juga tau siapa penguasa disini, walau penguasa disini tidak bersahabat, tetapi aku masih bisa melawannya, aku tau itu ayahmu, kau putri seorang penguasa ditempat ini”
amel “hahahahahahaaa…. kamu tau juga mat, walau ayah ku sudah tau perkataan kamu tadi, ayah ku cuma menyayangi ayahmu, aku cuma bermain dengan kamu, ayo gendong aku”
mamat “iya baiklah, ayo kita lanjutkan perjalanan kita kali ini dia akan menunjukkan jalannya”
begitu mamat menggendongnya, mamat merasa sangat berat
mamat “berat kali”
amel “baru kayak gini, bagaimana kamu mau melawan ayah aku”
mamat “sudah lah kamu jangan ribut”
amel “hehehe kamu mau menyelamatkan anak ini karena kamu punya hubungan dengan anak ini kan, sebenarnya aku cemburu, makanya aku masuki tubuhnya”
mamat “diam kau”
perjalanan mereka terus berlanjut, mereka sudah berjalan begitu lama tanpa istirahat, karena yang menguasai tubuh amel tidak mau istirahat. akhirnya mereka sampai di perbatasan antara hutan dan desa.
mamat “kok bisa disini kita”
amel “suka aku yang bawa jalan lah, itu tidak urusan kamu, sudah sukur aku bawa jalan yang dekat dan sukur tidak aku penjarakan jiwa anak ini, begitu pun kamu tidak mau terimaksih dengan aku”
mamat “iya”
amel “sudah saat nya aku keluar, desa sudah dekat, berbisik di telinga mamat, mereka meneliti emas yang ada di bukit ini kamu harus jaga ini semua kamu ingat itu”
mamat “dengan terkejut, iya akan aku jaga”
akhirnya mereka sampai di desa, amel pun sudah sadar, mereka tidak mau memberitahukan kejadian tadi oleh amel, tetapi hubungan amel dan mamat ketahuan, tetapi abizar dan bima biasa saja, sampailah mereka di rumah ayu, baru mereka bertiga pulang kerumah mamat, tidak ada satupun kejadian yang mereka alami diberitahu orang-orang.
keesokan harinya mereka berkumpul di bale-balenya mamat,
bima “mamat, kawan-kawan aku minta maaf ya atas kejadian semalam”
mamat “iya lain kali bim, jangan di ulang lagi, sukur kita semua bisa pulang, kalau tidak jadi mayat kita disana”
abizar “kamu lah bim, aku tidak bisa bilang lagi lah bim, mau emosi kayak mana, mau tidak emosi, tindakan kau mengancam kita semua”
ayu “ya sudah lah, yang penting kita semua selamat”
amel “kalian ngomongin apa sih”
ayu “gak ada hehehe… sudah. sudah”
abizar berbisik di telinga bima
abizar “sekarang hukuman kau, kau balik kerumah mamat, bantuin ibunya kami berdua mau. mau. kamu sudah tau kan”
bima “iya zar, timbang aku disini jagain kalian berdua mending aku pulang bantuin ibu”
amel “benar tuh”
dengan berat hari bima pun pulang ke rumah mamat membantu ibunya, sedangkan abizar dengan ayu duduk berdua di pohon beringin dan sedangkan mamat dan amel mereka memilih nyantai di pinggir sungai. mereka pun pulang bersama-sama, hari mereka gembira walau semalam mengalami tragedi yang mengerikan, di tengah perjalanan mau mengantar ayu dan amel.
mamat “zar, semalam aku mimpi lagi perempuan yang kemarin masuk ke tubuh amel, katanya kita tidak boleh ke hutan lagi, jika kali ini kita melanggar dampak nya bukan ke kita saja, dampaknya ke warga dan keluarga kita semua zar”
abizar “yang benar kamu mat”
mamat “iya zar, ngapain aku berbohong, tapi kalau kalian paksa aku, aku mundur zar, aku tidak sanggup melawannya”
abizar “semalam kamu bilang, kamu sanggup mat”
mamat “iya memang sanggup tapi, ukurannya nyawa aku zar, semalam aku sudah kalap sih, karena amel yang jadi tawanannya, makanya mau tidak mau lah zar”
abizar “dasar kamu, ya sudah kalau memang kita tidak bisa ke hutan lagi, ya sudahlah mau bilang apa lagi aku mat, selama ini kan kamu yang membawa kami, kalau kamu saja tidak sanggup mau bilang apa kami, dan kami tidak mau memaksakan, apalagi menyangkut nyawa mat, aku tidak mau”
akhirnya penelitian mereka dihentikan, tetapi waktu mereka masih ada, jadi ayu, abizar dan amel sering menemani mamat diladang sedang kan bima, sering membantu ibu mamat di rumah, semenjak kejadian itu bima menjadi anak yang baik.
sudah delapan bulan mereka di desa, dua bulan lagi mereka kembali pulang, saat itu amel dan mamat berada di sungai sedangkan abizar dan ayu berduaan di bale-bale ladang mamat, seketika puncak gairah mereka berdua membludak sehingga terjadi sesuatu yang tidak diinginkan, sedangkan mamat walaupun amel sering menggoda tetapi mamat, tetap menghalangi amel.
sebulan berlalu setelah kejadian yang tidak diinginkan itu terjadi, ayu tidak menstruasi selama dua bulan, ayu melaporkan keadaan ayu kepada abizar, abizar tetap menerimanya karena dia melakukannya, dia akan bertanggung jawab atas tindakannya itu.