Pernahkah kamu menyatakan cinta pada seseorang, yang kamu sukai di depan umum?
Celine Ainsley, pernah menyatakan cintanya pada seorang lelaki, kakak seniornya, saat ia duduk di bangku sekolah menengah atas.
Joseph Scott, menolak pernyataan cinta Celine dengan dingin, membuat Celine jadi bahan tertawaan semua teman sekolahnya.
Peristiwa yang sangat memalukan!
Momen itu terjadi, lima tahun yang lalu, dan sekarang tanpa di duga, mereka bertemu lagi di reunian lima tahun sekolah mereka.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon KGDan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 27.
Joseph memandang tajam, wanita yang tidak berkewajiban masuk ke dalam ruang kantornya.
"Apakah anda tidak tahu peraturan yang berlaku jika akan masuk ke dalam ruang kantorku?!"
Nada suara Joseph terdengar penuh tekanan, dengan raut wajah yang tampak marah.
Wanita bagian departemen pemasaran itu terdiam, ia tidak dapat memberi penjelasan, melihat raut wajah Joseph yang marah.
"Anda jangan menganggap remeh Sekretaris ku! walau dia baru pertama bekerja di grup Scott! anda harus tetap mengikuti aturan yang sudah berlaku! jangan lancang membuat pengaturan sendiri!!"
Celine terdiam juga di tempatnya, ia juga merasa tidak enak hati, karena mengiyakan saja permintaan wanita tersebut.
"Lain kali anda tidak boleh sembarangan masuk ke dalam ruang kantor ku, kalau tidak bersama dengan Sekretaris ku, mengerti?!" sentak Joseph dengan nada yang begitu dingin.
Celine melihat raut wajah wanita itu memerah, dan perlahan menundukkan wajahnya.
"Ba.. baik, Tuan!" jawabnya gugup tidak berani lagi memandang Joseph.
"Celine!" panggil Joseph.
"I.. iya!" jawab Celine jadi ikut gugup, karena melihat wanita itu yang tidak berani lagi memandang Joseph.
"Berikan berkas ini kepadanya!"
"Baik!" jawab Celine, lalu melangkah ke meja Joseph, dan menerima map berkas yang di sodorkan Joseph.
Celine kemudian memberikan beberapa map berkas tersebut, kepada si wanita bagian departemen pemasaran itu.
Wanita itu melirik Celine dengan dingin, merasa kesal dengan kehadiran Celine, yang menurutnya Celine tidak menarik sedikit pun.
Tanpa mengucapkan terimakasih, wanita itu menerima map berkas yang di berikan Celine.
Lalu membungkukkan sedikit kepalanya kepada Joseph, menunjukkan sikap sopan kepada atasan, sebagai pengucapan permisi, untuk keluar dari ruang kantor Joseph.
Wanita itu pun keluar dari dalam ruang kantor Joseph, dengan raut wajah ditekuk, karena Bos yang ingin di dekatinya, ternyata pria yang sangat dingin dan terlalu ketus.
Celine pun melakukan hal yang sama, melangkah ke pintu untuk keluar dari dalam ruang kantor Joseph.
"Celine!" panggil Joseph, saat kaki Celine baru saja akan melangkah.
"Ya?" tanya Celine membalikkan tubuhnya, dan memandang Joseph yang masih berdiri.
"Maukah kau membuatkan aku kopi?" tanya Joseph lembut.
Sesaat Celine terdiam mendengar nada suara Joseph yang berubah, membuat ia mengedipkan matanya memandang Joseph.
"Aku tidak terlalu menuntut agar sesuai dengan selera ku, aku ingin merasakan kopi buatan tanganmu!" ujar Joseph penuh harap.
Kembali Celine mengedipkan matanya, melihat Joseph perlahan mencoba tersenyum ramah kepadanya.
"Baiklah!" jawab Celine dengan cepat, ia lalu segera berbalik dan keluar dari ruang kantor Joseph.
Celine tidak ingin melihat Joseph yang terlihat aneh, membuat ia jadi merinding melihat perubahan Joseph.
Celine menelengkan kepalanya miring kesamping, mencoba mengingat kapan terakhir Joseph menyunggingkan senyumannya.
"Apakah karena dia ingin di buatkan kopi, makanya menyunggingkan senyuman, yang tidak pernah dia tunjukkan?" gumam Celine sambil berpikir.
Celine tidak begitu sulit menemukan pantry. Ia pun meracik kopi seperti yang biasa ia buat saat di restoran Ayahnya.
Celine bukan seorang Barista, tapi ia memiliki sedikit pengetahuan, membuat kopi yang enak menurut biji kopinya.
Ternyata di pantry selain memiliki kopi saset, ada juga beberapa macam biji kopi dalam beberapa wadah tertutup, dan alat pembuat kopi.
Celine melihat satu persatu wadah biji kopi, dan melihat dengan teliti biji kopi apa saja dalam wadah tersebut.
Celine akhirnya memutuskan akan meracik kopi yang agak kental, dengan dua macam biji kopi, dan sedikit gula.
Aroma kopi terasa begitu wangi memenuhi ruang pantry, membuat beberapa karyawan yang lewat, menoleh melihat ke arah pantry.
Celine menunggu sekitar sepuluh menit, untuk mendapatkan secangkir kopi, yang lezat dan wangi dari alat pembuat kopi.
Asap mengepul dari cangkir kopi, membuat Celine tersenyum puas melihat kopi hasil buatannya.
Begitu ia keluar dari ruang pantry, membawa secangkir kopi, mata para karyawan mengikuti langkah Celine, yang cuek saja dengan tatapan mata mereka.
"Selama ini belum pernah seorang pun membuat kopi dari bijinya langsung, ternyata Sekretaris baru Tuan Joseph sangat ahli dalam membuat kopi"
Para karyawan yang memandang langkah Celine, menuju ruang kantor Joseph, saling berbisik membicarakan Celine.
Bersambung.....
cellinenya juga , ya bner sih dia sakit hati .. what aja kalo mati rasa sama Joseph ..