Karena sebuah tragedi, mengharuskan mereka menikah dan tinggal seatap, tragedi itu membuat sang wanita menjadi trauma ditambah dia harus tinggal dengan laki-laki jahat itu, bagaimana dia harus menjalaninya, apakah cinta itu akan datang seiring berjalannya waktu karena selalu bersama, wanita itu bernama Nala. Nala adalah seorang anak yatim piatu, Nala juga seorang mahasiswi semester awal, disalah satu kampus di indonesia. Nala berwajah manis, sederhana dan agak pendiam. Sebelumnya Nala ada gadis yang ceria, setelah kejadian yang menimpa kedua orangtuanya Nala menjadi anak yang pendiam.
Mr. Kim Joon, Dosen tampan, seksi, maskulin, ditambah dia adalah seorang CEO muda, pujaan setiap wanita. Sayangnya dia bersifat dingin, dan cuek. Mr. Kim mempunyai tunangan bernama Lisa, seorang foto model di Korea, dan Mr. Kim juga mempunyai sahabat dari masa kecil hingga dewasa, sahabatnya bernama Jackson, Jackson juga dipercayai sebagai asistennya untuk mengelola bisnis nya di Korea.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Awahsara, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Perjanjian Pernikahan bab.5
Sore hari, Kim lihat Nala sudah sedikit baikan, Kim mengajak Nala untuk keluar rumah, Agar Nala tidak terlalu jenuh dirumah, dan Nala pun mau. Kim sudah siap, dengan pakaian santainya. Dia menunggu Nala yang sedang bersiap-siap, sambil memainkan hp nya di ruang tamu. Tak lama, Nala pun turun dengan rambut di kuncir. Nala terlihat sangat imut, dengan rambut di kuncir seperti itu, membuat Kim tersenyum dan terus menatapnya. " Maaf Mister apa kita jadi pergi?" ucap Nala mengagetkan Kim yang diam sambil tersenyum. "ah iya ya .." Jawab Kim gugup dan sedikit malu. Mereka pun pergi menuju mobil, kali ini Kim meminta Toni asistennya untuk menyetir mobil. Kim ingin lebih banyak mengobrol dengan Nala, Kim ingin mengenal Nala lebih dalam.
Saat ini mereka sudah berada didalam mobil, Nala hanya melihat ke arah jendela, dan Kim sedang bingung mencari cara untuk membuka pembicaraan, " Sebenarnya kita mau ke mana?" tanya Nala tiba-tiba. " Lihatlah nanti! Kau akan suka tempatnya!" jawab Kim sambil melihat Nala. Nala menjawab Kim dengan tersenyum. Sebenarnya Nala sangat tersentuh dengan perhatian dan sikap lembut Kim yang ditujukan padanya, hanya saja Nala masih takut kalau perhatian dan sikap lembut Kim karena Nala sedang mengandung anaknya. Sedangkan Kim sendiri, masih dengan rasa jantungnya yang berdebar-debar karena senyuman Nala, dan wajahnya pun memerah. Astaga, sepertinya aku kena sakit jantung, mengapa tiap gadis itu tersenyum jantung ku berdebar kencang, batin Kim. " Maaf tuan, apa tuan sakit?" tanya Toni asistennya yang melihat dari kaca spionnya. " Entahlah, sepertinya besok aku akan cek up ke rumah sakit" jawab Kim bingung. Mendengar hal itu Nala menjadi sedikit khawatir pada Kim, " kalau Mister merasa tidak enak badan hari ini, kita batalkan saja perginya" jawab Nala sedikit tidak enak. " ah..tidak tidak, aku sehat..aku tidak apa-apa" jawab Kim gugup sambil memberikan kode dengan tangan nya." Tapi tadi Mister bilang, akan kerumah sakit!" ucap Nala. " Hanya konsultasi saja!" sambil tersenyum. " ooh.." ucap Nala sambil tersenyum. Sambil memalingkan wajahnya, Kim memegang dadanya yang berdebar-debar karena melihat Nala kembali tersenyum.
Toni asisten Kim bingung melihat tingkah laku tuanya, karena yang Toni tau kim itu sangat kaku dan dingin, kenapa didekat istrinya ini dia terlihat lembut, dan perhatian. Tak pernah tuan Kim menunjukkan mimik wajahnya yang gugup dan terlihat lucu seperti saat ini. Dulu yang Toni ketahui juga, saat dengan Lisa tunangannya, Kim seperti menjaga images, sangat cool dan tersenyum pun seperti terpaksa, karena Lisa seperti mendominasi Kim. Ada apa dengan tuan Kim, aneh sekali, batin Toni.
Mereka akhirnya sampai di tempat tujuan, sebuah restoran mewah di pinggi danau. Toni membukakan pintu untuk tuannya, setelah mereka berdua keluar dari mobil, Kim memberanikan diri menggandeng tangan Nala, pikir Kim Nala akan menolaknya, tapi Nala membalasnya dan menggenggamnya. Karena merasa tangan nya disambut Nala, Kim melihat ke wajah Nala, dengan wajah memerah dan malu-malu Nala mengalihkan pandanganya, Kim yang melihatnya pun tersenyum senang. Mengapa tuan Kim terlihat seperti orang yang baru jatuh cinta, tapi syukurlah kalau memang akhirnya dia bisa mengobati luka hatinya, Batin Toni.
Didalam restoran mereka disambut para pekerja restoran, dan mempersilahkan mereka duduk ditempat yang mereka sediakan dengan pemandangan danau. " Mengapa tidak ada tamu yang lain?! " Tanya Nala bingung melihat suasana restoran yang sepi pengunjung. Mungkin restoran ini tidak tidak laku, batin Nala. " Restoran ini sudah aku booking, untuk kita makan berdua" Jawab Kim santai. " Apa ..." Nala terkejut, " memang kenapa?! Aku hanya tidak terbiasa makan dengan banyak orang". Jawab Kim cuek. " baiklah, terserah Mister saja"jawab Nala acuh. " Apa kau bisa tidak memanggilku Mister, aku merasa terganggu dengan itu, Kita bukan sedang di kampus" ucap Kim. " memang aku harus memanggilmu apa?", jawab Nala. " panggil aku oppa misalnya, atau yoebo juga boleh" ucap Kim malu-malu. " Baiklah, oppa lebih baik" jawab Nala sarkas. Kim tersenyum senang mendengar ucapan Nala, walaupun dia akan lebih senang jika Nala memanggil nya dengan yoebo.
Kim memanggil pelayan untuk membawakan menu, beberapa menit melihat- lihat menu, " Nala, kau mau makan apa?!" tanya kim pada Nala. " Aku terserah oppa saja" Jawab Nala masih melihat kearah danau. Andai Nala tau, saat ini Kim sedang senyum-senyum senang mendengar panggilan oppa dari Nala. Pelayan restoran yang melihat tingkah laku Kim, menahan tawanya hingga wajahnya memerah. Kim yang sadar, kalau tingkahnya diperhatikan pelayan itu, dia pun menatap tajam pada pelayan itu, Kim buru-buru mengatakan pesanannya dan menyuruh pelayan itu pergi. Kim dan Nala sangat menikmati suasana di restoran itu, ditambah dengan pemandangan danau. " Nala..."panggil Kim. Nala pun melihat kearah Kim " apa kamu suka tempatnya?" tanya Kim. " iya oppa, terimakasih!" jawab Nala tersenyum. Kim ikut tersenyum dengan mata yang berbinar-binar, dia senang sekali senyum Nala ditambah panggilan oppa dari Nala. Tak lama makanan yang dipesan pun datang, Nala dan Kim makan dengan lahapnya. Sesekali Kim memberikan makanannya ke piring Nala, untuk Nala cicipi. Mereka berdua menikmati suasana dan makanan di restoran itu, sambil mereka mengobrol. Nala sudah mulai merasa nyaman dengan Kim, begitupun Kim yang mulai merasa menyayangi gadis itu. Waktu sudah mulai menjelang malam, Kim mengajak Nala untuk pulang. Saat ini gadis itu sedang hamil, jadi tidak baik pulang terlalu malam. Setelah didalam mobil, Nala merasa lelah dan perutnya kenyang, Nala pun tertidur. Melihat Nala yang tertidur, Kim menyenderkan kepala Nala di dadanya sambil memeluknya. Nala sama sekali tidak tau dengan itu, Nala hanya merasakan dia nyaman sekali saat ini. Setelah sampai di depan rumah, Toni membukakan pintu mobil. Kim menggendong Nala, membawa Nala ke kamarnya dan merebahkan tubuhnya ditempat tidur. Setelah menyelimutinya, tiba-tiba Nala menarik tangannya, seperti nya Nala sedang bermimpi " Jangan pergi...ku mohon!" ucap Nala dengan mata yang masih terpejam, entah apa yang di mimpikan gadis itu. Nala menarik tangan Kim hinga Kim terduduk di tempat tidur. Lalu Nala memeluk pinggangnya erat, dan mendekatkan wajah nya. Sebenarnya Kim bisa menghindari, tapi posisi tangan Nala di pinggang susah sekali dilepas, dia memeluknya erat. Karena dalam posisi seperti itu mau tidak mau Kim Pun merebahkan tubuhnya disamping Nala, dan membalas pelukan Nala. Nala menggusel- gusel kan kepalanya di dada kim, membuat kim mengecup kepalanya. Mereka berdua pun akhirnya tidur di satu ranjang, sambil berpelukan.