seorang anak laki-laki bernama Mathias yang dikurung dalam sebuah rumah selama 10 tahun sejak umur 5 tahun sampai 15 tahun tanpa melihat dunia luar dan orang lain selain kakeknya yang memberinya makan setiap hari. Saat sudah berumur 15 tahun dan Mathias sudah bisa keluar dari rumahnya ia berencana berpetualang di dunia ini menjadi pengembara untuk berpetualang mencari sisi dunia terindah.
didunianya menyimpan banyak kekuatan, dan hal-hal lain yang belum pernah dijumpai Mathias, Mathias akan menjelajahi berbagai tempat unik dengan cerita setiap tempat masing-masing, akankah Mathias bisa mencapai tujuannya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Radit Radit fajar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 24 (Zephanor)
Menuju ruangan selanjutnya yaitu ruangan divisi kedua. Rintangan dilorong ini, eh, tidak ada apa-apa dilorong utama menuju ruangan divisi kedua ini. Kami berjalan perlahan menuju pintunya, saat ditengah lorong, tiba-tiba lantai lorong di bagian depan dan belakang kami naik menjadi dinding menghalang untuk kami. Muncul lubang di dinding lorong dan lantai yang tadinya berubah menjadi dinding, kami mengambil posisi siap. Bola-bola lunak mulai ditembakkan, mulanya hany sedikit, tapi lama kelamaan menjadi makin banyak, keluar dari lubang satu ke lubang lainnya, bolanya berwarana ungu. Kami menghindar, tapi salah satu bolanya mengenai tangan Eldrin, bola itu mengeluarkan asap berwarna ungu, Eldrin menjauh dari asap itu, kami juga ikut.
"asap ini memiliki obat penidur." Eldrin menguap, tisak sengaja sedikit menghirup asap itu.
Kami mengangguk, ada pengukur waktu di bagian samping atas dinding, kami harus bertahan selama lima menit. Itu bukan waktu yang sebentar, 1-2 bom asap itu meledak lagi di menit kedua, membuat energi kami perlahan berkurang. Gleemo membantu Eldrin menghindari bom penidur itu. Dimenit ketiga untungnya tidak ada bom yang meledak, kami berhasil menghindari semuanya saat menit itu. Bom penidur itu terus keluar dari satu lubang ke lubang lain, satu sisi dinding memiliki sekitar tiga puluh enam lubang. Menit keempat, energi kami yang tadi berkurang perlahan kembali, tapi satu bom penidur meledak mengenai Gleemo, Gleemo dan Eldrin menjauh dari area itu, untungnya area asap obat ini tidak terlalu besar, hanya 1/4 lorong tempat kami terperangkap sekarang. Dimenit kelima tidak ada bom yang meledak, untunglah, sepuluh detik lagi tantangan ini selesai, lima menit terjebak disini sudah terasa seperti lima jam. Penderitaan kami berakhir, dinding yang berlubang kembali tertutup, lantai lorong yang tadi naik menjadi dinding sekarang sudah turun kembali. Meskipun tidak terkena bom penidur kami energi kami tetap berkurang karena terus menghindar tadi.
Aku perlahan membuka pintu, lalu tersentak sejenak, ada pemimpin divisi kedua disini, dia sedang mengotak-atik senjatanya, aku tidak bisa membuka pintu lebih lebar atau kami akan ketahuan. Aku menutup pintu kembali secara perlahan, untung dia tidak menghadap langsung ke pintu melainkan membelakangi pintu karena sedang mengotak-atik senjatanya.
"kenapa?" Eldrin bertanya setelah melihatku kembali menutup pintu.
"ada ketua divisi kedua disana, kita tidak bisa masuk." aku menjawab.
"lalhu sekarang kita harus bhagaimana?" Gleemo bertanya, kosakatanya sekarang hanya sedikit yang berantakan. Aku berfikir sejenak lalu menjawab.
"kita harus menunggu, di dua ruangan disamping lorong ini, itu satu-satunya jalan keluar dari lorong ini, karena lorong ke ruangan ini hanya satu, lalu terbagi menjadi dua arah ke dua ruangan, nah kita akan berjaga di dua ruangan itu." aku menyebutkan rencananya.
"lalu, jika misalnya suatu tim ingin memberitahu tim lain bahwa pemimpin divisi kedua sudah melewati jalurnya? Apakah memberitahu langsung dengan ke ruangan yang satunya lagi?" Eldrin bertanya, sejak tadi kami hanya berbisik karena masih didekat pintu ruangan pemimpin divisi kedua.
"tenang saja, aku susah merencanakan hal ini." aku tersenyum.
"Jasper, keluarkan apa yang ku sebut tadi."
Jasper mencari sesuatu didalam ranselnya lalu mengeluarkan dua barang. Ini adalah barang yang aku suruh Jasper untuk mengambilnya tadi, yaitu alat komunikasi kelompok Exambo, seperti walkie toki. Kalau dari yang ku ketahui alat ini tidak diawasi apapun, jadi aman untuk dipakai. Kami membagi diri menjadi dua kelompok, yaitu kelompok Jasper dan Eldrin yang berada di ruangan pertama, lalu aku dan Gleemo sebagai kelompok kedua di ruangan kedua.
Sekitar satu jam berlalu, aku dan Gleemo pura-pura bekerja di ruang kedua ini, walau mulai merasa bosan. Tapi akhirnya seseorang keluar dari lorong yang terhubung ke ruangan divisi kedua, itu dia, orang itu sudah keluar, dengan tubuh besar, tapi dia sudah lumayan tua. Pemimpin divisi kedua itu hanya melewati ruangan ini sekilas, dia berjalan menuju ruangan lain, dan saat dia sudah tidak ada di ruangan ini, aku mengambil walkie toki tadi dari saku jaketku.
"dia sudah keluar dari ruangan, kita bisa kembali ke lorong tadi." aku berbisik di walkie toki.
"syukurlah, punggungku sudah pegal karena pura-pura bekerja sejak tadi." Eldrin menjawab.
Aku tertawa kecil, lalu aku dan Gleemo pergi ke lorong tadi. Saat kami sudah berkumpul di lorong, hal yang mengesalkan ini terjadi lagi, kami terjebak lagi di tantangan sebelumnya, tembakan bola penidur. Menit pertama sampai ketiga kami tidak terkena bola itu karena sudah mulai terbiasa, tapi tetap saja, karena lama-kelamaan bosan, makin lama ternyata kami makin banyak terkena bola itu karena kurang fokus. Di menit keempat kami terkena tiga bola dan dimenit kelima terkena lima bola, aku benar-benar menyesal meremehkan tantangan ini, begitu kelua tubuh kami terasa lemas dan mengantuk. Kami masuk ke ruangannya. Senjata ruangan ini senjata jarak yang jauh seperti Eldrin, bedanya peluru senjata ini basti roket yang bisa meledak. Dan ternyata lagi-lagi senjata disini tidak bisa diotak-atik olehku, bahkan Eldrin dan Jasper sudah mencoba menolong, tetap tidak bisa, padahal tadi jelas-jelas pemimpin divisi kedua itu mengotak-atik senjatanya ini. Setelah 30 menit, kami menyerah, hanya menemukan beberapa cetak biru senjata disini yang mungkin akan berguna. Kami keluar dari ruangan, menjauhi tempat ruangan ini, aku membuka peta, ruangan selanjutnya adalah ruangan Morto, ketua divisi keempat sekaligus kelompok ini.