NovelToon NovelToon
Aletha Rachela

Aletha Rachela

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama
Popularitas:3.1k
Nilai: 5
Nama Author: Delima putri

Masa lalu yang kelam mengubah hidup seorang ALETHA RACHELA menjadi seseorang yang berbanding terbalik dengan masa lalunya. Masalah yang selalu datang tanpa henti menimpa hidup nya, serta rahasia besar yang ia tutup tutup dari keluarganya, dan masalah percintaan yang tak seindah yang dia banyangkan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Delima putri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 30:Kekhawatiran.

Rama dan Diana melangkah pelan memasuki kamar Aletha, berusaha tidak membangunkan putri mereka yang sedang terlelap. Lampu kamar hanya menyala redup, memberikan suasana tenang dan damai. Aletha terbaring dengan selimut yang menutupi tubuhnya, wajahnya terlihat pucat, namun tidurnya cukup nyenyak.

Diana mendekat dan duduk di tepi ranjang, mengamati wajah putrinya dengan penuh kasih sayang. “sayang, semoga kamu cepat sembuh,” bisiknya pelan, seolah berbicara kepada hati putrinya yang tidak bisa mendengarnya.

Rama berdiri di samping mereka, melihat Aletha dengan cemas, meskipun ia berusaha untuk tetap tenang. "panasnya sudah mulai turun mas." ucap diana tersenyum tipis

Rama menghela napas lega, meskipun kecemasan di matanya masih tampak jelas. “Syukurlah, tapi kita tetap harus terus memantau kondisinya, Diana. Jangan sampai demam itu datang lagi.” Ia menatap putrinya dengan penuh perhatian, khawatir jika kondisi Aletha bisa memburuk kembali.

Diana mengangguk pelan, tangannya menyentuh lembut dahi Aletha untuk memastikan suhu tubuhnya. “Aku rasa dia sudah lebih baik. Setidaknya dia bisa tidur nyenyak sekarang, itu tanda tubuhnya sedang berusaha pulih,” katanya, meski masih ada rasa cemas yang menyelip di suaranya.

Rama menunduk, menatap putri mereka dengan penuh kasih. “Dia anak yang kuat. Aku yakin dia akan cepat sembuh, seperti dulu.”

Diana tersenyum, matanya berkaca-kaca. “Semoga saja, Mas. Aku hanya ingin melihatnya kembali sehat dan bahagia seperti biasa. Tidak ada yang lebih penting daripada itu.”

Rama mengangguk setuju, kemudian menepuk pelan punggung tangan Diana. “Kita akan bersama-sama melewati ini. Tidak ada yang perlu kita takutkan, selagi kita ada untuknya.”

Diana tersenyum lagi, kali ini senyum yang lebih tulus. “Terima kasih, Mas. Aku merasa lebih tenang kalau kamu ada di sini bersamaku.”

Rama duduk di samping Diana, menggenggam tangannya dengan erat. Mereka berdua terdiam sejenak, hanya mendengarkan suara napas Aletha yang pelan dan teratur. Meskipun ruang ini dipenuhi oleh kesunyian, rasanya penuh dengan cinta dan perhatian yang tak terucapkan.

Setelah beberapa saat, Rama berdiri dengan perlahan dan mengalihkan pandangannya ke arah pintu kamar. "Aku akan ke ruang kerja sebentar, memeriksa beberapa hal. Kamu ingin tetap di sini?"

Diana mengangguk tanpa ragu. “Iya, aku akan tetap di sini. Aku ingin terus dekat dengan Aletha.”

Rama mengangguk, mengerti betul perasaan istrinya. “Baiklah, aku akan kembali sebentar lagi. Jangan khawatir, semuanya akan baik-baik saja.”

Dengan langkah pelan, Rama keluar dari kamar, meninggalkan Diana yang tetap duduk di samping ranjang Aletha. Diana menatap putrinya dengan penuh kasih, memandangi wajah Aletha yang tenang dalam tiduran. Hatinya terasa penuh, meskipun masih ada kekhawatiran yang menyelimuti dirinya.

“Sayang, bunda akan selalu ada di sini untukmu,” bisiknya lembut, sebelum mengelus kepala Aletha dengan penuh kasih.

Waktu seolah berhenti sejenak dalam kamar itu. Meski malam semakin larut, cinta dan perhatian yang terpancar dari kedua orang tua ini menjadi pelita yang memberi kehangatan pada Aletha. Semuanya terasa damai, meskipun perasaan cemas tetap menyelubungi mereka. Namun, di hati Diana dan Rama, ada satu harapan yang tak pernah pudar: semoga Aletha segera sembuh dan kembali ceria seperti dulu.

Diana duduk beberapa lama, meresapi ketenangan yang menyelubungi kamar putrinya. Hanya suara detakan jam yang terdengar, menghiasi malam yang sunyi. Sesekali, matanya terpejam, seolah mencoba menenangkan diri dan meyakinkan hatinya bahwa Aletha akan segera pulih.

Tak lama kemudian, Rama kembali masuk ke kamar dengan langkah pelan. Dia membawa segelas air hangat di tangannya. “Aku bawa air hangat untuk kamu, Diana,” katanya, menyodorkan gelas itu pada istrinya.

Diana menerima gelas itu dengan senyum kecil. “Terima kasih, Mas.” Dia meminum air hangat itu perlahan, merasakan hangatnya menyebar ke dalam tubuhnya. “Kamu sudah memeriksa semuanya?”

Rama mengangguk dan duduk di sebelah Diana. “Iya, sudah. malam ini kita tidur disini, agar besok aletha cepat sembuh." ucap Rama. 

"Aku setuju, takut jika demam nya akan datang ditengah malam nanti." ucap diana penuh kekhawatiran. 

Rama dan Diana saling bertukar pandang sejenak sebelum memutuskan untuk tidur di samping putri mereka. Dengan hati-hati, mereka berbaring di sisi ranjang Aletha, memastikan agar mereka tidak mengganggu tiduran putri mereka yang masih terlelap.

Diana menarik selimut sedikit lebih rapat di tubuh Aletha, menutupi anaknya dengan lembut. Dengan pelan, dia memeluk Aletha dari samping, memastikan tubuh putrinya tetap hangat dan nyaman. Di sisi lain, Rama juga ikut berbaring dan mendekatkan tubuhnya ke Aletha, membelai rambutnya dengan lembut.

Aletha tetap tidur dengan damai, wajahnya sedikit lebih tenang dari sebelumnya. Diana memeluknya lebih erat, berbisik pelan, "Semoga kamu cepat sembuh, sayang. Bunda dan Ayah di sini untukmu."

Rama menatap wajah Aletha, hatinya penuh kasih sayang dan keprihatinan. “Kamu sudah kuat, Aletha,” katanya dengan suara pelan. “Bunda dan Ayah akan selalu ada di sini untuk menemanimu.”

Di malam yang tenang itu, keduanya tidur bersama putri mereka, dengan cinta yang mengalir dalam keheningan. Tidak ada kata-kata lebih yang mereka perlukan, hanya kedekatan dan kehangatan di antara mereka, memberi rasa aman dan nyaman bagi Aletha yang sedang berjuang untuk sembuh.

Malam itu, Rama, Diana, dan Aletha tidur bersama, berpelukan dalam kehangatan keluarga, berharap bahwa pagi akan membawa kebahagiaan dan kesehatan bagi putri mereka.

***** 

sisi lain, Dafit duduk termenung di kamar pribadinya, matanya kosong, seolah jauh terbang entah ke mana. Pemikirannya terpusat pada Aletha kekasihnya yang sedang terbaring sakit. Ia merasa tak bisa tenang, bahkan malam yang seharusnya hening dan nyaman kini terasa penuh kecemasan. Meskipun jarak memisahkannya dari rumah keluarga Rama, Dafit merasa seolah dirinya terikat erat dengan keadaan Aletha.

Ia berdiri dan berjalan ke jendela, menatap langit malam yang gelap. Angin sepoi-sepoi yang masuk melalui celah jendela terasa sejuk di kulitnya, namun hatinya justru terasa hangat oleh perasaan yang membuncai. 

"Gimana keadaan, aletha ya?." guman dafit 

Dengan cepat, ia mengeluarkan ponselnya dari saku dan membuka kontak aletha. 

Malam ini, Dafit merasa khawatir. Bagaimana kalau kondisi Aletha memburuk? Apa yang bisa ia lakukan untuk membantu? Ia merasa terputus dari keadaan, seolah tidak berdaya.

Angkasa:

[sayang, gimana keadaan kamu? sudah lebih baik?.]

[Besok nggak usah sekolah dulu ya, istirahat yang cukup.]

[Besok aku kerumah kamu ya?."]

Dafit menatap layar ponselnya beberapa saat, ragu apakah akan mengirimkan pesan itu atau tidak. Ia tahu bahwa mungkin ini terlalu cepat atau terdengar terlalu khawatir, namun rasa cemas yang menguasainya sulit untuk diredakan. Setelah berpikir sejenak, ia akhirnya menekan tombol kirim.

Pesan terkirim, namun rasa gelisahnya tak kunjung hilang. Ia kembali duduk di tempat tidurnya, meletakkan ponselnya di sampingnya, dan menatap langit malam yang tenang, mencoba mencari ketenangan di tengah kecemasannya.

"Gak ada yang bisa aku lakukan selain berharap, semoga cepat sembuh, Aletha Rachel adijaya," bisiknya pelan, menatap langit malam yang semakin gelap.

1
Febrianto Ajun
cerita ini bisa bikin saya menangis! Tapi juga sukses bikin saya tertawa geli beberapa kali.
Hitagi Senjougahara
Boss banget deh thor, jangan lupa terus semangat nulis ya!
Dear_Dream
Senang banget bisa menemukan karya bagus kayak gini, semangat terus thor 🌟
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!