Kehidupan seorang perempuan berubah drastis saat dirinya mengalami sebuah keajaiban di mana ia mendapatkan kesempatan hidup untuk kedua kalinya.
Mungkinkah kesempatan itu ia gunakan untuk membalas semua sakit hati yang ia rasakan di kehidupan sebelumnya?
Selamat datang di kehaluan Mak othor yang sedikit keluar dari eum....genre biasanya 🤭.
Semoga bisa di nikmati y reader's 🙏. Seperti biasa, please jangan kasih rate bintang 1 ya. kalo ngga suka, skip aja. Terimakasih 🙏🙏🙏
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ibu ditca, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 20
Aisha mengobati lukanya yang terkena air panas. Di UKS, ia mengobati lukanya seorang diri karena petugas PMR nya sedang tidak ada.
Saat keluar dari UKS, tak sengaja ia menabrak seseorang. Dari seragam yang di pakai, orang itu merupakan staf atau karyawan sekolah tersebut.
"Maaf, pak!", kata Aisha.
"Tangan kamu luka?", tanya orang tersebut. Aisha mendongakkan kepalanya menatap orang tersebut.
"Ngga apa-apa !", jawab Aisha singkat.
"Tunggu! Saya seperti tidak asing dengan wajah kamu! Kamu Aisha kan? Santriwati pondok Al Amin?", tanya orang itu.
Aisha mengernyitkan alisnya.
"Iya, saya Aisha. Tapi saya bukan santriwati!", jawab Aisha. Orang itu menggeleng tak percaya.
"Ngga! Kamu pasti Aisha Salsabila kan? Tapi ...kenapa bisa kamu...masih SMA ?"
Aisha berdecak pelan.
"Maaf pak, permisi! Saya mau ke kelas!", pamit Aisha. Orang itu hanya memandangi Aisha yang berjalan menuju ke kelasnya.
Masa iya aku salah, dia benar-benar Aisha kan? Tapi bukankah Aisha sudah menikah karena di jodohkan? Lalu...dia siapa?
"Pak Fikri!"
Lelaki yang bernama Fikri itu pun menoleh saat mendapatkan panggilan dari rekannya. Ia baru saja bergabung di sekolah tersebut beberapa hari ini sebagai guru agama.
Kembali pada Aisha....
Gadis itu sudah kembali duduk di bangkunya. Cewek-cewek yang katanya tidak sengaja menumpahkan baso itu terkikik kencang seolah sedang menertawakan Aisha.
Anak-anak sudah kembali ke kelas dan duduk di bangkunya masing-masing.
"Nes, Vanesa!", panggil salah satu dari mereka.
"Heum!", gumam Vanesa cukup kencang.
"Ada yang caper ngga tuh??? Tapi tetap aja ngga dapet perhatian hahahaha!"
Mereka bertiga menertawakan Aisha. Mungkin yang di maksud perhatian dari Dion, Visnu dan Nikala.
Dan sayangnya, tiga sahabat Asha justru terlihat abai.
Aisha mendengus sebal. Ia mengambil pulpen yang ada di mejanya. Dari suaranya saja, Aisha tahu posisi para cewek yang cekikikan itu.
Dengan instingnya, Aisha memejamkan mata lalu melemparkan pulpen itu ke arah sumber suara.
Cetak!!!!
"Awshhh!!!", Vanesa memekik kaget karena pelipisnya terkena lemparan pulpen Aisha.
"Njir, berdarah Nes!", pekik temannya.
"Woy...siapa yang lemparin pulpen ke gue! Brengsek!", pekik Vanesa.
Teman Vanes yang pendiam memungut pulpen itu. Pulpen yang ia ambil merupakan pulpen mahal. Hanya segelintir orang yang memiliki nya di sekolah itu. Meski pun, banyak kalangan menengah ke atas yang bersekolah di sana.
Pulpen Aisha? Gumam gadis itu.
"Ayo, ke UKS dulu!"
Vanesa dan dua temannya menuju ke UKS bersamaan dengan guru yang masuk ke kelas.
"Mau ke mana kalian?", tanya guru itu.
"Ke UKS pak, ada insiden!", jawab teman Vanesa sambil memperlihatkan luka di pelipis Vanesa.
"Jangan lama-lama!"
"Iya Bu!", sahut mereka.
Aisha bersikap tenang seolah tak terjadi apa-apa. Bahkan mungkin teman sekelasnya tak tahu jika Aisha lah pelakunya.
Sayangnya, tiga sahabat Asha justru melihat atraksi Aisha. Ketiganya sepakat untuk menginterogasi gadis misterius tersebut nanti setelah pulang sekolah.
🌸🌸🌸🌸🌸🌸
[Hallo?]
[Mas udah di depan!]
[Ckkk....ya udah tunggu!]
Aisha pun berjalan santai menuju ke gerbang. Banyak anak-anak yang berhamburan keluar membuat ia memilih berjalan santai.
Dion, Nikala dan Visnu mengikuti Aisha. Tapi belum dekat dengan Aisha, Vanesa mencegat mereka.
"Visnu, tunggu!", teriak Vanesa.
Ketiga sahabat Asha pun menoleh. Visnu memang cukup ramah, tapi tidak terlalu ramah jika menghadapi gadis semacam Vanesa.
"Lo ngga mau tanya kondisi gue, sakit tahu...!", adu Vanesa. Ia menunjukkan lukanya pada tiga cowok tampan itu.
"Gue ngga peduli! Masih sukur ngga kena mata Lo! Cabut!", ajak Visnu pada Nikala dan Dion.
Vanesa kesal dan menghentakkan kakinya karena Visnu masih saja mengabaikannya padahal Asha sudah tidak ada.
Ketiga pemuda itu hampir kehilangan jejak saat melihat Aisha memasuki mobil Fazal.
"Ikutin!", ajak Dion.
"Mungkin dia mau ke bengkel bang Adam!", kata Nikala. Ketiganya pun sepakat mengikuti mobil yang di tumpangi Aisha.
💜💜🌸🌸🌸
terimakasih 🙏