Perjuangan Seorang Istri

Seminggu berselang

Seorang gadis tengah duduk di sebuah kursi rias,ia begitu cantik memakai kebaya modern berwarna putih.Tapi ada yang berbeda dengan tatapan gadis itu,tatapan matanya terlihat sendu.Bagaimana tidak sendu,dia harus menikah dengan laki-laki yang tak ia kenal,terlebih ia harus menikah di saat adiknya tengah terbaring lemah di rumah sakit akibat kecelakaan yang di alaminya beberapa minggu yang lalu.

Demi menyelamatkan adiknya Kirana harus merelakan masa depannya.

"haaahemmmm"terdengar helaan panjang dari mulut Kirana.

"entah bagaimana awal pernikahan ini,aku akan tetap berusaha menjadi istri yang baik untuknya.Tapi entah mengapa perasaanku sedikit tak enak mengenai pernikahan ini😳"

Ya Allah tolong kuatkan hambaMu ini untuk menjalani rumah tanggaku kedepannya.Apapun yang terjadi aku akan berusaha untuk mempertahankan pernikahan ini"ucap Kirana menguatkan hatinya.

"tok...tok...tok.."

"Kirana apa kau sudah....😲.Astaga kamu cantik banget"ucap Olivia sambil menghampiri Kirana.

Kirana hanya tersenyum mendengar pujian dari sahabatnya itu.

"hey bagaimana perasaanmu Kirana,kenapa pernikahanmu sangat mendadak.Padahal yang ku tau kau sama sekali tak pernah dekat dengan laki-laki manapun.Tapi lihat sekarang kamu akan menikah dengan Putra bagas atmaja Kirana,astaga...astaga kau sangat beruntung sekali"ucap Olivia heboh.

"😊😁"kirana hanya terkekeh melihat tingkah sahabatnya yang sangat heboh itu.

"hey aku yang akan menikah kenapa kamu yang sangat heboh sih?"tanya Kirana bingung.

"hehehe aku hanya kaget saja nana,bagaimana kamu bisa menikah tiba-tiba seperti ini,apalagi kamu nikahnya sama bukan orang sembarangan.Kamu punya hutang cerita padaku na."ucap Olivia.

"cerita apa"

"ya cerita bagaimana kamu bisa kenal sama pak Putra bahkan beberapa saat lagi kalian akan sah jadi sepasang suami istri"

"owh,dulu aku tak sengaja pernah menolong bu Irine mamanya Putra,setelah itu aku dan bu Irine mulai akrab dan ya bu Irine memutuskan untuk menjodohkan kami.Cerita selesai"ucap Kirana menceritakan.

Kirana terpaksa sedikit berbohong agar Olivia tak khawatir padanya.

"tok...tok..tok"ketukan pintu mengalihkan perbincangan mereka.

"Kirana apa kau sudah siap?"tanya wanita paruh baya itu.

"astaga sayang kamu cantik sekali"puji bu Irine.

"terima kasih bu"Kirana tersenyum paksa.

"ah kamu sebentar lagi akan menjadi istri putraku jadi mulai sekarang panggil saja mama ya"

"eh iya bu...ups maaf maksudku ma,oya ma kenalkan ini Olivia sahabat Kirana"

"oh hay Olivia kenalkan saya Irine mamanya Putra"bu Irine mengulurkan tangannya utuk berjabat tangan dengan Olivia.

"hm salam kenal bu Irine"ucap Olivia gugup.

"hey santai saja Olivia saya tidak akan menggigitmu kok😄"ucap bu Irine mencairkan suasana yang sedikit tegang.

"oh ya sudah ayo sekarang kita keluar penghulu sudah menunggu."ucap bu Irine.

"tap..tap...tap..."suara langkah kaki seseorang menuruni tangga mengalihkan atensi para tamu yang tengah berbincang sambil menunggu mempelai wanita keluar.

Mata mereka tertuju pada seorang wanita yang sedang di tuntun oleh bu Irine dan Olivia.

senyum wanita itu mengemabang saat ia tau semua mata melihat padanya.

Sejujurnya ia tengah gugup setengah mati saat ini,tapi ia berusaha menutupinya dengan sebuah senyuman.Ta dia adalah Kirana mempelai perempuan dari seorang Putra bagas atmaja.

Putra yang melihat sosok Kirana yang cantik nan mempesona di tambah senyuman yang sangat manis membuatnya tak bisa berkedip hingga Kirana duduk di sampingnya.

"ehhhmm apa semuanya sudah siap?"suara sang penghulu mengagetkan Putra yang masih terpaku oleh kecantikan Kirana.

Dia mengerjabkan mata dan mengalihkan pandangannya guna menutupi keterpesonaannya pada Kirana"sial sepertinya setelah ini aku harus memeriksakan mataku setelah acara tak berguna ini"guman Putra dalam hati.

Bu Irine dan pak Bagas saling berpandangan dan tersenyum,mereka bahagia melihat tingkah putranya yang tengah terpesona itu.

"baiklah kalo semua sudah siap mari segera di mulai ijab kabulnya"ucap sang penghulu.

Akhirnya ijab kabulpun di mulai,Putra melafatkan ijab kabul dengan lantang dan hanya sekali tarikan nafas saja.

Hingga akhirnya suara teriakan sah dari saksi dan para tamupun terdengar di penjuru rumah..Setelah itu alunan doa dari mulut sang peenghulupun mulai mengalun.

Kirana mencium tang Putra penuh khusuk,setelah itu Putra mencium kening Kirana dan berbisik pada telinga Kirana."selamat datang ke neraka j****g"ucap Putra penuh penekanan.

Kirana yang mendengar ucapan Putra pun langsung membelalakkan matanya"😨"

Tapi langsung ia tutupi saat tangan bu Irine menyentuh bahunya.

"selamat ya sayang,selamat datang di keluarga Atmaja"setelah bu Irine berucap begitu Kirana langsung memeluk bu Irine...

Setelah acara sungkeman penuh haru,acara di lanjutkan dengan ramah tamah dan makan-makan.

Saat ini Kirana tengah berkumpul dengan bu Irine dan Olivia,tak jarang mereka juga berbincang-bincang dengan keluarga yang lain.

berbeda dengan Putra,ia memilih berkumpul dengan sahabat-sahabatnya.

"eh bro istri lo ternyata cantik juga ya,apa lagi kalo pas lagi senyum.Manisnya ngalahin gula."ucap Saka sambil melirik ke arah Kirana yang tengah asyik bercanda dengan Olivia.

"lo suka sama dia?"tanya Putra dengan wajah datarnya.

"nggaklah,ya kali gua suka sama istri sahabat gua sendiri"

"tapi kalo sedikit tertarik nggak papa kan hehehe"ucap saka slengean.

Putra yang mendengar ucapan Saka hanya memutar matanya malas.Ia tau betul sahabatnya yang satu ini paling nggak bisa liat cewek mulus sedikit langsung nempel.tapi kalo udah bosen dia buang bak sampah tak bisa di daur ulang.

"kalo lo suka ambil aja,gua nggak tertarik.lo cukup datang ke hotel A no 220"ucap Putra acuh.

"😲lo gila ya,astaga lo sama sekali nggak suka ma tu cewek?terus kenapa lo nikahin?"tanya Saka bingung.

"gua di jodohin sama nyokap,mana bisa gua nolak.Lo tau sendiri mama punya jantung lemah"ucap Putra panjang lebar.

"haizzz😒"

"gua udah tebak"ucap kelvin tiba-tiba setelah lama ia diam mendengarkan pembicaraan kedua sahabat baiknya itu.

Malam telah tiba saat ini Kirana tengah berada di sebuah kamar bernuansa pengantin baru,banyak bunga bertebaran di atas ranjang.ada sebuah handuk yang di bentuk seperti dua angsa.Oh romantis sekali.

Kirana melihat sekeliling kamar tersebut dengan membuang nafas lelah"😤😤😧"

Ia mengingat ucapan Putra saat setelah mencium keningnya tadi,seketika dirinya sedih dan takut"sepertinya hidupku setelah ini tak akan semudah dulu😟"ucap Kirana murung..

Lalu ia beralih ke kamar mandi untuk wudhu dan menunaikan solat isya'.

Sesaat setelah Kirana solat tiba-tiba pintu di ketuk oleh seseorang"apa itu Putra ya?"fikir Kirana.

"cleeek....."Kirana membuka pintu kamarnya.

Alisnya sedikit tertaut"maaf cari siapa ya?"

"ah hay kamu istrinya Putra ya?"tanya laki-laki itu basa basi.

"kamu siapa,"

"oh ya maaf kenalkan saya Saka,sahabatnya Putra"Saka nengulurkan tangannya untuk berkenalan.Namun Kirana hanya menatap tangan Saka"maaf tapi mas Putra sedang tidak ada di sini"ucap Kirana.

Saka merasa sedikit salah tingkah karena uluran tangannya di acuhkan oleh Kirana."wanita yang unik.Tapi tunggu tadi dia bilang Putra tak ada di disini?jadi dia benar......Astaga dia benar-benar sudah tidak normal"fikir Saka.

"kira-kira dia di mana ya,saya mau memberikan dokumen yang dia minta."ucap Saka bohong,karena sejujurnya ia datang ke hotrl itu hanya ingin memastikan ucapan Putra siang tadi.

"emm mungkin dia sedang ada di kantornya.kenapa anda tidak telfon dia langsung"ucap Kirana memberi saran.

"ah ya kamu benar,tapi apa saya tidak boleh masuk,setidaknya berikan saya minum"ucap Saka

"maaf tapi saya sendiri.saya tidak ingin membuat masalah dengan membiarkan anda masuk ke dalam"ucap Kirana sambil tersenyum.

"ah sial senyumnya sangat manis juga menenangkan,Putra...Putra sepertinya kamu salah mengacuhkan wanita seperti dia"Saka menggelwng-gelengkan kepalanya tanpa sadar.

Kirana merasa bingung melihat Saka menggeleng-gelengkan kepalanya tanpa sebab"maaf apa ada yang salah"tanya Kirana bingung.

"syiiittt dia imut sekali kalo seperti ini,ingin rasanya aku segera memakannya"fikir Saka mulai tak benar.

"ah maaf tidah ada,ya sudah lebih baik saya mencarinya di kantor.Permisi"ucap Saka mengalihkan fikirannya yang mulai kemana-mana itu.