kehadirannya tak pernah di harapkan. kelahirannya di anggap kesalahan besar dan bencana.
ia lahir karena sebuah kesalahan.
Dia...
seorang anak haram dari seorang pengusaha terkenal.
Ryicki Mahendra Setiawan Ananta.
dia lahir dari rahim seorang wanita malam yang sengaja di jadikan jebakan untuk menghancurkan nama baik sang pengusaha.
mampukah ia menjalani kehidupannya dengan baik,
setelah hal buruk juga perlakuan buruk tanpa keadilan kerap kali ia terima dalam setiap jengkal langkahnya.
dalam setiap hembusan nafasnya,
hanya hinaan yang ia terima.
dialah gadis cantik berwajah dingin...
Maurelia Agastya prameswari.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon khitara, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 27 rapuh 2
Maura melangkah ke arah taman belakang kampus, ia tak berniat untuk kembali ke kelasnya.
Sebuah bangku di bawah pohon besar menjadi tujuannya.
Ia kemudian duduk di sana sambil bersedekap dada.
Tatapan matanya menatap lurus ke depan. Tepatnya ke arah hamparan rumput hijau di depan sana.
Rambutnya yang telah tergerai entah sejak kapan berkibar tertiup angin
taman belakang ini selalu menjadi tempat tujuan Maura selain rooftop kampus.
taman belakang ini cukup sepi, hanya satu dua orang yang nampak terlihat di sana.
" kau di sini...?! Aku mencarimu kemana mana sejak tadi Maura " tiba tiba seseorang menepuk pundak Maura pelan dari belakang,
Kemudian ia pun mengambil tempat di sisi gadis itu.
Maura mengikuti pergerakan seseroang itu yang tak lain adalah Maulana.
" kau baik baik saja ?! " tanya pemuda itu lagi.
" menurutmu ?! " tanya Maura balik, saat ini ia telah kembali menatap hamparan rumput di depannya sana.
Maulana menghela nafas.
Di raihnya jemari Maura,
Di tatapnya jemari yang terasa dingin dan nampak memucat itu.
Maulana menatap tak berkedip jemari Maura yang baru ia tahu ......gemetar.
Lana kemudian menggenggam jemari itu
" kau gemetaran " kata pemuda itu,
Maura diam tak menjawab.
Lana perlahan mendekatkan dirinya dan memeluk pundak gadis itu.
Maura tak menolak,
Sungguh saat ini hatinya sangat rapuh. Dadanya terasa sesak.
Ia meratapi takdirnya yang begitu tragis.
Kata kata Natalia tentang dirinya yang tak mendapat bantahan sedikitpun dari seorang Ricky Ananta benar benar membuat jiwanya kembali terguncang.
Maulana mengeratkan dekapannya dan membawa kepala Maura bersandar pada pundaknya ketika ia merasakan tubuh gadis itu mulai gemetar.
Maura menangis. Air matanya tak lagi bisa ia bendung.
Hatinya sakit....
Jiwanya begitu rapuh saat ini.
" menangislah....mungkin dengan menangis bisa sedikit meringankan bebanmu " bisik Maura sambil tanpa sadar ia mencium pucuk kepala Maura.
Maura masih larut dalam kesedihannya, hingga ia pun tak menyadari perlakuan Maulana yang nampak begitu perhatian kepadanya.
Saat ini, ia hanya butuh pundak untuk bersandar.
Ketika Maura larut dengan kesedihan dan kerapuhannya.
Sedangkan Maulana pun turut larut dalam kesedihan Maura.
Seseorang nampak berjalan ke sana kemari dengan wajah tegang.
Berkali kali ia mendatangi ruang jurusan bisnis dan manajemen.
Namun seseorang yang ia cari tak kunjung ia temui.
" di mana kamu Maura..." bisiknya pelan pada dirinya sendiri.
Jujur ia benar benar di buat kelimpungan karena terus mencari gadis itu.
Perlakuannya tadi terhadap gadis itu membuat batinnya tak tenang.
Ia sungguh merasa bersalah.
Ia sudah meninggalkan Clara sejak tadi dan berlari mendatangi ruang rektor, namun tak ada siapa siapa di sana.
Dengan langkah gontai Akhtar melangkahkan kakinya meninggalkan gedung bisnis dan management.
Namun langkahnya terhenti ketika matanya melihat seseorang yang sedang ia cari itu nampak duduk di bawah pohon besar di taman belakang.
Tangannya terkepal erat ketika ia melihat Maura tak duduk sendiri di sana.
Bahkan ia melihat seseorang merangkul pundaknya dan Maura meletakkan kepalanya di pundak seseorang itu.
Cukup lama Akhtar berdiri di tempatnya menatap pemandangan yang entah kenapa membuat dadanya terasa sesak dan hatinya menjadi panas itu.
Sejak kejadian malam itu, Akhtar memang sudah mengklaim Maura sebagai miliknya.
Namun ia kesulitan untuk mengatakannya.
Tak lama ia melihat kedua orang itu bangkit dan berdiri.
Namun...
Kedua orang itu nampak berpisah dan mengambil arah yang berlawanan.
Sepertinya laki laki yang bersama Maura tadi akan kembali ke gedungnya.
Sementara Maura....
Entah gadis itu mau kemana, tapi yang jelas ia terus melangkah.
Dan Akhtar....
Pemuda itu diam diam mengikuti langkah kaki Maura dari arah belakang.
Menatap tubuh Maura yang terus melangkah, kemarahan di hati Akhtar tiba tiba sirna berganti perasaan yang entah yang ia sendiri tak mengerti.
Akhtar terus mengikuti langkah Maura yang ternyata menuju rooftop.
Sampai di ujung tangga, tiba tiba.....
Greppp.....
Akhtar yang tak mampu lagi membendung perasaannya. Antara rindu, rasa bersalah dan....
Entah apalagi.
Memeluk Maura dari belakang.
Kedua tangannya melingkari tubuh Maura dengan menjepit kedua tangan Maura di dalam pelukannya.
Kepalanya tertumpu pada pundak gadis itu. Aroma wangi yang menguar dari tubuh gadis itu membuatnya tenang.
" lepaskan aku....." sentak Maura marah
" maafkan aku....maaf...." bisik Akhtar di telinga Maura.
" lepaskan aku brengsek...." sentak Maura lagi sambil meronta.
Tapi semakin ia meronta, semakin Akhtar mengeratkan pelukannya.
" tidak...katakan kau memaafkan aku, aku sungguh minta maaf.
Aku tahu, tak seharusnya aku berbuat kasar seperti itu padamu " kata Akhtar.
" kita tak punya urusan, kau tak perlu meminta maaf padaku untuk apapun....
Aku bahkan tak perduli dengan bagaimana kau memperlakukan diriku
Lepaskan aku ku bilang...." sentak Maura lagi penuh amarah.
kata kata Maura tentang ketidak peduliannya atas perlakuannya padanya membuat Akhtar syok.
Perlahan Akhtar mengendurkan pelukannya, dan Maura segera melepaskan diri dari dekapan pemuda itu.
" jangan pernah menyentuhku...." sentak Maura lagi sebelum ia kembali menuruni anak tangga sambil berlari.
Ia mengurungkan niatnya pergi ke rooftop karena malas melihat Akhtar.
Ia bohong saat perlakuan pemuda itu mempengaruhinya.
Nyatanya hatinya sangat sakit ketika ia mengingat bagaimana Akhtar melempar dirinya ke belakang.
Akhtar terpaku di tempatnya.
Kata kata Maura benar benar menghentak jiwanya.
Gadis itu begitu kasar.
Sementara Maura,
Lagi lagi air matanya tak bisa lagi ia bendung, cairan bening itu mengalir begitu saja melewati pipinya dan bahkan semakin deras.
Ia sudah sakit dengan perlakuan Ricky,
Tapi pemuda itu datang dan membuatnya ingat dengan perlakuannya kepadanya tadi.
Ia ingat,
Akhtar menariknya dan melemparnya hanya untuk melindungi Clara.
" brengsek.....kenapa rasanya sakit sekali " ucap Maura sambil terus melangkah menuruni anak tangga dan mengusap kasar air matanya.
serrraaaangngng....🔫🔫🗡️🗡️💣💣
btw, majikanmu masih hidup jadi perjuangin... kalau perlu minta tolong sama kakek nenek Maura. mereka kayaknya udah mulai sayang sama Maura.
biar Ricky nyesel udah nyia-nyiain anak kandung sendiri demi anak orang.
anak yang kata-katain anak pelacur malah anak gadis baik-baik. justru yang dianggap istri yang baik malah seorang wanita murhn