Faiz cucu dari seorang pengusaha terkenal di kota tempat tinggalnya harus rela menikahi anak dari sahabat sang papa yang tak lain wanita satu-satunya yang sangat dia cintai namun Faiz harus rela memendam perasaan itu setelah sang gadis memutuskan untuk menyerah mendekatinya dan memilih kuliah di luar kota.
Namun takdir mempersatukan mereka dengan cara yang yang tak terduga yaitu Faiz harus menggantikan pria yang telah meninggalkan Naira di hari pernikahannya gara-gara di tangkap polisi.
Namun hati dan perasaan Naira pada Faiz sudah hilang karena Naira sudah mendapatkan pengganti Faiz. Namun takdir berkata lain Naira harus rela menjadi istri dari cinta pertamanya.
Apakah Naira masih ada perasaan untuk Faiz?.
Apakah Faiz bisa membuat Naira jatuh cinta lagi padanya?.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Astri Reisya Utami, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Curhatan Humaira.
Faiz duduk di salah satu restoran sedang menunggu seseorang. Tak lama seorang wanita cantik menghampirinya.
"Om" panggil wanita itu yang tak. lain Humaira sang keponakan.
Faiz mengangkat kepalanya dia kaget melihat Humaira yang sedikit kurus tidak seperti dulu.
"Duduk Mai" ucap Faiz dan Humaira pun duduk di depan Faiz.
"Kamu sakit? " tanya Faiz pada Humaira.
"Enggak kok bang, hanya saja aku lagi ngidam" jawab Humaira dan Faiz hanya tersenyum senang karena sang keponakan sedang hamil.
"Aku pikir kamu sakit karena papa kamu bilang kamu gak mau sering ketemu sama kita semua" ujar Faiz.
"Bukan gitu om, aku cuman gak mau jika sering bertemu kalian aku malah ingin pulang" balasnya.
"Kamu ini"
"Ada apa om ingin ketemu saya? " tanya Humaira.
"Gilang" jawab Faiz.
"Aku gak tau tentang dia om, cuman setelah kejadian om itu dia pergi ke pelosok entah dimana karena dia tidak menyebutkan tempatnya. Tapi sepertinya daerah Jawa Barat karena bahasanya bahasa Sunda" beritahu Humaira.
"Aku cuman dapat foto-foto itu saja yang aku kirim ke papa. Om bisa selidiki lagi saja" lanjut Humaira.
Faiz pun mengangguk namun entah kenapa selama Humaira bicara memperhatikan gerak gerik Humaira seperti ketakutan atau tidak nyaman. Namun Faiz tidak mau bertanya karena takut Humaira tidak nyaman.
"Kamu bahagia? " tanya Faiz.
Humaira menatap Faiz dengan tatapan terkejut.
"Aku bahagia om" jawabnya namun Faiz masih tidak percaya.
Setelah kepergian Humaira Faiz pun hendak pergi namun saat akan membuka pintu restoran Faiz tak sengaja melihat humaira sedang berbicara dengan seseorang dan Humaira sepertinya ketakutan.
Humaira pun masuk mobil dan mobil tersebut langsung pergi begitu saja. Faiz pun masuk mobil dan langsung pergi dari tempat tersebut.
Faiz pulang ke rumah dan di rumah saat ini sedang menyiapkan acara lamaran untuk Dira sang adik. Dira di jodohkan oleh sang papa Kian dan itu pun atas permintaan pihak laki-laku karena Dira sejak kecelakaan dan kakinya patah ia sudah tidak yakin akan ada pria yang mau menerima keadaannya apalagi setelah sang pacar memutuskannya.
"Abang" panggil Naira saat melihat Faiz pulang.
"Mau aku bikinin minum? " tanya Naira.
"Gak usah, aku mau cari bang Davin dulu" ucapnya lalu ke belakang rumah karena tadi sang kakak Alma memberitahu jika Davin di belakang.
Faiz langsung menghampiri Davin yang sedang berkumpul dengan Kian Indra dan Arya suami dari Melda.
"Bang" panggil Faiz pada Davin.
Semua orang melirik ke arah Faiz.
"Ada apa Faiz? " tanya Davin.
"Ada yang mau bicarakan bang" jawab Faiz.
Davin pun beranjak dan pergi menjauh bersama Faiz dari kumpulan laki-laki.
"Ada apa? " tanya Davin pada Faiz setelah merasa lumayan jauh.
"Abang apa gak ngerasa ada yang aneh dengan Humaira dan suaminya? "tanya Faiz pada Davin.
" Kamu habis ketemu Humaira? "tanya balik Davin dan Faiz hanya mengangguk.
" Abang udah tau semuanya, tapi biarkan saja dulu karena Humaira yang minta"ucap Davin.
"Tapi bang, aku lihat dia sepertinya menderita" ujar Faiz.
"Abang dan mbak Alma udah pernah bicara tapi Maira kekeh gak mau menjelaskan apa yang terjadi" balas Davin.
"Ya sudah kalau memang abang sama mbak sudah tau" ucap Faiz.
"Sekarang yang penting kita pantau saja, kalau sampai terjadi sesuatu sama Humaira abang gak akan tinggal diam" ucap Davin sambil menepuk pundak Faiz lalu pergi.
Faiz pun kembali masuk dan langsung naik menuju kamarnya. Naira yang melihat Faiz ke lantai atas langsung menyusulnya dan saat masuk ke kamar Naira melihat Faiz sedang duduk di pinggir kasur sambil memegang kepalanya. Naira yang khawatir Faiz kenapa-napa langsung mendekatinya.
"Abang kenapa? " tanya nya.
Faiz langsung melirik Naira dan tersenyum.
"Aku gak apa-apa kok sayang" jawab nya sambil merangkul Naira.
"Tapi kenapa abang kaya yang sakit gitu? " balas Naira.
"Abang cuman lagi berpikir saja, kapan kita bisa bulan madu lagi" ucap Faiz ngerjain Naira.
"Abang ih" sambil mencubit pinggang Faiz.
Faiz tertawa karena melihat Naira tersipu malu. Faiz pun langsung mengecup bibir Naira.
"Abang mau mandi dulu, mau ikut? " ujar Faiz membuat Naira langsung kabur keluar dan Faiz dia hanya menggelengkan kepala karena tingkah Naira yang seperti sedang kasmaran padahal mereka udah menikah hampir setahun walau sempat ada kejadian yang tak terduga.
Naira turun kembali namun dia kaget saat melihat Humaira datang dan penampilannya berbeda dengan dulu.
"Hai Nai" ucap Humaira saat melihat Naira.
Naira dia tersenyum karena masih kaget.
"Sayang" panggil Alma pada Humaira dan langsung memeluknya.
Naira dia masih memperhatikan penampilannya karena saat ini Humaira memakai hijab dan gamis yang sangat sederhana padahal suaminya anak dari orang kaya.
"Suami kamu mana? " tanya Erika sang tante.
"Di luar tante, lagi bicara sama papa" jawab Humaira.
"Oh, ya sudah duduk sana istirahat dulu" ucap Erika dan Alma langsung mengajak Humaira duduk.
Erika menarik tangan sang menantu Naira karena dari tadi seperti bengong.
"Jangan melihat Humaira seperti itu" tegur Erika membuat Naira nunduk.
"Mama tau apa yang ada di pikiranmu karena kita semua juga sama" lanjut Erika.
"Tapi ma" ucap Naira.
"Sudah jangan di bahas lagi takut dia denger"tegur Erika dan Naira pun diam dan langsung membantu sang mama.
Sorenya Naira dan Dira sedang menyiapkan untuk nanti malam di kamar Dira. Namun tiba-tiba Humaira datang membuat Dira dan Naira saling lirik.
"Masuk Mai" ucap Naira dan Humaira pun masuk dan duduk di tempat tidur bergabung dengan Dira dan Naira.
"Aku pengen deh kaya lain" ucapnya tiba-tiba membuat Dira dan Naira saling lirik.
"Tapi aku sadar mungkin ini balasan buat aku karena dulu sering membuat kalian menderita hanya gara-gara aku" lanjutnya.
"Kok kamu ngomong gitu Mai? " tanya Naira yang merasa tak enak.
Humaira tersenyum lalu berkata "Aku ingin bahagia dengan pria yang aku cintai namun sepertinya itu hanya sebuah angan".
" Mai"ucap Naira dan Dira sambil memegang tangannya.
"Aku minta maaf Naira" ucap Humaira pada Naira, Naira langsung memeluknya dan Humaira langsung menangis di pelukan Naira.
Dira yang melihat itu ikut memeluk dan meneteskan air mata.
"Ini kedua kalinya aku mencintai seseorang tapi cintaku bertepuk sebelah tangan. Aku bertahan karena tidak mau membuat kedua orang tua ku malu" ucap Humaira dan Naira mengerti ucapan Humaira namun Dira dia malah bingung.
"Tidaka kan ada usaha yang sia-sia, bersabar lah. Aku yakin kamu pasti akan bahagia seperti ku" ucap Naira dan Humaira tersenyum.
.ujian rmh tangga naira luar biasa smg faiz cpt sadar lh ingatany
siap² aja ya sakti di gulingkn sm faiz de..