Felicia, seorang mahasiswi yang terjebak dalam hutang keluarganya, dipaksa bekerja untuk Pak Rangga, seorang pengusaha kaya dan kejam, sebagai jaminan pembayaran utang. Seiring waktu, Felicia mulai melihat sisi manusiawi Pak Rangga, dan perasaan antara kebencian dan kasih sayang mulai tumbuh di dalam dirinya.
Terjebak dalam dilema moral, Felicia akhirnya memilih untuk menikah dengan Pak Rangga demi melindungi keluarganya. Pernikahan ini bukan hanya tentang menyelesaikan masalah utang, tetapi juga pengorbanan besar untuk kebebasan. Meskipun kehidupannya berubah, Felicia bertekad untuk mengungkapkan kejahatan Pak Rangga dan mencari kebebasan sejati, sambil membangun hubungan yang lebih baik dengannya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dwi'rhmta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 10: Acara Perusahaan
Felicia sedang duduk di mejanya saat Pak Rangga menghampirinya dengan senyuman lebar di wajahnya.
Pak Rangga: "Felicia, saya ingin mengundangmu untuk menghadiri acara perusahaan malam ini. Ini adalah kesempatan baik untuk bersosialisasi dengan rekan-rekan kerja dan merayakan keberhasilan proyek kita."
Felicia: "Oh, terima kasih, Pak. Saya merasa terhormat diundang, tetapi saya tidak tahu apakah saya cocok untuk acara itu."
Pak Rangga: "Tentu saja kamu cocok! Kamu adalah bagian penting dari tim ini. Akan ada banyak orang yang ingin mengenalmu lebih baik."
Felicia merasa canggung, tetapi juga senang. Ia mulai membayangkan momen-momen yang bisa mereka habiskan bersama di acara tersebut.
Felicia: "Baiklah, Pak. Saya akan datang."
Setelah jam kerja selesai, Felicia pulang ke rumah dan mulai mempersiapkan dirinya untuk acara tersebut. Ia memilih gaun yang sederhana namun elegan dan merias wajahnya dengan penuh perhatian.
Felicia (dalam hati): "Ini acara yang penting. Aku harus terlihat baik dan percaya diri."
Setelah selesai bersiap, Felicia melihat cermin dan tersenyum pada refleksinya. Ia merasa sedikit gugup, tetapi juga bersemangat untuk bertemu Pak Rangga di acara itu.
Acara berlangsung di sebuah hotel mewah, dengan dekorasi yang indah dan suasana yang meriah. Felicia masuk dan melihat banyak rekan kerjanya, tetapi fokusnya langsung tertuju pada Pak Rangga yang sedang berbincang dengan beberapa kolega.
Ketika Pak Rangga melihat Felicia, wajahnya bersinar dan ia segera menghampirinya.
Pak Rangga: "Felicia! Kamu terlihat luar biasa malam ini!"
Felicia: "Terima kasih, Pak. Anda juga terlihat sangat rapi."
Felicia merasa sedikit lebih tenang saat berbicara dengan Pak Rangga. Mereka mulai berkeliling dan berbincang dengan rekan-rekan kerja lainnya.
Saat acara berlangsung, mereka berdua menemukan sudut yang lebih tenang untuk berbicara. Felicia merasa nyaman dengan Pak Rangga dan mulai merasakan kedekatan yang lebih.
Pak Rangga: "Saya senang bisa berbincang denganmu tanpa tekanan pekerjaan. Bagaimana menurutmu acara ini?"
Felicia: "Sangat meriah! Saya tidak menyangka bisa bersenang-senang seperti ini. Rasanya berbeda dari suasana kantor."
Pak Rangga: "Benar sekali. Kita perlu sesekali bersantai. Dan saya senang kamu bisa datang."
Felicia merasa senang mendengar perkataan Pak Rangga. Ia merasa bahwa mereka bisa berbagi lebih banyak hal di luar konteks pekerjaan.
Felicia: "Saya juga senang bisa hadir. Terima kasih telah mengundang saya."
Pak Rangga tersenyum dan mereka berbagi cerita tentang pengalaman masing-masing di perusahaan.
Seiring berjalannya waktu, keduanya semakin akrab. Mereka saling berbagi cerita lucu tentang hal-hal yang terjadi di kantor.
Pak Rangga: "Kamu tahu, ada satu kejadian lucu ketika saya baru mulai bekerja di sini. Saya salah mengirim email kepada seluruh tim dan membuat lelucon yang tidak pantas."
Felicia: "Serius? Apa yang terjadi selanjutnya?"
Pak Rangga: "Semua orang tertawa, dan saya merasa sangat malu! Tapi itu membuat saya merasa lebih dekat dengan mereka."
Felicia tertawa mendengarkan cerita Pak Rangga. Ia merasa hatinya bergetar melihat sisi humoris dan hangat dari atasan yang biasanya serius itu.
Felicia: "Saya juga pernah melakukan kesalahan. Saya mengirim laporan yang salah kepada Pak Rangga dan hampir membuatnya marah."
Pak Rangga: "Oh, saya ingat itu! Tapi kamu cepat memperbaikinya, dan itu menunjukkan betapa profesionalnya kamu."
Felicia merasa tersanjung dengan pujian itu, dan suasana di antara mereka semakin hangat.
Setelah beberapa saat berbincang, mereka berdua berdiri di tepi balkon, menikmati pemandangan malam yang indah.*
Felicia: "Acara ini benar-benar mengesankan. Saya merasa sangat beruntung bisa bekerja di sini dan memiliki rekan-rekan seperti Anda."
Pak Rangga: "Kamu adalah salah satu aset terbaik perusahaan ini, Felicia. Saya sangat menghargai semua yang kamu lakukan."
Felicia merasa bergetar mendengar pujian itu. Ia menyadari bahwa perasaannya terhadap Pak Rangga semakin dalam.
Felicia (dalam hati): "Apakah mungkin ada sesuatu yang lebih dari sekadar hubungan profesional ini? Atau apakah saya hanya mengkhayalkan?"
Pak Rangga menatap Felicia dengan serius, tetapi dengan senyuman hangat.
Pak Rangga: "Felicia, saya ingin kita bisa berbagi lebih banyak momen seperti ini. Kita bisa menjadi lebih dari sekadar rekan kerja."
Felicia merasa jantungnya berdebar. Ia tidak tahu harus berkata apa, tetapi ia merasakan harapan dan kegembiraan di dalam hati.
Acara berakhir, dan mereka berdua berjalan menuju mobil. Felicia merasa bahwa malam ini telah membawa kedekatan yang lebih dengan Pak Rangga.
Felicia: "Terima kasih atas malam yang indah, Pak. Ini adalah pengalaman yang sangat berkesan."
Pak Rangga: "Saya juga merasa senang, Felicia. Mari kita buat lebih banyak kenangan seperti ini."
Felicia tersenyum, merasa bahwa mungkin ada sesuatu yang lebih dalam hubungan mereka. Saat mereka berpisah, ia merasa bersemangat dengan apa yang akan terjadi di masa depan.