Tak di sangka tak di duga,mereka yang dulu awalnya bermain bersama,bersekolah di sekolah yang sama kini menjadi sepasang suami istri.
Namun bukan restu yang menghalang mereka melainkan perasaan,kedua nya bahkan tidak sadar saling mencintai hingga sama sama merasa kehilangan.
Ria Maheswari,Dendy Prasetya akan kah lamaran Dendy berujung ke pelaminan atau hanya cinta yang beda perasaan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ♍Virgo girL 🥀🌸, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB. 9 Gagal memiliki
Hooaaaammb!
Suara Ria,siapa lagi yang sejak tadi rebahan di sofa mengganti channel televisi yang tak jelas berhenti nya di bagian mana.Ia bahkan terus menguap menahan ngantuk atau hanya sekedar uapan.
Di halaman depan sudah mulai rapih,dan sebagian hiasan sudah di lepas oleh pemilik even.Segelintir orang masih ada di sana mondar mandir mengurus orang orang yang melepas tenda dan pelengkap nya.
"Nak,ibu menemukan ini di kamar mu.Ini apa ya?" ucap Ibu Aela,ia membawa bungkusan plastik sangat kecil berisi dua tablet berwarna putih.
Mata Ria membola. "Kurang ajar si Tejo kaya beginian di tinggal di kamar gua!".
Bukan nya menjawab,Ria merebut itu lalu beranjak dari sofa sedikit melompat melewati ibu nya dan lari ke kamar.
Menit berikut nya ia keluar dari kamar,tidak ada yang berubah dan hanya menambahkan cardigan yang panjang melebihi celana nya,Bu Aela saja masih duduk di sofa memandang Ria dengan bingung.
"Nak mau kemana?!"
"Tempat Tejo Bu..." seru Ria lantang.
Aela pun masih bingung,ia belum mendapatkan jawaban apa yang ditemukan nya tapi Ria sudah pergi begitu saja tanpa menjelaskan.
"Di antar ayah ya?" ucap Aela lagi,ia mencoba menyusul langkah Ria,tapi sayang langkahnya sangat cepat.
"Ri..Riaa,di antar ayah ya.Rumah Tejo jauh Ria!!" teriak Bu Aela dari depan pintu namun yang ia dapat hanya lambaian tangan Ria menandakan penolakan.
Aela pun menghela nafas,ia masih bingung dengan apa yang ia temukan tadi.
"Kenapa Bu?" tanya Nia,ia datang dari dalam membawa nampan berisi teh manis,kopi,dan juga air putih milik nya sendiri.
"Ria,tadi ibu menemukan sesuatu di kamar Ria.Tapi kata nya punya Tejo,ahh sudahlah!.."
Sementara Nia tidak berminat mencari tahu,mungkin hanya sesuatu milik teman adik nya dan itu wajar karena mereka semalam tidur di sana semua.
.
.
.
Tejo terkejut saat Ria datang tiba tiba dan melempar plastik kecil ke dada nya.
"Lo kalau bawa begituan jangan ke rumah gue dong Jo, Ibu gua tahu dan nanti kalau mba Nia yang tahu tambah repot,gua gak boleh lagi kerja di kaya begituan!"
Bingung,namun Tejo mengambil plastik kecil itu di tanah.Ia pun memegang dan melihat itu.
"Ini bukan nya..."
Hap!!!
Seketika plastik kecil itu beralih ke tangan Dendy.
"Ini punya gua.Makasih!".
Hanya mendekat,merebut lalu berbalik kembali lagi.Dendy tak seperti biasa nya yang selalu aktif dan di pastikan betah jika ada Ria di sana.
Kini ia bahkan tanpa berpamitan berjalan kembali lagi.Mengetahui itu Ria pun menyipitkan mata,ia curiga dengan Dendy.
"Den!!..."
Tak ada sahutan dari Dendy,lelaki itu seolah tak mendengar nya.
"Dendy!!!... Jelasin ke gua itu apa?!"
"Dendy berhenti di sana!!!" teriak Ria sekali lagi karena Dendy tak juga menghentikan langkah nya.
Akhirnya Dendy berhenti,dan Ria berlari mendekati nya.
Plak!!!... Ria menepuk bahu Dendy dengan keras.
"Lo ngapain sih,maksud Lo apa,ini apa?".
Tunjuk nya ke kepalan tangan Dendy.
"Ccckkk!... Bukan urusan Lo,gua mau balik ngantuk!"
Dendy menyingkirkan bahu Ria.Pun terhuyung dan ditolong oleh Tejo.Namun tangan Tejo ia singkirkan.
"Den... Kalau Lo masih denger omongan gua,berhenti di sana gua mau ngomong!" teriak Ria lagi,karena Dendy terus berjalan.
"Dendy,kalau Lo gak mau berhenti gua gak mau pulang dan gak mau kenal Lo lagi!!."
Seketika Dendy berhenti,ia menunggu Ria mendekati nya.
"Jo.. Lu pulang,biarkan kita berdua!"
"Tapi Lo berdua?" jawab Tejo.
"Gua bisa jaga diri,Lo pulang aja!"
Tejo menghela nafas,ia merasa aneh dengan perubahan teman nya.Berubah se drastis itu hanya karena sesuatu yang mungkin mereka juga tahu itu apa.
.
.
.
"Please Den,Lo konsumsi beginian buat apa?!" Ria bicara lantang,dan di sana tidak ada siapapun selain mereka berdua.
Sebuah gazebo kecil,biasa nya untuk bermain para balita saat sore hari sembari makan atau hanya sekedar jalan-jalan.
Dendy hanya berdecak.
"Lo punya segala nya, Papa Mama Lo baik,keluarga Lo utuh,adik Lo pinter berprestasi,kerjaan Lo mumpuni.Materi Lo punya!".
Setiap kata Ria tekan.Ia memandang Dendy yang menunduk bersandar di kayu penyangga.
"Gua gagal miliki Lo Ri". Jawab Dendy yang menurut Ria ngasal.
"Gak usah bercanda,gua serius Den!".
Srekkkk!!!
"Ri!!..." ucap Dendy saat Ria merebut sesuatu di tangan nya.
Ria loncat mencari batu lalu menumbuk sesuatu di plastik itu dan membuang di genangan air.
"Ccckkk Ri,gua belinya pakai uang kali Ri!"
"Bodo amat!!" jawab Ria cepat.
Ria mendekat kan wajah nya ke wajah Dendy,hingga mereka tak berjarak.
"Gua tahu Lo pakai begituan lagi.Gua bunuh Lo sekalian Den!"
"Kalau mati bareng Lo gak apa apa gua ikhlas!" jawab Dendy,ia hanya tersenyum.
"Gak sudi gua mati dengan cara konyol begitu.Dunia ini indah dan gua belum mencoba nya semua!"
"Cobain sama gue Ri!"
"Males Lo mor...Hempft!" Dendy mendekat membekap mulut Ria.
"Jangan bilang begitu disini,gua gak seperti itu.Gua cuma pengin tenang dengan cara instan,Lo selalu ada di pikiran gua Ri.Tapi Lo menganggap ucapan gua itu sebuah bualan lelucon semata!"
Bukan hanya mata mereka saja yang sangat dekat,Dendy bahkan menarik pinggang Ria untuk lebih dekat dengan nya.
Apa jadinya jika Ayah Ria tahu tentang ini,bisa bisa tenda di rumah nya tidak jadi di lepas dan akan ada pesta sesi kedua di adakan.Keinginan Nia maternity bersama pun juga akan terkabul.
.
.
.
To be continue