Kisah seorang pria yang terikat hutang dengan sistem karena di tolong oleh sistem ketika dia di khianati, di fitnah dan di bohongi sampai di bunuh di penjara untuk membalas dendam, sekarang dia berjuang untuk melunasi nya dengan membuat aplikasi yang melayani jasa balas dendam bagi pengguna nya, baik yang masih hidup atau sudah meninggal, bisakah dia melunasi hutang nya ? atau hutang nya semakin membengkak karena banyaknya "partner" di samping nya ?
*Mengandung kekerasan dan konten yang mengganggu, harap bijak dalam membaca dan maaf bocah tolong minggir.*
Genre : Fantasi, fiksi, drama, misteri, tragedy, supranatural, komedi, harem, horor.
Kalau berkenan mohon di baca dan tolong tinggalkan jejak ya, like dan comment, terima kasih.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mobs Jinsei, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 14
Akhirnya, karena Irene tidak membawa pakaian, Angel meminjami pakaian nya. Setelah selesai berpakaian, ketiganya berkumpul di kamar Rei.
“Ok sekarang jelaskan kak,” ujar Angel sambil melipat tangan di dada.
“Jadi dia ini.....pacar ku hahaha,” ujar Rei.
“Kok pacar, istri,” ujar Irene sambil merangkul lengan Rei di sebelahnya.
“Tu..tunggu, apa maksudnya istri kak,” teriak Angel.
“Ren, kamu diem dulu ya, plis diem dulu (menoleh melihat Angel) dia pacar bukan istri,” ujar Rei.
“Jadi tadi kakak pulang bawa pacar ? kok ga bilang bilang, mama tau ga ?” tanya Angel.
“Um...enggak hahaha,” jawab Rei.
Tiba tiba Angel membungkuk menatap Irene di sebelah Rei, dia mengamati wajah Irene dengan seksama,
“Um ada apa ya ?” tanya Irene.
“Kakak....namanya Irene Renata bukan ?” tanya Angel.
“Eh...kamu kenal aku ? iya bener, kamu siapa ya ?” tanya Irene.
“Loh kakak lupa sama aku, ini aku Angel, kita kan di klub bulu tangkis bareng, kakak sekarang udah sma 10 di sekolah ku kan, emang sih kita sekarang udah jarang ketemu, tapi dulu bareng kan, dulu rambut kakak panjang sekarang pendek makanya aku ga ngenalin tadi, bener kan kak ?” tanya Angel bertubi tubi.
“Bentar Ngel, dia ini baru habis kecelakaan, ingatan nya sedikit terganggu, dia lupa semuanya kecuali aku dan keluarganya,” potong Rei.
“Beneran kak Irene ?” tanya Angel.
“Iya bener, sori ya Angel,” ujar Irene.
“Aduh kenapa ga bilang, kakak ga apa apa kan ?” tanya Angel yang jongkok di depan Irene.
“Tidak apa apa kok, tenang aja, berarti kamu adik ipar ku ya Ngel hehe,” jawab Irene.
“Woit, urusan itu ntar dulu, aku tau kakak ku ganteng siapa juga mau jadi kakak ipar ku, kalian ketemu di mana ?” tanya Angel.
“Ya di sekolah kamu lah,” ujar Rei.
“Kapan ? emang kakak pernah ke sekolah ku ? ga pernah perasaan, aku minta jemput aja tar sok mulu,” ujar Angel.
“Lo ngomong dong, dimana kek,” ujar Rei di kepalanya kepada Irene.
“Duh dimana ya ? mall aja ya, tapi lo kompak,” balas Irene di kepalanya.
Keduanya menatap Angel yang akhirnya mengambil kursi dan duduk di depan keduanya sambil melipat tangan di dada. Irene menarik kursi Angel agar menghadap padanya,
“Kita ketemu di mall, waktu itu kakak kamu nolongin aku, trus aku minta kontak nya dan kita ngobrol terus, ya lama lama jadian deh,” ujar Irene.
“Bener tuh kak ?” tanya Angel.
“Bener, kok, ini buktinya,” ujar Rei memperlihatkan smartphone nya.
“Hmm ok, tapi aku ga terima nih,” ujar Angel.
“Hah apanya ?” tanya Rei.
“Kak Irene, aku juga suka kakak ku loh, ini ga bisa nih, paling ga aku mau saingan nih ama kak Irene,” ujar Angel.
Irene terlihat tidak mendengarkan ucapan Angel karena dia sedang sibuk membetulkan bajunya dengan menarik narik nya,
“Eh Ngel, kamu punya yang gedean dikit ga bajunya, ini sempit di bagian ini,” ujar Irene menunjuk dadanya.
Wajah Angel memerah ketika melihat dada Irene yang lebih besar dari dirinya, giginya sedikit gemeretak dan dia langsung menarik tangan Irene,
“Sini, ganti,” ujar Angel marah.
“Hehe makasih ya, kamu memang adik ipar yang baik,” ujar Irene.
“Aku belum terima kakak jadi kakak ipar ku,” ujar Angel.
“Brak,” pintu di tutup kencang setelah keduanya keluar, “huuuf,” Rei menarik nafasnya dan menghembuskannya,
[Untung sempat pakai ilusi untuk memperlihatkan chat history kamu hohoho.]
“Iya, untung sempet, bikin cape aja,” ujar Rei.
[Ga apa apa, demi harem.]
“Apaan sih lo, Angel itu adik gue tau ga, di tambah lagi dia juga cucu gue, yang bener aja lo,” ujar Rei.
[Ya ya kasihan Angel, perasaannya ga nyampe.]
“Perasaan apaan,” ujar Rei.
[Hmm sebenarnya dua dua nya kasihan karena perasaan mereka ga nyampe.]
“Lo ngomong apaan sih ?” tanya Rei.
[Ga penting, nanti juga kamu tahu hohoho.]
Tak lama kemudian, Irene dan Angel kembali ke kamar Rei, mereka sudah terlihat akrab satu sama lain,
“Dah akur ?” tanya Rei.
“Iya sih, tapi aku masih belum terima, besok gimana ?” tanya Angel.
“Ya tetap lah, ga masalah kan ?” tanya Rei.
“Emang besok mau kemana ?” tanya Irene.
“Ke mall, mau ketemuan ama temen dia,” ujar Rei sambil menunjuk Angel.
“Wah ikut dong,” ujar Irene.
“Ga bisa, kamu harus ke rumah sakit besok, ngerti ga,” ujar Rei.
“Yaaaa...iya deh, tapi pulangnya kamu ke rumah sakit ya, temenin aku hehe,” balas Irene.
“Iya, besok aku temenin, libur ini,” ujar Rei.
“Ehem...tolong ya, jangan mesra mesraan di depan ku,” ujar Angel.
“Hehe sori adik ipar ku yang manis,” ujar Irene.
“Enak aja, kalau kakak besok ikut percuma dong, rencana ku gagal,” ujar Angel.
“Oh iya ya hahaha, tenang aja, aku ga ikut kok, lagian aku masih harus ke rumah sakit besok,” balas Irene.
“Ya udah, besok pulangnya, aku nemenin kakak ikut ke rumah sakit,” balas Angel.
“Loh kok gitu ? mama sendirian dong di rumah,” ujar Rei.
“Ya ga apa apa, sebentar doang kan, mana boleh kakak berduaan ama kak Irene doang,” balas Angel.
“Loh emang kenapa kalau aku berdua kakak mu Ngel ?” tanya Irene heran.
“Grrrr.....walau kakak adalah idola ku dulu, tapi tetep aja aku ga rela,” teriak Angel.
“Klek,” pintu di buka, ketiganya langsung menoleh melihat ke pintu, mereka kaget melihat Laila berdiri di depan pintu,
“Apa sih kalian berisik banget, suaranya sampe kedengeran ke bawah (melihat Irene) oh...ada tamu ?” tanya Laila.
“Um...halo tante, saya Irene Renata, panggil saja Irene, saya pacarnya Rei hehe,” ujar Irene berdiri menunduk dengan kedua telapak rapat di dada.
“Hah ? Rei kamu udah punya pacar ? oh pantes kamu langsung pijitin mama waktu pulang, rupanya kamu diem diem bawa pacar kamu ke sini ya, bandel juga ya kamu,” ujar Laila marah.
“Eh...enggak ma, bener,” ujar Rei.
“Udah, sekarang semua turun, makan malam dulu,” ujar Laila sambil menutup pintu.
Terdengar suara langkah kaki Laila yang menuruni tangga, Angel langsung menoleh melihat Rei yang duduk di sisi ranjang,
“Tuh kan, mama marah,” ujar Angel.
“Ntar aku jelasin, sayang, tenang aja,” ujar Irene yang merangkul lengan Rei.
“Aduh, minggir dikit napa kak Irene,” ujar Angel yang kedua tangannya berusaha memisahkan Irene dari Rei.
Akhirnya Rei mengajak keduanya turun, begitu di bawah mereka melihat Laila sudah duduk di meja makan dengan makanan sudah tersaji di atasnya. Tanpa berbicara, Angel langsung duduk di sebelah Laila dan Rei juga Irene duduk di seberangnya, Laila langsung menoleh melihat Irene,
“Ayo makan dulu, nama kamu Irene kan ya, sini tante ambilin,” ujar Laila sambil menjulurkan tangannya.
“I..iya tante, tapi aku ambil sendiri saja, sekalian tante, jadi tante duduk aja,” ujar Irene berdiri.
Kemudian dia mengambil piring Laila dan mengambil nasi, setelah itu dia mengambil sepotong empal dan menuangkan sop ke mangkuk kemudian memberikannya pada Laila, setelah itu dia melakukan hal yang sama pada Rei dan terakhir Angel, barulah dia mengambil untuk dirinya sendiri.
“Wah kamu baik ya, sudah berapa lama berpacaran sama Rei ?” tanya Laila.
“Um kira kira enam bulanan tante,” jawab Irene.
“Dia senior ku ma, di sekolah,” potong Angel.
“Oh benarkah, wah dunia sempit ya, kamu ketemu dia di mana Rei ? sekolah Angel ?” tanya Laila.
“Di mall ma,” balas Rei singkat.
“Oh gitu, kamu emang ga pernah sih main ke sekolah Angel,” ujar Laila.
“Buat apa, sekolah ku kan lain ma,” ujar Rei.
“Uh dasar kakak, padahal banyak temen nanya kapan kakak lo dateng,” ujar Angel.
“Hehe pastinya, dia ganteng sih,” ujar Irene.
“Grrrr....aku masih belum merestui kalian loh kak Irene,” ujar Angel kesal.
“Eh...kamu kenapa Ngel ? cemburu ya ?” tanya Laila.
“Ah mamah, kenapa sih,” jawab Angel dengan wajah merah karena malu.
Akhirnya malam itu di putuskan kalau Irene boleh menginap di rumah Rei setelah memberi penjelasan pada Laila. Malam nya, Rei berbaring di ranjangnya sambil melihat statusnya,
“Gila, 14 miliar, ampun deh, si SS beneran renternir nih,” ujar Rei dalam hati.
“Blugh,” “gyuuut,” tiba tiba Irene muncul di sebelahnya dan langsung merangkul tangannya, Rei langsung kaget,
“Loh lo bukannya sama Angel ya ?” tanya Rei.
“Dia udah tidur kok, aman,” jawab Irene.
“Lah aman apanya ?” tanya Rei.
“Hehe aku mau tidur sini,” jawab Irene.
“Haaaaaah....gimana sih ini,” ujar Rei.
[Udah pasrah aja, kalau ga kasihan dia.]
“Grrrr kenapa juga lo ikutan,” balas Rei.
Malam itu, Irene tidur bersama Rei yang pada akhirnya tidak bisa tidur semalaman karena bertarung dengan belahan dirinya sendiri untuk tidak menyentuh Irene. Saat ini, Rei sama sekali tidak menyadari kalau selain Irene, masih banyak partner berikutnya yang menunggu dirinya datang. Dan tentunya hutangnya akan jauh semakin membengkak di banding sekarang.
Seorang polwan detektif yang hampir mati karena di jebak oleh atasan nya, seorang siswi pecinta misteri yang hidup sebatang kara dan sengsara, seorang mahasiswi kedokteran yang berniat mengakhiri hidup nya sendiri, seorang arwah gadis kecil yang di telantarkan kedua orang tua nya dan terakhir seorang reporter sekaligus fotografer wanita yang sedang meliput orang yang berbahaya.
mampir juga ya kak di cerita akuu