NovelToon NovelToon
Ku Yakin Bahagia Datang

Ku Yakin Bahagia Datang

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Berondong / Pernikahan Kilat / Percintaan Konglomerat / Keluarga / Cinta Murni
Popularitas:3k
Nilai: 5
Nama Author: Serena Muna

Gendhis Az-Zahra Bimantoro harus menerima takdir kematian ayahnya, Haris Bimantoro dalam sebuah kecelakaan tragis namun ternyata itu adalah awal penderitaan dalam hidupnya karena neraka yang diciptakan oleh Khalisa Azilia dan Marina Markova. Sampai satu hari ada pria Brazil yang datang untuk melamarnya menjadi istri namun tentu jalan terjal harus Gendhis lalui untuk meraih bahagianya kembali. Bagaimana akhir kisahnya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Serena Muna, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Penggabungan Dua Keluarga

Bismo kemudian mencoba mencari tahu lebih banyak tentang putri keluarga Wiryakusuma. Ia ingin mengenal gadis itu lebih dekat sebelum memutuskan untuk menerima atau menolak tawaran perjodohan tersebut. Ia mencari informasi tentang latar belakang keluarga, pendidikan, dan kepribadian gadis itu.

Dari informasi yang ia dapatkan, Bismo mengetahui bahwa putri keluarga Wiryakusuma bernama Amanda. Amanda adalah seorang wanita muda yang cantik, cerdas, dan mandiri. Ia memiliki karir yang sukses di bidang bisnis dan aktif dalam kegiatan sosial. Bismo merasa tertarik dengan Amanda, tetapi ia masih belum yakin apakah ia benar-benar mencintainya.

"Amanda terlihat seperti wanita yang baik," kata Bismo, dalam hatinya. "Tapi apakah saya benar-benar mencintainya?"

Bismo kemudian memutuskan untuk bertemu dengan Amanda. Ia ingin berbicara langsung dengannya dan mengenalinya lebih dekat. Ia ingin melihat apakah ada chemistry di antara mereka.

Pertemuan Bismo dan Amanda berjalan dengan lancar. Mereka berdua merasa nyaman dan nyambung satu sama lain. Amanda ternyata adalah wanita yang ramah, sopan, dan menyenangkan. Bismo merasa semakin tertarik padanya.

Namun, Bismo masih belum bisa memberikan jawaban pasti. Ia masih membutuhkan waktu untuk berpikir dan mempertimbangkan dengan matang. Ia tidak ingin terburu-buru dalam mengambil keputusan yang akan mempengaruhi hidupnya.

****

Sebagai wakil dari G Group dan komisaris utama BM Group, Renan tentu saja dilibatkan dalam perjodohan antara Bismo dan Amanda Wiryakusuma. Keluarga Wiryakusuma, dengan jaringan bisnisnya yang luas dan beragam, melihat perjodohan ini sebagai peluang emas untuk memperkuat posisi mereka di dunia bisnis. Mereka ingin menciptakan sinergi yang kuat antara kedua keluarga, membentuk sebuah grup bisnis yang kokoh dan berkuasa di berbagai sektor.

Renan, sebagai bagian dari keluarga yang memiliki kepentingan bisnis dalam hal ini, juga melihat adanya potensi keuntungan besar dari perjodohan ini. Ia menyadari bahwa penggabungan kekuatan antara G Group dan keluarga Wiryakusuma dapat menciptakan sebuah kekuatan ekonomi yang dahsyat. Keduanya bisa saling melengkapi dan memperkuat satu sama lain, membuka peluang bisnis baru yang lebih besar dan menguntungkan.

"Ini adalah kesempatan yang baik untuk mengembangkan bisnis kita," kata Renan, kepada Gendhis. "Keluarga Wiryakusuma memiliki jaringan yang sangat luas. Kita bisa memanfaatkan itu untuk memperluas pasar kita."

Gendhis, yang sudah mengenal Bismo dan memahami bagaimana kakaknya sangat berhati-hati dalam urusan asmara, tidak mempermasalahkan jika Bismo ingin menikah lagi. Ia hanya ingin kakaknya bahagia dan mendapatkan pasangan yang tepat.

"Aku tidak masalah kalau Mas Bismo mau menikah lagi," kata Gendhis, dengan nada yang tulus. "Aku hanya ingin dia bahagia."

"Aku juga ingin dia mendapatkan pasangan yang benar-benar mencintainya," timpal Renan. "Bukan hanya karena kekayaan dan kekuasaan yang dia miliki."

Renan kemudian menjelaskan kepada Gendhis tentang potensi bisnis yang bisa didapatkan dari perjodohan ini. Ia mengatakan bahwa penggabungan antara G Group dan keluarga Wiryakusuma dapat membuka peluang bisnis baru di berbagai sektor, seperti properti, infrastruktur, dan energi.

"Kita bisa membangun kerajaan bisnis yang lebih besar lagi," kata Renan, dengan nada yang penuh semangat. "Kita bisa menjadi penguasa pasar di Indonesia."

Gendhis, yang tidak terlalu tertarik dengan urusan bisnis, hanya mengangguk dan tersenyum. Ia lebih peduli dengan kebahagiaan kakaknya daripada keuntungan bisnis semata.

"Aku percaya Mas Bismo akan membuat keputusan yang terbaik," kata Gendhis. "Aku akan selalu mendukungnya."

Renan kemudian menemui Bismo dan menyampaikan semua informasi yang ia dapatkan dari keluarga Wiryakusuma. Ia menjelaskan tentang potensi bisnis yang bisa didapatkan dari perjodohan ini.

"Ini adalah kesempatan emas untuk mengembangkan BM Group," kata Renan, kepada Bismo. "Keluarga Wiryakusuma memiliki jaringan yang sangat luas. Kita bisa memanfaatkan itu untuk memperluas bisnis kita."

Bismo mendengarkan penjelasan Renan dengan seksama. Ia menyadari bahwa perjodohan ini bisa menjadi jalan baginya untuk mencapai kesuksesan yang lebih besar. Namun, ia juga tidak ingin mengorbankan kebahagiaannya demi bisnis semata.

****

Perlahan tapi pasti, Renan mulai melibatkan Malizi dalam orkestrasi pemberitaan terkait potensi penggabungan dua grup konglomerasi, G Group dan keluarga Wiryakusuma. Renan, yang belajar dari kesalahan Khalisa dan Marina, memilih pendekatan yang lebih halus dan strategis. Ia tidak ingin pemberitaan terkesan terlalu blak-blakan atau frontal seperti yang biasa dilakukan oleh dua wanita kejam itu.

Renan meminta Malizi untuk mulai "menggiring" berita di media sosial dan media mainstream. Tujuannya adalah untuk menciptakan opini publik yang positif terhadap potensi penggabungan dua grup konglomerasi ini. Malizi, dengan keahliannya dalam bidang jurnalistik, tentu saja sangat memahami apa yang harus ia lakukan.

"Kita harus membuat berita ini terlihat menarik dan informatif," kata Renan, kepada Malizi. "Jangan sampai terkesan seperti propaganda."

"Saya mengerti, Pak Renan," jawab Malizi. "Saya akan membuat berita yang berimbang dan profesional."

Malizi kemudian mulai bekerja. Ia menulis artikel-artikel yang membahas tentang potensi sinergi antara G Group dan keluarga Wiryakusuma. Ia juga membuat infografis dan video yang menjelaskan tentang keuntungan dari penggabungan dua grup konglomerasi ini.

Berita-berita yang dibuat oleh Malizi pun mulai menyebar di media sosial dan media mainstream. Masyarakat mulai tertarik dengan potensi penggabungan dua grup konglomerasi ini. Banyak yang melihatnya sebagai peluang besar untuk kemajuan ekonomi Indonesia.

"Ini adalah langkah yang bagus," kata seorang netizen di media sosial. "G Group dan keluarga Wiryakusuma adalah dua kekuatan besar di Indonesia. Jika mereka bergabung, mereka pasti akan semakin maju."

"Saya setuju," timpal netizen yang lain. "Penggabungan ini akan menciptakan lapangan kerja baru dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat."

Berita-berita positif tentang potensi penggabungan dua grup konglomerasi ini pun sampai ke telinga para investor. Mereka pun mulai tertarik untuk berinvestasi di perusahaan gabungan tersebut.

"Ini adalah peluang emas," kata seorang investor. "Saya yakin perusahaan gabungan ini akan sangat sukses."

Dengan dukungan dari masyarakat dan investor, potensi penggabungan dua grup konglomerasi ini semakin besar. Renan dan Malizi pun merasa senang karena rencana mereka berjalan dengan lancar.

****

Sayangnya, di balik gemerlap kesuksesan dan potensi penggabungan dua konglomerasi besar, tersimpan intrik dan persaingan bisnis yang tak kalah sengit. Keluarga Soenoto Djojowihardjo, yang juga merupakan salah satu pemain besar dalam dunia bisnis Indonesia, merasa iri dan tidak terima jika keluarga Wiryakusuma yang akan berbesan dengan G Group. Mereka melihat ini sebagai ancaman terhadap dominasi bisnis mereka.

Keluarga Soenoto Djojowihardjo, yang juga memiliki jaringan media mainstream yang kuat, tidak tinggal diam. Mereka berusaha untuk menggagalkan rencana penggabungan tersebut dengan cara yang halus namun efektif. Mereka menggunakan corong media yang mereka miliki untuk membentuk opini publik yang negatif terhadap keluarga Wiryakusuma.

Berita-berita yang mereka sebarkan berusaha untuk merusak citra keluarga Wiryakusuma di mata masyarakat. Mereka mengangkat isu-isu sensitif yang dapat mempengaruhi pandangan publik terhadap keluarga tersebut. Mereka juga menyoroti kelemahan-kelemahan bisnis keluarga Wiryakusuma dan membesar-besarkannya.

"Keluarga Wiryakusuma tidak layak bersanding dengan G Group," tulis salah satu media yang dikendalikan oleh keluarga Soenoto Djojowihardjo. "Mereka memiliki rekam jejak bisnis yang buruk dan tidak transparan."

1
Mika Su
sangat relate sskali
Serena Muna: terima kasih kakka
total 1 replies
Mika Su
sangat menarik sekali
Mika Su
aku kok gedeg ya liat tokohnya
Nikma: Permisi kakak Author ...

Halo kak Reader, kalau berkenan mampir juga di novel aku 'Kesayangan Tuan Sempurna' yaa..
Terima kasih😊🙏
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!