NovelToon NovelToon
Reborn For Revenge

Reborn For Revenge

Status: sedang berlangsung
Genre:Percintaan Konglomerat / Crazy Rich/Konglomerat / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Kelahiran kembali menjadi kuat / Dijodohkan Orang Tua / Bullying dan Balas Dendam
Popularitas:56.4k
Nilai: 5
Nama Author: Violetta Gloretha

⚠️Warning⚠️

Cerita mengandung beberapa adegan kekerasan


Viona Hazella Algara mendapatkan sebuah keajaiban yang tidak semua orang bisa dapatkan setelah kematiannya.

Dalam sisa waktu antara hidup dan mati Viona Hazella Algara berharap dia bisa di beri kesempatan untuk menembus semua kesalahan yang telah di perbuatnya.

Keluarga yang dicintainya hancur karena ulahnya sendiri. Viona bak di jadikan pion oleh seseorang yang ingin merebut harta kekayaan keluarganya. Dan baru menyadari saat semuanya sudah terjadi.

Tepat saat dia berada di ambang kematian, sebuah keajaiban terjadi dan dia terbawa kembali ke empat tahun yang lalu.

Kali ini, Viona tidak bisa dipermainkan lagi seperti di kehidupan sebelumnya dan dia akan membalas dendam dengan caranya sendiri.

Meskipun Viona memiliki cukup kelembutan dan kebaikan untuk keluarga dan teman-temannya, dia tidak memiliki belas kasihan untuk musuh-musuhnya. Siapa pun yang telah menyakitinya atau menipunya di kehidupa

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Violetta Gloretha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

33

    Setelah makan malam, Viona terlihat tak berdaya karena perutnya yang kekenyangan. Dia tidak tega untuk mengecewakan perhatian yang di berikan kedua kakaknya dan ayahnya. Sembari berjalan menaiki tangga menuju kamarnya, Viona mengusap perutnya.

    Begitu sampai di atas, Viona menyadari bahwa Ziya mengikutinya, menghampirinya dengan raut wajah penuh harap.

    Viona merasa sedikit bingung, tetapi dengan kondisinya saat ini, ia tidak punya tenaga untuk meladeni omong kosong Ziya.

    Viona memilih berjalan mendekati kamarnya dan membuka pintu, lalu masuk ke dalam, tetapi kemudian ia mendapati hal yang mengejutkannya, Ziya kembali mengikutinya.

    Begitu mereka berdua masuk kedalam kamar Viona, Ziya segera menutup pintu kamar, memberikan kesan bahwa apa yang akan dibicarakan adalah rahasia. "Viona, tadi Leo ngomong apa aja ke kamu?."

    Viona mengernyitkan dahinya. 'Leo? Kenapa sebut-sebut cowok brengsek itu?.'

    Melihat Viona yang tetap diam, Ziya segera meraih tangan Viona. "Viona, kenapa lo cuman diam aja? Lo ketemu sama Leo kan hari ini? Apa dia ngomong sesuatu yang bikin kamu sedih?." Tanya Ziya mendesak.

    Barulah setelah mendengar perkataan Ziya, Viona menjadi tahu situasinya. 'Jadi, Ziya mikirnya gue hari ini ketemuan sama Leo?.' Viona hampir kehilangan kendali atas ekspresi wajahnya.

    Ia mendudukkan dirinya di tepi tempat tidur dan mencoba bersikap tenang. "Ngga, gue ngga ketemuan sama dia. Mungkin, dia ngga mau liat gue, jadi gue mau fokus aja sama bertunangan gue sama Varell." Jawab Viona.

    "Tapi, pertunangan itu ngga akan berhasil!." Suara Ziya tiba-tiba meninggi. Lalu beberapa detik kemudian, Ziya menyadari kesalahannya dan terbatuk-batuk pelan. "Ah, Leo harus di hukum karena dia ngga mau nemuin kamu. Tapi, lo jangan buru-buru tunangan sama Varell. Siapa tahu, mungkin aja Leo mau sama kamu pada akhirnya."

   Viona mengusap perutnya, ketika ia tiba-tiba merasa mual. 'gue? Sama Leo? Idih, ogah banget!.' Batinnya.

    "Ziya, gue ngga bisa ngendaliin situasi pertunangan itu. Kenapa ngga lo aja yang ngomong ke papa sama Varell?." Viona mengedipkan matanya yang besar dan polos, menatap Ziya dengan ekspresi serius.

    Ziya terkejut mendengar hal itu, dia bukanlah gadis yang bodoh, yang mau membicarakan masalah itu dengan Arga. Sedangkan Varell, Ziya juga bahkan tidak berani membicarakannya kecuali dia sudah tidak menyayangi nyawanya sendiri. Pikiran Ziya menjadi gelisah saat dia bertanya-tanya apa yang sedang Leo rencanakan untuk membantunya dalam situasi ini, ditambah saat ini Leo juga sangat sulit untuk di hubungi.

    "Ziya, gue cape dan gue pengen tidur. Kalau lo ngga punya urusan penting lagi, lo bisa keluar dari kamar gue sekarang!." Usir Viona.

    Melihat Viona yang kurang bersemangat, Ziya mengira bahwa itu mungkin karena Viona tidak bertemu dengan Leo hari ini. Jadi dia mengangguk. "Ya udah, lo istirahat dulu. Gue pergi."

    'Hufh! Akhirnya pergi juga.' Batin Viona.

    Ziya yang tadinya ikut duduk disebelah Viona, kini berdiri dan pergi dari kamar Viona dengan perasaan yang bercampur aduk. Dia bergegas kembali ke kamarnya karena ingin segera menghubungi Leo, tetapi lagi dan lagi Leo tidak menjawab panggilan teleponnya, bahkan setelah mencoba beberapa kali. Ziya kesal dan sangat marah, ia hampir melemparkan ponselnya karena marah.

    Mungkin ketika Leo setuju untuk menghubunginya, di saat itulah Viona sudah bertunangan. Ziya menggigit jarinya, dari matanya terpancar tatapan iri dan dendam.

    Sementara itu Viona kini sedang berbaring di atas tempat tidurnya, tengah mencerna apa yang ada didalam pikirannya, tetapi tiba-tiba ia mendengar suara ketukan di pintu kamarnya.

    "Ya, masuk!." Kata Viona dengan terpaksa mengubah posisinya menjadi terduduk.

    Kemudian seorang gadis berpakaian seragam pelayan berwarna biru membuka pintu dan masuk ke dalam. Dia memiliki penampilan yang lembut dan dalam sekali melihat saja Viona sudah bisa mengenali siapa gadis itu. Di kehidupan sebelumnya, setelah Ida meninggal karena kankernya, gadis itu datang untuk menggantikan posisinya. Viona yakin bahwa dia adalah salah satu antek Erina.

    "Non, nama saya Yunita Kristina, Nyonya Erina bilang kalau saya harus melayani Non Viona dan ngelakuin apa aja yang non perintahkan. Beliau juga bilang kau Bik Ida lagi ambil cuti kerja selama beberapa hari." Katanya dengan sopan.

    Ya, Erina merasa menjadi gelisah setelah Maya melapor padanya bahwa Viona menolaknya dan bahkan telah mengganti kunci pintu kamarnya. Jadi, Erina mengirim Yunita untuk mengawasi Viona dan mencari tahu apa saja yang Viona lakukan, berikut dengan rahasia-rahasia yang mungkin Viona ceritakan padanya, seperti Viona yang biasa curhat pada Ida.

    Viona perlahan bangkit dari duduknya dan tersenyum manis. "Oh, serius? Tante Erina baik banget ke gue."

    Diam-diam, Yunita terkekeh geli  melihat Viona yang bertindak begitu bodoh. Dia bertanya-tanya apa yang sebenarnya Erina khawatirkan, hingga bersikap paranoid. "Itu benar, Non. Nyonya Erina selalu memikirkan mu." Jawab Yunita.

    Viona tersenyum. Entah apa yang ada di dalam pikirannya, namun ia tidak mengatakan apa pun. Ia menoleh ke arah meja dan meraih sebuah kunci sebelum akhirnya melemparkannya ke arah Yunita. "Karena sekarang lo jadi pelayan pribadi gue, itu kunci kamarnya." Viona tersenyum licik. "Lo harus simpen kunci itu dengan baik dan jangan sampe hilang."

    

    Yunita terkejut, tetapi dia mengangguk pelan sebelum akhirnya membungkuk untuk meraih kunci itu di lantai. "Ya, non." Meski pun Yunita terdengar hormat, matanya menunjukan rasa jijiknya. 'Viona pasti bodoh banget karena dia bisa dengan mudahnya di tipu. Ngga heran Viona kan udah di manipulasi sama Nyonya Erina dan Non Ziya.' Batinnya.

    "Kalau ngga ada yang lain, Lo bisa pergi? Gue mau istirahat." Kata Viona.

    "Aku permisi, Non." Jawab Yunita, sebelum akhirnya pergi.

    Setelah melihat Yunita menghilang, senyum Viona menghilang, berjalan menutup pintu kamarnya dan pergi ke ruang belajarnya, ingin melanjutkan ukiran kayunya.

    Viona tidak tahu mengapa Varell, pria dingin itu tiba-tiba marah padanya. Tetapi itu tidak masalah, di pesta pertunangannya besok, ia akan mencoba mendapatkan kepercayaan Varell sepenuhnya.

    ***

    Tiga hari kemudian.

    Suasana di kediaman Algara agak sibuk karena hari ini adalah hari pertunangan Varell dan Viona. Selama beberapa hari terakhir, Viona tiba-tiba bersikap menjadi lebih sopan dan berpikir bijaksana, yang membuat Arga merasa senang.

    Arga mengira pertunangan akan berjalan lancar, tetapi sekarang Viona tiba-tiba menjadi bersikap aneh lagi.

    "Kenapa sampai sekarang Viona belum turun juga? Kita udah panggil dia dari tadi." Arga melangkah dengan gelisah menuruni tangga dan menatap Dirga yang berjalan disampingnya.  "Bukannya dia udah janji mau pergi sama kita ke kediaman Bramasta? Kenapa dia belum juga keluar dari kamarnya?."

    "Viona bilang lagi ngerjain sesuatu yang penting banget dan minta supaya kita ngga ganggu dia. Bentar lagi dia juga turun." Jawab Dirga.

    "Apa yang lebih penting daripada pertunangan hari ini?." Erina yang menunggu di bawah dan mendengar percakapan Dirga langsung segera ikut buka suara, raut wajahnya menunjukan kekhawatiran, tetapi hatinya tidak bisa menahan rasa bahagianya.

   Tentu saja! Erina yakin bahwa Viona tetap tidak ingin menikah dengan Varell! Semakin besar keributan karena ulah Viona, maka itu akan semakin baik bagi Erina.

    

    Setelah merenung sejenak, Arga menatap Erina, lalu menoleh ke arah putra-putranya. "Kalian pergi dulu ke kediaman keluarga Bramasta dan kasih tau mereka kalau Papa dan Viona datang terlambat karena ada beberapa hal penting." Begitu Arga selesai bicara, Gio nampak menggelengkan kepalanya.

    "Ngga, Pa. Gio mau berangkat sama adek!."

    "Ya, gue juga khawatir sama adek. Jadi, kita harus nemenin dia." Kata Dirga pada Gio.

    "Setuju, kak. Aku juga mau ikutan nungguin adek." Tambah Rasya.

    Sejenak Arga merasa ragu, ia tidak yakin dengan apa yang akan terjadi selanjutnya. 'Sudahlah, apa pun yang terjadi biarlah terjadi.' Batin Arga, pria itu menghela napasnya. 'Putra-putra ku memang selalu memanjakan Viona dari kecil, jadi terserah apa yang mau mereka lakuin.'

    Arga kemudian menoleh ke arah Erina dan Ziya. "Kalian berdua, pergi dan kasih tau keluarga Bramasta kalau kita punya urusan yang mendesak yang harus di selesaikan dan kita akan bergabung nanti."

    Keduanya menganggukkan kepalanya dan melangkah pergi keluar. Beberapa saat kemudian, setelah mereka berada di luar mansion, ekspresi Ziya berubah. "Kenapa Viona selalu jadi pusat perhatian? Dia itu cuma cewek bodoh yang ngga bisa apa-apa dan dia sama sekali ngga pantas jadi pusat perhatian semua orang!."

    Erina melirik putrinya. "Lebih baik dia ngga dateng. Dan kalau ternyata dia beneran ngga dateng di hari sepenting ini, itu pasti akan jadi pukulan yang menyakitkan buat keluarga Bramasta. Setelah itu, kamu yang akan punya kesempatan buat deketin Varell!."

    

    Mendengar hal itu, kilatan kegembiraan melintas di mata Ziya. Ya, jika Ziya benar-benar bisa menarik perhatian Varell dan menggantikan posisi Viona....

    Hanya dengan memikirkannya saja sudah membuat Ziya tidak bisa menahan kegembiraannya dan dia pun segera masuk kedalam mobil.

    **

    Sementara itu, di lantai bawah, Arga dan ketiga putranya telah menunggu hingga beberapa saat kemudian, tetapi mereka sudah tidak bisa menahannya lagi.

    Gio tiba-tiba berdiri dari duduknya, wajah tampannya di penuhi dengan kecemasan. "Ngga bisa gini terus, aku harus ke kamar adek. Gimam kalau dia punya pikiran pengen bunuh diri?."

    Arga menyemburkan tehnya, berdiri untuk memukul pelan kepala Gio. "Dasar ngawur aja kamu kalo ngomong! Apa kamu ngga bisa berpikir dulu sebelum ngomong kayak gitu?!."

    Gio tampak sedih. "Gio cuma khawatir, Pa."

    "Kamu mendiangan keluar aja dari pada mikirnya makin ngawur." Arga melayangkan tatapan tajamnya ke arah Gio.

    Meskipun raut wajah Arga menunjukkan kemarahan, tetapi dia diam-diam juga merasa khawatir. Bagaimana jika Viona benar-benar telah menyesali keputusannya dan melakukan sesuatu hal yang bodoh?

    Arga meletakkan cangkir tehnya dan bergegas naik ke atas, di ikuti oleh ketiga putranya.

    Ketika mereka sampai didepan kamar Viona, Gio dengan tidak sabar segera mengetuk pintu kamar Viona, tetapi tidak mendapatkan jawaban dari Viona.

    Arga dan ketiga putranya semakin panik, bertanya-tanya apakah Viona sudah melakukan hal yang buruk?

    "Minggir, biar Papa yang urus ini!." Arga menarik tangan Gio agar menyingkir dari depan pintu dan hendak menendang pintu kamar Viona, tetapi tiba-tiba mereka mendengar suara samar dari dalam ruangan. Pintu kemudian terbuka.

    ***

    Di kediaman keluarga Bramasta.

    Sebuah lampu gantung mewah dari Italia tergantung di tengah ruang tamu, memancarkan cahaya yang cemerlang. Di aula yang megah, diiringi simfoni yang merdu, para tamu berpakaian elegan memegang gelas anggur merah dan mengobrol, sesekali melirik seorang pria tampan bak dewa Yunani yang sedang duduk di ujung meja. Hari ini adalah pesta pertunangan tuan muda yang paling terhormat di kota Jakarta, Varellino Jonathan Bramasta.

    Bujangan yang seperti berlian ini selalu menjadi impian semua gadis di ibu kota. Semua orang menyesal sekaligus penasaran mengapa pria setampan itu justru memilih Viona yang tidak punya sopan santun, putri dari keluarga Algara.

    Ketampanan Varell jelas terlihat ketika dia mengenakan setelan jas yang didesain dengan rapi juga mewah dan duduk di ujung meja. Matanya yang dalam tampak dingin dan wajahnya yang tampan tampak serius.

    Sebenarnya, Varell telah bertunangan dengan Viona sejak kecil. Namun, selama bertahun-tahun, kepribadian Viona telah berubah dan gadis itu tidak hanya berpakaian tidak pantas, tetapi juga tanpa malu-malu mengikuti Leo dan ingin melarikan diri dari Varell.

    Baik kakek Varell maupun, orang tua dan para kerabat keluarga Bramasta sangat tidak puas dengan sikap Viona dan ingin membatalkan pertunangan mereka. Namun, Varell sendiri telah membuat keputusan untuk menikahi Viona, dan telah menahan keberatan dari keluarganya sendiri.

    "Tuan muda, mobil keluarga Algara sudah sampai." Kata Aldy setelah berjalan setengah berlari mendekati Varell..

    Mata Varell yang seperti burung phoenix terangkat, berkedip-kedip. Ia secara naluriah melihat ke arah pintu, dan riak melintas di tatapannya yang biasanya dingin.

    'Viona Hazella Algara'

   

1
Saythename_27
Luar biasa. Keren.

dan maaf, Kak, untuk rating sebelumnya.
aku ngelag jadi salah pencet.

sekali lagi maaf, Kak 🙏🙏
Saythename_27
Buruk
IndraAsya
👣👣👣
Abz
lnjut
Kharisma
penasaran IQ dia berapa eh bukan EQ nya
kok gak peka banget
Rossy Annabelle
next,, 💪
Abz
lanjut yg banyak thor
@haerani-d
dih! kita buktikan melalui cctv, daku percaya bi Ida g bersalah.
itu pasti kerjaan si anteknya ulat bulu /Smug/
Abz
lanjut
Abz
lnjut
@haerani-d
woi! maliiiing...!
hehehe, maling bibir /Curse/
kenapa bang, penasaran ya rasanya /Smirk/
lanjut kak, terimakasih /Kiss/
@haerani-d
hehehe ada yang gagal paham /Smirk/
awas salah mijit vio, nanti otot-ototnya pada setres kan kasian karena kang mijit amatiran /Bye-Bye/
Abz
lnjut
Abz
😂😂😂😂😂😂
Diyah Pamungkas Sari
🤣🤣🤣🤣🤣🤣 ngabrut! 🤣🤣🤣
Abz
lanjut
@haerani-d
sukurin tuh pelayan kurang adab, dihempaskan aja /Sneer/
haddehh kalian ini kapan sih saling terbuka, biar tidak miskom hanya saling berasumsi Mulu, daku jadi gregetan /Slight/
Rossy Annabelle
next,,,seru nih ceritanya
Anonymous
semangat kak/Rose/
Abz
felix klo tau si V itu vio gimana ya 😂
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!