Balas dendam seorang perempuan muda bernama Andini kepada mantan suaminya yang pergi karena selingkuh dengan janda muda kaya raya.
Tapi balas dendam itu tidak hanya kepada mantan suaminya, melainkan ke semua lelaki yang hanya memanfaatkan kecantikannya.
Dendam itu pun akhirnya terbalaskan setelah Andini membunuh dan memutilasi semua pria yang coba memanfaatkannya termasuk mantan suaminya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tresna Agung Gumelar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 9
Setelah selesai sarapan, Andini pun istirahat sambil bermain handphone. Tiba-tiba saja ada notifikasi kalau mobilnya Sandy jalan.
Andini pun segera masuk ke dalam mobil dan memantau dari dalam, soalnya gerbang perumahan terlihat dari situ juga.
Tak lama kemudian, mobil Sandy pun keluar dari gerbang perumahan menuju jalan Raya. Andini langsung mengikutinya. Andini tak tahu di dalam mobil itu Sandy sendiri atau bersama istrinya.
Dan ternyata mobil Sandy berjalan tidak jauh, dia menuju minimarket sepertinya mau ada yang dibeli, ternyata Sandy bersama istrinya, tetapi mereka kelihatan masih mesra. Padahal Andini berpikir mereka sedang tidak baik-baik saja karena semalam Andini mengirimkan bukti perselingkuhan Sandy.
Andini pun geram, tetapi Andini menyangka mungkin istrinya perlu bukti yang cukup kuat lagi. Andini pun berpikir bagaimana cara mencari bukti yang kuat itu.
Setelah mereka keluar dari minimarket, mereka pun pergi lagi tetapi Andini tidak mengikutinya, lagian kalaupun Andini mengikutinya percuma soalnya Sandy sedang bersama istrinya. Andini juga sudah punya data di aplikasi GPS nya jadi Andini tahu ke mana saja histori mobil itu pergi.
Andini pun berniat pulang dan mengembalikan mobil Rentalan nya. Dia menganggap hari ini sia-sia tanpa hasil.
"Hmmm. tetapi lumayan lah seenggaknya aku sudah menempelkan GPS di mobilnya, jadi aku gak perlu repot-repot mengikutinya lagi."
Andini pun mengemudikan mobilnya menuju tempat rental dan sampai akhirnya Andini juga sampai.
"Ko sebentar pake mobilnya Din?"
Tanya Om yang punya rental.
"Iya sebentar, ternyata cepet om urusannya hari ini."
"Hmmm. Terus kamu mau ke mana sekarang?"
"Aku mau langsung pulang om."
"Jangan dahulu pulang lah Andini, di sini dahulu saja temenin om."
"Rumahku berantakan om, aku harus beres-beres rumah hari ini, lain kali saja ya om, aku kasih nomerku deh ya, nanti kita chat saja bagaimana?"
"Hmmm alasan mulu kamu ini, yaudah deh dapet nomermu juga saya sudah senang, tetapi dibales ya chatnya."
"Tenang om aku pasti bales ko, makasih ya om mobilnya untuk hari ini."
"Iya sama-sama sayang, gak cium om dulu nih?"
"Hmm, yaudah sini. Emuahh. Dahh om aku pulang yaa bayyy."
"Terima kasih Andini. dah."
Sambil berjalan Andini mengelap bibirnya dengan tangan.
"Najis ih, kalau gak butuh-butuh amat sudi aku melakukan ini cuih"
sambil meludah
Andini pun pulang menggunakan ojek online, dan sampai akhirnya Andini sudah di rumahnya.
Setelah di rumah, Andini tiba-tiba ingat sama Indra, udah lama sekali dia gak berhubungan lewat apa pun. Andini juga khawatir dan rindu sekali kepada Indra.
Di sini dia memberanikan diri untuk menelfonnya..
Tuuuutttt Tuuuttt.
Beberapa kali Andini menelfon indra tetapi tidak pernah diangkat. Andini sampai berpikir apakah indra ingin melupakannya karena menunggu Andini terlalu lama.
Andini sebenarnya ingin sekali ke rumah kostnya indra, tetapi Andini gatau di mana, soalnya indra nggak pernah memberi tahu lokasi tempat tinggalnya.
Andini hanya bisa pasrah sekarang kepada indra.
Setelah itu, Andini membereskan rumahnya dan menyapu halaman depan..
Disaat sedang menyapu halaman, tiba-tiba saja Indra berjalan melewati rumah Andini, tetapi dia menghiraukan Andini, rupanya dia tahu kalau Andini sedang ada di depan.. Andini pun bergegas mengejar indra...
"Indra Indra, Tunggu."
Indra pun berhenti dan gak mungkin tega membiarkan Andini mengejarnya.
"Indra kamu mengapa, kalau kamu marah bilang jangan seperti ini, kamu boleh semarah apa pun terhadapku, tetapi aku mohon jangan seperti ini, kamu tiba-tiba hilang tanpa kabar sedikitpun."
"Aku hanya ingin menjaga jarak denganmu Din, aku hanya gamau kita kelewat batas lagi."
"Tetapi jangan seperti ini, aku juga butuh kabar dari kamu. Daripada kamu seperti ini, mending kamu lupain aku selamanya, jangan pernah temuin aku lagi."
Andini pun menangis tersedu-sedu..
"Gak seperti itu juga Andini. Yaudah aku minta maaf ya, aku gamau kehilangan kamu, aku gak akan pernah ninggalin kamu. Udah ya aku minta maaf sayang."
"Yaudah tetapi kamu jangan seperti ini lagi, minimal kabarin aku Dra, aku tuh khawatir tiap hari sama kamu, aku chat dan telepon tetapi kamu gak pernah ada balasan sedikitpun. Jangan seperti ini lagi ya aku mohon!"
"Iya sayang aku akan kabarin tiap hari, sudah ya jangan menangis. Aku gak sanggup bila melihatmu menangis seperti ini."
"Iya Dra."
Andini pun dipeluk oleh indra,
"Udah yaa, kamu tenang sekarang!"
"Iya sayang, kamu mau ke mana Dra?"
"Aku mau ke kedepan nyari makanan buat makan siang."
"Kamu gamau ajak aku, aku belum makan juga loh."
"Hmmm yaudah ayo kita makan bersama ya, yaudah sana siap-siap terus kunci pintunya jangan lupa."
"Hmm iya sayang, tunggu sebentar ya!"
"Oke sayang"
Setelah siap-siap dan selesai mengunci pintu. Indra dan Andini pun berjalan menuju jalan Raya, dan indra mengajak Andini makan di rumah makan padang.
"Din, gapapa kan makannya di sini?"
"Gapapa ko Dra, asalkan sama kamu aku pasti senang-senang saja"
"Hmm, bisa saja. Yaudah kita pesan yuk"
"Iya ayo sayang"
Merekapun memesan makanan. Dan setelah itu makan bersama sambil ngobrol.
"Dra, selama gak ada aku memang kamu gak kangen begitu?"
"Ya kangen banget sih sebenernya, tetapi aku tahan-tahan saja."
"Hmm. Nyiksa hati kamu ini, terus sekarang senang dong bertemu aku lagi?"
"Ya senang lah Din, tetapi kita jangan terlalu deket seperti kemarin ya, bukannya aku gamau, tetapi aku hanya ingin seperti itu setelah kita menikah nanti."
"Iya sayang aku mengerti ko, maafin aku ya Dra, aku janji gak akan lama lagi kita pasti bakal menikah setelah semua kondisinya tenang ya."
"Kamu menunggu apalagi sih Din,? setelah menikah aku mau ajak kamu tinggal di kampungku, kamu gak perlu bekerja seperti sekarang, aku mau bahagiain kamu, kita mulai kehidupan dari awal sayang, aku juga ingin membuatmu melupakan bayang-bayang mantan suami kamu di sini, makanya aku ingin membawamu pergi jauh dari sini."
"Aku percaya ko Dra sama kamu, beri aku waktu ya! kamu sabar ya sayang, aku juga kan belum bilang sama orang tuaku kalau aku sudah cerai dengan suamiku"
"Hmmm. Berapa lama Din? apa aku harus mengantarmu pulang dan kita sama-sama bilang kepada orang tuamu?"
"Nggak perlu Dra, kasih aku waktu sebulan lagi ya, setelah ini aku janji aku bakal mengenalkan mu dengan orang tuaku. Sabar ya sayang, sebulan gak lama ko."
"Hmmm. Bagiku pasti lama Din."
"Dengan kekuatan cinta, kamu pasti kuat ko sayang."
"Hmmm jadi puitis ah kamu ini."
"Hehe."
Padahal Andini harusnya bisa hidup tenang setelah Indra benar-benar serius ingin mengajaknya menikah.
Tetapi memang Andini ini orangnya konsisten terhadap pendiriannya.
Dia tetap ingin membalaskan dendam kepada mantan suaminya. Mungkin rasa sakit yang dialami Andini kepada Sandy begitu besar Sekali, makanya Sandy harus merasakan lebih dari sakit yang Andini derita selama ini.
Setelah selesai makan, Indra pun mengajak Andini pulang. Dan setelah sampai di depan rumahnya Andini.
"Dra, kamu gamau mampir dahulu?"
"Enggak ah Din, kamu istirahat saja sayang ya, tidur siang jangan ke mana-mana lagi."
"Hmm iya deh, padahal aku masih kangen."
"Hmm. Yaudah deh nanti malam kita makan sama-sama lagi ya, mau kan?."
"Mau banget Dra, tetapi janji ya."
"Iya sayang janji. Udah makanya sekarang kamu istirahat terus tidur ya, biar cepet-cepet malem."
"Hmmm. Iya deh, tetapi ingin peluk dahulu sebentar saja boleh kan?"
"Hmmm manja ya. Yaudah sini sayang emmmmmm."
"Hehe emmmmmm. Makasih ya Dra. Aku sayang banget sama kamu."
"Iya aku juga sayang kepadamu Din. Udah ya sana masuk. Gak enak nanti ada yang liat ah."
"Iya sayang. Aku masuk dahulu ya, Jangan lupa nanti malam. Awas!"
"Iya sayang, bawel juga ya kamu ini."
"Hehe emmuah. Daah Indra sayang."
"Hmmm. Dasar. Iya sayang dah."
Andini pun langsung masuk ke dalam dan mengunci pintunya. Dia sedikit bahagia hari ini walaupun bertemu indra hanya sebentar.
Dia langsung pergi ke tempat tidur untuk tidur siang dan gak sabar ingin cepat-cepat malam untuk bertemu lagi dengan Indra.