Satu psikopat mampu menebar teror pembunuhan berantai, bagaimana jika ada enam psikopat berkumpul dalam satu tempat?
Sekelompok mahasiswa dan mahasiswi yang berasal dari kota Jakarta memutusan untuk liburan semester ke sebuah kota Kyoto dinegara matahari terbit, Jepang.
Mereka diajak oleh salah satu teman mereka, yang merupakan seorang blasteran Jepang bernama Ayana dan adiknya Yuki. mereka kemudian bertemu dengan seorang pemuda tampan asal Jepang yang mengajak mereka untuk mengunjungi sebuah kabin mewah ditengah hutan, kaki gunung Kurama.
Sekelompok remaja tersebut tidak tahu bahwa terdapat sebuah misteri dari hutan lebat tersebut, penduduk sekitar percaya bahwa pada saat kabut tebal turun dan menutupi isi hutan maka saat itupun para tentara Jepang jaman dulu keluar untuk mencari potongan tubuh mereka yang terpisah akibat terkena ledakan sebuah bom, penduduk desa meyakini hutan tersebut telah dikutuk.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SemyAngelina, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 9
Beberapa jam yang lalu..
Doni dan Ririn berjalan keluar dari dalam kabin tempat dimana teman-temannya tengah berkumpul, mereka bedua kemudian berjalan mengelilingi kabin tersebut diikuti oleh Rey.
“Kau masih punya perasaan terhadap Ayana? tampaknya pemuda bernama Ryu sudah menggoyahkan hatinya” ujar Ririn.
“Aku tidak peduli” jawab Doni datar.
“Sudah lupakan saja, kau tidak liat pemuda Jepang itu terlihat sangat tampan, dia juga memiliki warisan yang sangat mahal dari kedua orang tuanya”
“Rey, kau seperti menyulut api dengan bensin, Apa kau tidak merasa kasian pada Doni”
“Bukan itu yang menggangguku, tapi dari tatapan pemuda itu yang justru nampak mencurigakan bagiku”
“Apa yang mencurigakan?” ujar Ririn
“Pandangan matanya terasa dingin, meski dia tersenyum aku bisa merasakan keanehan, seperti ia tidak tulus dan teman-temannya juga nampak mencurigakan”
“Kau ini bicara apa?” ujar Rey menyepelekan.
“Aku pernah belajar tentang perilaku manusia, 3 persen manusia didunia terlahir memiliki kejiwaan tanpa empati yang biasa dikenal dengan psikopat”
“Omong kosong, kau hanya merasa kesal karena cemburu kan?” Rey kemudian meninggalkan Doni dan Ririn begitu saja.
“Dasar menyebalkan. jangan diambil hati iya”
“Terima kasih” Doni hanya tersenyum tipis.
Beberapa saat kemudian Rey Tiba-tiba kembali sambil berlari ke arah Doni dan Ririn.
“Kalian harus melihat ini, ada sesuatu yang menarik disebelah sana”.
Hari pun menjelang malam, nampak langit yang berwarna jingga.
Sebuah mobil berwarna putih terlihat tengah memasuki sebuah hutan dan menghempas dedaunan kering yang menutupi jalanan, beberapa saat kemudian. Mobil itupun berhenti beberapa meter dari sebuah tenda kosong, terlihat
seorang wanita yang tak lain adalah Akira, keluar dari dalam mobil putih tersebut bersama Tsubasa dan Kendo.
Merekapun mendirikan sebuah tenda berukuran sekitar 310 X 240 cm, yang dapat diisi oleh 4 orang dewasa, Akira juga sudah menarik pasukan yang tengah menginvestigasi tempat kejadian dimana hilangnya ketiga teman dari Tsubasa.
Setelah selesai, Kendo dan Akira pun segera mencari kayu bakar untuk membuat api unggun, sedangkan Tsubasa ditugaskan untuk menata barang bawaan dan juga menjaga tenda.
Bersamaan dengan selesainya pekerjaan masing-masing, cahaya langit pun meredup dan menjadi semakin gelap, suara binatang malam kian terdengar menyeruak dalam keheningan hutan tersebut.
Akira pun memasak air panas, untuk menyeduh sebuah mie cup dan kopi instan. Setelah jam menunjukan pukul 10 malam, tiba-tiba saja kabut tebal nampak turun dan menghalangi pemandangan serta memberikan kesan yang menyeramkan.
Akira dan Kendo pun memutuskan untuk masuk kedalam tenda, menyusul Tsubasa yang telah terlebih dahulu tertidur didalam tenda.
Mereka berdua pun merasa sangat mengantuk setelah menghirup udara yang berbau seperti belerang, dan akhirnya mereka pun turut tertidur.
Beberapa menit kemudian, terlihat tiga sosok manusia datang memakai sebuah masker oksigen lalu membuka tenda tersebut, begitu mereka masuk ke dalam tenda itu, terlihat Tsubasa yang tengah memberesi barang-barangnya, lalu menatap kearah mereka bertiga sambil tersenyum.
“Kalian cepat juga, bagaimana dengan kedelapan orang lainnya? tampaknya kita akan segera berpesta”.
Gadis tersebut tidak ikut pingsan karena dalam keadaan tengkurap, ia pun menyembunyikan sebuah tabung pernafasan seperti yang ada di rumah sakit hingga ia tidak ikut menghirup aroma dari asap bius.
1 Minggu yang lalu..
Sebuah suara teriakan kesakitan dan juga bau amis menyerbak di udara, seorang pemuda kurus berseragam sekolah tersadar dan tengah terikat disebuah kursi kayu bersama ketiga orang teman lainnya.
Kedua temannya bernasib sama seperti dirinya, yakni terikat dikursi sedangkan satu orang lagi tergeletak diatas lantai dengan tubuh bersimbah darah.
Pemuda kurus tersebut sayup-sayup melihat seseorang dengan tinggi sekitar 170 cm, memakai jas hujan bening dengan cipratan cairan berwarna merah pekat, berbau amis dan mengenakan sebuah topeng berwajah datar berwarna putih.
“Kau sudah sadar, kalau begitu maukah kau menjawab pertanyaanku tanpa perlawanan? karena kalau tidak, kau akan mati seperti dia” sosok lelaki itupun menendang tubuh yang tergeletak dilantai dan terlihat luka dileher nya yang menganga, bekas sabetan sebuah senjata tajam.
Sontak saja pemuda kurus tersebut berteriak histeris dan berusaha melepaskan diri, namun dirinya baru diam saat sosok lelaki itu mendekatkan sebuah pisau daging ke depan wajahnya.
“Tolong ampuni aku.. jangan bunuh aku, kumohon” pemuda tersebut pun menangis.
“Kalian sendirilah yang datang kemari, jadi nikmati saja apa yang akan terjadi pada kalian semua nantinya. Nah, pertama-pertama sebutkan dulu namamu dan juga ketiga teman-temanmu”
“Na..namaku Ichiro, di sebelahku bernama Kenzo dan Hideyoshi, lalu yang terbaring dilantai itu bernama Kyo”
“Ok, kalian aku kumpulkan disini kar..”
Aaahhh..
Kedua temannya mulai sadar dan kemudian berteriak ketakutan setelah melihat tubuh dari temannya yang terkapar dilantai dengan bersimbah darah.
“Bisa kalian diam, kalau kalian terus berisik aku akan membuat kalian menjadi lebih berisik lagi”
“Apa maksudmu dasar brengsek, cepat lepaskan kami!” ujar Kenzo panik.
Arrgghh..
sosok bertopeng itupun dengan cepat mengayunkan pisau dagingnya kearah wajah pemuda bernama Kenzo tersebut lalu menggores dan mengenai pipi kanannya.
“Haruskah ku bunuh kau dengan cepat?” tatap sosok itu kearah Kenzo.
“Tolong ampuni kami, kalian berdua tolong diam lah” ujar Ichiro tegas.
“Sudah tidak menarik lagi, aku sudah merasa sangat kesal”
Tiba-tiba pintu terbuka lalu masuklah satu sosok dengan tinggi 190 cm dan berbadan besar, ia membawa sebuah gergaji mesin berbentuk bulat.
“Apa ada permintaan terakhir? Mau kaki, tangan atau kepala yang akan disisakan?” sosok itupun kemudian melepaskan topeng nya dan terlihatlah wajah dari seorang pemuda tampan yang tak lain adalah Genji, pemuda tersebut pun menyeringai.
“Apa kau sudah siap kak?” ujar Genji pada kakaknya yang juga tengah memakai sebuah topeng datar berwarna putih, memakai jas hujan bening dan berbadan besar yang bernama Yamada.