cintanya yang terhalang restu dari wanita yang membesarkannya sedari kecil membuatnya harus melepaskan gadis yang teramat di cintai
Haikal Pramana seorang lelaki yang begitu penurut juga menyayangi ibunya harus bergelut dengan pilihan antara ibunya dan Maira
masa lalu Rima membuatnya lebih mementingkan egonya dari pada hatinya
Haikal dan Maira mencoba mempertahankan juga mendapatkan restu dari Rima
tapi Rima pun menghadirkan Diana di antara mereka
siapakah yang akan di pilih Haikal nantinya
cintanya ataukah menuruti kemauan ibunya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon melukismimpi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
kita berjuang dulu
Rima melihat perubahan pada putra nya itu, dia terlihat lebih pendiam bahkan kadang terlihat tak fokus pada pekerjaan nya. Rima menyadari perubahan itu dan alasan nya tapi ia pun tak ingin jika masa lalu nya hadir kembali di kehidupan nya yang sudah sangat damai ini
"Bu aku pamit ke cabang kita yang lain dulu, jika ibu lelah ibu bisa pulang atau istirahat saja di kantor" pamit nya lantas segera meraih tangan ibunya itu dan mencium nya dengan takzim
"Haikal apa kamu baik baik saja?" tanya Rima dan Haikal pun hanya membalas dengan senyuman
Segera Haikal membuka pintu mobilnya dan masuk ke dalam nya tapi ia di kaget kan dengan kedatangan Maira yang tiba tiba ikut masuk ke dalam mobil nya
"Mai apa yang kamu lakukan?" tanya nya tapi Maira bergeming justru lelehan air mata turun begitu saja membasahi pipi nya saat melihat Haikal
Haikal celingukan karena tak ingin keberadaan Maira di ketahui oleh ibu nya setelah memastikan jika Rima tak ada segera lelaki itu mengendarai mobil nya menjauh dari kedai yang baru saja di singgahi nya itu
Haikal menepikan mobilnya di sebuah taman yang lumayan jauh dari kedai nya, ia meminta Maira untuk ikut turun bersama nya bahkan saat di dalam mobil pun mereka tak saling bicara dan hanya suara tangisan Maira yang terdengar
"kenapa kamu bersikap seperti ini mas, kenapa kamu seperti menghindar dari ku" tanya Maira saat mereka berdua sudah duduk berdampingan di bangku yang berada di taman tersebut
"kita akhiri hubungan kita ini Maira, cari saja pengganti ku" tuturnya tanpa memandang wajah Maira
Bagai tersambar petir Maira merasa kaget dengan apa yang baru saja ia dengar
"kamu bercanda mas?"
"hubungan kita selesai di sini Maira, aku tidak ingin melanjutkan hubungan kita" tegas nya
"apa ada masalah mas? Apa ibu mu tidak merestui hubungan kita?" tanya lagi seolah masih belum percaya dengan apa yang baru saja di dengar nya
Haikal tetap bergeming ia pun merasakan sakit di hati nya dengan mengakhiri hubungan nya dengan Maira tapi di sisi lain dia pun tak ingin membuat Rima selalu teringat akan masa lalu nya jika ia tetap melanjutkan hubungan nya dengan Maira
"mas jika karena restu Tante Rima kenapa kita tidak berjuang dulu, bukan kah dulu Tante Rima menyetujui hubungan kita mas lalu kenapa sekarang Tante Rima berubah pikiran"
"tidak ada hubungan nya dengan ibu Mai,ini semua keputusan ku sendiri. maaf Mai mungkin ini menyakitkan bagi mu tapi aku sudah tidak bisa melanjutkan hubungan kita lagi" tegas nya lantas segera beranjak meninggalkan Maira seorang diri tanpa berani lagi menatap wajah sedih Maira sedangkan Maira sendiri masih terpaku dengan keputusan Haikal secara sepihak itu
Rasa sedih mendera mereka berdua, Haikal yang tadi terlihat tegar di hadapan Maira kini justru larut dalam kesedihan seorang diri. Ia mengemudikan mobil nya menuju arah pantai lantas menenggelamkan kan wajah nya di atas kemudi
Keputusan yang teramat berat bagi nya bahkan dia pun sudah memikirkan ini selama seminggu lamanya hingga keputusan ini lah yang menurut nya terbaik karena tak ingin membuat Rima semakin sakit hati, baginya Rima adalah segalanya, membahagiakan Rima adalah tujuan utama nya
Rasa sesak di dalam dada nya masih terasa hingga beberapa saat setelahnya ia pun akhirnya memutuskan untuk kembali ke tujuan awalnya untuk mengecek kedai kedai ayam geprek miliknya yang lain
Bagaimana pun dunia harus terus berjalan sebagaimana mestinya, Haikal pun memutuskan untuk menenggelamkan rasa sakit hati nya dengan pekerjaan nya
Sedangkan Maira, ia berjalan gontai menuju rumah kontrakan nya. Ia yang memang izin kerja hanya setengah hari pun kini sudah berada di ruang nya sebelum jam pulang kerja dan itu membuat Hesti juga Heri terkejut melihat nya
"kok sudah pulang Mai" tanya Hesti pelan tapi putrinya itu hanya menoleh sekilas lantas segera berlalu meninggalkan kedua orang tuanya dan pertanyaannya
Maira menelungkup kan tubuhnya di atas ranjang miliknya lantas menutup kepala nya dengan bantal agar tangis nya tak ada yang mendengar. Ia tumpahkan segala kesedihan juga resah hati nya di sana.
Hubungan yang berjalan begitu harmonis selama dua tahun harus selesai karena keputusan salah satu pihak bahkan alasan untuk mengakhiri semua nya pun masih belum ia tahu
Hesti melihat jika putri nya itu sedang tidak baik baik saja dan ia pun memutuskan untuk memasuki kamar Maira yang tidak di kunci tersebut
"Mai... ada apa, kamu kenapa?" Hesti tak tahan untuk tak bertanya apalagi di lihat nya kini sang putri seperti sedang menangis
Maira membalikkan badannya lantas kembali tangis nya pecah di pelukan Hesti, sampai beberapa saat setelah nya Hesti hanya mampu mengusap punggung Maira tanpa berani bertanya sebelum putri nya itu benar benar tenang
"cerita kan sama ibu Mai, kamu kenapa sampai nangis seperti ini"
Maira yang sudah sedikit tenang pun akhirnya menceritakan jika Haikal memutuskan hubungan mereka secara sepihak dan itu membuat nya juga sedikit shock
Hesti sudah memimpikan kehidupan yang lebih layak jika Maira bisa bersanding dengan Haikal karena ia pun sudah lelah dengan keadaan yang serba kekurangan seperti ini apalagi Heri pun tak mau bekerja hanya mengandalkan dirinya yang kini bekerja sebagai tukang cuci gosok juga dari penghasilan Maira yang tak seberapa bekerja di toko buah
"astaga Maira lalu bagaimana ini, kamu menerima nya? Di putus sepihak oleh Haikal!!!. Tidak Maira tidak kamu harus kembali sama dia, kamu lihat kan bagaimana keadaan kita saat ini. Kita bisa tidur dengan nyenyak karena apa, karena Haikal mai yang membayar biaya kontrakan rumah ini juga setiap dia datang ke sini dia tidak pernah pulang dengan tangan kosong, dia selalu memberi ibu pegangan untuk sehari hari dan sekarang kamu bilang apa Maira kalian putus!!! Gak ini gak boleh terjadi ibu gak mau tau bagaimana pun caranya kamu harus bisa kembali sama Haikal" Hesti bagaikan orang kebakaran jenggot ia bahkan melupakan kesedihan putri nya dan justru meminta sang anak untuk kembali pada Haikal
Maira yang masih sangat sedih tak menghiraukan ucapan ibunya justru ia kembali menangis meratapi nasib hubungan nya dengan Haikal