setelah suatu insiden tragis yang menewaskan keluarganya, seorang pemuda bernama arka tiba - tiba di hadiahi sebuah "Sistem" oleh makhluk misterius. sistem ini memberikan arka misi-misi untuk mengeliminasi makhluk supranatural dari berbagai dimensi.
setiap kali ia berhasil menyelesaikan misi, ia mendapatkan poin untuk membeli kemampuan baru atau memperkuat dirinya. Namun, setiap misi beresiko, dan jika ia gagal, ia harus membayar "hukuman", yaitu kehilangan bagian tubuh atau ingatan tertentu. Akankah arka bertahan hidup dan membalas dendam, atau malah terjerat kekuatan sistem yang lebih besar dari dirinya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Baby samuel, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pertempuran tanpa henti (2)
Arka merasakan setiap serat tubuhnya bergetar seiring dengan perasaan bingung yang semakin dalam. Dimensi ini lebih gelap dan lebih asing daripada apa yang pernah ia alami sebelumnya. Terlihat jelas bahwa ia tidak hanya menghadapi makhluk-makhluk fisik yang harus dihadapi dengan kekuatan, tetapi juga sebuah kekuatan yang melibatkan takdirnya, dan mungkin seluruh dunia ini.
Bayangan besar yang sempat tertunda oleh ledakan cahaya kini kembali maju, lebih cepat, dan lebih ganas dari sebelumnya. Arka tahu bahwa jika ia gagal kali ini, ia tidak akan memiliki kesempatan kedua. Tetapi saat itulah, sebuah suara baru terdengar di dalam pikirannya.
"Arka, percayalah pada instingmu. Setiap pilihan yang kamu buat akan membawa perubahan besar. Jangan ragu, hadapilah," suara itu—suara yang seakan lebih akrab dan penuh dengan harapan—mengisi pikirannya, memberi arahan pada langkah berikutnya.
Untuk sesaat, Arka terdiam, mencoba menenangkan pikirannya yang dipenuhi kekacauan. Cahaya dari tubuhnya yang baru saja diperbaharui mulai bersinar dengan lebih terang, mengalir dengan lebih cepat, seolah-olah memberi kekuatan yang lebih dari apa yang ia harapkan. Dan dalam keheningan itu, Arka tahu bahwa ini adalah saat yang paling menentukan.
"Ke mana aku harus melangkah?" Arka bertanya pada dirinya sendiri. "Apakah aku bisa mengalahkan makhluk ini dan melanjutkan perjalanan ini?"
Mata Arka terfokus pada bayangan besar yang semakin mendekat. Meskipun ada perasaan gentar, ia merasakan sesuatu yang lebih kuat daripada ketakutan—sebuah tekad yang membara. Ia tahu bahwa dunia ini, dimensi ini, penuh dengan misteri yang harus diungkap, dan ia tidak akan mundur begitu saja. Ia tidak bisa.
Dengan langkah mantap, Arka mengayunkan tangannya ke depan. Cahaya yang memancar dari tubuhnya meluncur lebih cepat dan lebih tajam, menembus udara dan mengarah pada bayangan besar yang terus maju. Ketika cahaya itu menghantam makhluk tersebut, sebuah ledakan yang mengguncang dimensi ini terjadi. Bayangan besar itu terlempar ke belakang, dan sekejap, kegelapan yang menyelimuti seakan terpecah oleh cahaya yang begitu kuat.
Namun, perasaan lega itu hanya bertahan sejenak.
"Ini baru permulaan, Arka." Suara itu kembali terdengar, kali ini lebih berat dan lebih dalam, seperti sebuah peringatan. "Kekuatanmu mungkin cukup untuk mengalahkan satu ancaman, tetapi di dimensi ini, banyak yang lebih kuat dan lebih berbahaya dari yang kau bayangkan."
Arka menarik napas panjang, merasakan berat kata-kata itu. Ia sadar, perjalanan ini belum berakhir. Justru, ini baru dimulai.
Namun, sebelum ia sempat melangkah lebih jauh, sebuah portal besar muncul di hadapannya, menyala dengan warna yang aneh, memancarkan kekuatan yang menakutkan. Di dalam portal itu, Arka bisa merasakan kehadiran yang lebih besar, sesuatu yang jauh lebih berbahaya dan lebih jahat daripada apapun yang pernah ia hadapi sebelumnya.
Portal itu terbuka perlahan, mengeluarkan suara gemuruh yang menandakan bahwa sesuatu yang lebih kuat sedang menunggu untuk muncul. Arka tahu bahwa ia tidak punya banyak waktu untuk mempersiapkan diri. Dengan sigap, ia mengarahkan energinya kembali ke tubuhnya, berusaha menguatkan diri sebelum melangkah maju.
"Dunia ini tidak memberi ampun pada yang lemah," suara itu kembali terdengar, kali ini diiringi dengan tawa yang rendah dan menyeramkan. "Dan kamu baru saja memulai permainan, Arka."
Namun, Arka tidak tergoyahkan. Ia tahu bahwa di balik setiap ancaman, ada kesempatan untuk bertumbuh, untuk menjadi lebih kuat, dan untuk mengungkap lebih banyak rahasia di balik Sistem Pembalasan ini. Jika itu berarti bertarung, maka ia akan bertarung. Jika itu berarti berkorban, maka ia akan berkorban.
Dengan satu langkah pasti, Arka melangkah ke dalam portal tersebut, merasakan kekuatan yang lebih besar mengalir melalui tubuhnya, siap untuk menghadapi apa yang ada di hadapannya.
Kegelapan menyambutnya dengan cepat, tetapi Arka sudah siap. Dunia baru ini akan menantinya dengan tantangan yang lebih besar, tetapi ia tahu satu hal pasti—meskipun dimensi ini tak akan memberikan belas kasihan, Arka tidak akan berhenti. Ia akan terus bergerak maju, mengejar takdir yang lebih besar.
Namun, begitu ia memasuki dunia yang baru, sesuatu yang tak terduga terjadi. Portal itu langsung menutup dengan suara gemuruh yang menggetarkan seluruh dimensi. Arka tersentak, berbalik untuk melihat jalan keluar, tetapi tidak ada lagi celah atau jejak portal itu.
Dia kini berada di dunia yang sunyi, hanya diselimuti oleh kabut hitam pekat. Hanya suara napasnya yang terdengar di dalam kesunyian. Perlahan, kabut mulai terangkat sedikit, mengungkapkan sebuah lanskap yang sangat berbeda dari apa yang ia lihat sebelumnya. Pegunungan dengan puncak yang terjal dan langit yang dipenuhi dengan awan kelam seolah menyembunyikan segala bentuk kehidupan.
Namun, di tengah keheningan itu, ia mendengar suara langkah berat yang mendekat. Ia berbalik dan melihat makhluk besar, dengan tubuh hitam yang memancarkan aura jahat, melangkah keluar dari kabut. Makhluk itu memiliki tubuh besar yang tertutup oleh armor yang terlihat kuno, dengan pedang besar yang tampaknya lebih berat daripada tubuh Arka sendiri.
Makhluk itu mengangkat pedangnya dengan gerakan lambat, lalu mengarahkannya ke Arka.
"Selamat datang, Arka," suara berat itu terdengar dari makhluk itu, disertai tawa gelap yang memekakkan telinga. "Aku adalah penjaga dunia ini, dan tugasmu akan berakhir di sini."
Arka berdiri tegak, memandang makhluk itu dengan mata yang penuh tekad. Ia tahu bahwa ini adalah ujian besar, sebuah pertempuran yang tidak bisa ia hindari.
"Jika itu yang harus terjadi, maka aku tidak akan mundur," kata Arka dengan suara mantap. Tubuhnya dipenuhi oleh cahaya yang semakin kuat, mengelilinginya dengan energi yang siap dilepaskan.
Makhluk itu mengangkat pedangnya dan melangkah maju dengan kecepatan yang luar biasa. Arka bergerak cepat, menghindari serangan pertama, tetapi makhluk itu langsung melancarkan serangan kedua yang jauh lebih kuat. Pedang besar itu hampir mengenai tubuh Arka, tetapi ia berhasil menghindar dengan sebuah lompatan ke samping.
Pertarungan itu berlanjut dengan sengit. Setiap serangan Arka dilancarkan dengan penuh kekuatan, tetapi makhluk itu seakan tidak goyah sedikit pun. Setiap pukulan yang dilayangkan makhluk itu begitu kuat, mampu merobek batu dan tanah di sekitarnya.
Arka tahu bahwa dia tidak bisa bertahan selamanya. Dia harus menemukan celah, titik lemah dari makhluk ini. Dengan sebuah lompatan cepat, Arka memutar tubuhnya dan menggunakan cahaya yang mengalir dari tubuhnya untuk melancarkan serangan langsung ke dada makhluk itu.
Namun, sebelum serangan itu mengenai sasaran, makhluk itu mengangkat tangan kanannya dan menahan serangan Arka dengan mudah. Tawa makhluk itu terdengar keras, menggetarkan udara.
"Apakah itu semua yang kau punya, Arka?" Makhluk itu mengejek.
Tetapi Arka tidak menyerah. Di dalam dirinya, ia tahu bahwa ia memiliki lebih banyak kekuatan yang belum ia gunakan. Dia harus mengalahkan makhluk ini, apapun caranya.
Dengan semangat baru yang membara, Arka kembali mengumpulkan energi dalam tubuhnya dan meluncurkan serangan yang lebih kuat lagi. Ini adalah pertempuran yang tak akan ia lupakan, dan mungkin, ini akan menjadi kunci untuk mengungkap lebih banyak rahasia tentang dimensi ini dan tentang Sistem Pembalasan yang telah mengubah hidupnya selamanya.
Namun, di balik semua itu, Arka tahu satu hal pasti—ia tidak akan berhenti. Sebab, takdirnya baru saja dimulai.
Saat Arka mengayunkan serangannya, tubuh makhluk itu menyala dengan cahaya gelap yang mengerikan. Sebuah ledakan yang mengguncang dimensi ini terjadi, dan dunia di sekitar mereka mulai hancur. Arka merasa kekuatannya seakan terhisap ke dalam dimensi yang lebih dalam.
"Apakah ini akhirnya?" pikir Arka, sambil bertarung melawan kekuatan yang mengancam menghancurkannya.
Namun, sebelum semuanya menghilang, Arka mendengar suara yang familiar kembali.
"Ini belum selesai, Arka. Perjalananmu baru saja dimulai."
Dan dengan itu, dunia sekitar Arka mulai gelap kembali, meninggalkan pertarungan yang belum selesai.