Alana Ketlovly seorang pengusaha yang harus menelan pil pahit karena cinta yang bertepuk sebelah tangan. Untuk itu Alana memutuskan untuk menghibur dirinya dengan pergi ke Bar, yang berakhir dengan sebuah malapetaka. Dimana dirinya menjalan hubungan cinta satu malam dengan seorang mafia bernama, Arthur Stanley.
Arthur Stanley sendiri merupakan seorang mafia yang memiliki kelainan dalam hubungan seksual. Banyak cewek yang ingin tidur dengannya namun dirinya hanya menginginkan teman tidur yang membuat nyaman dan tergila-gila.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Wahidah88, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 9
Arthur tengah rapat bersama dengan kliennya yang berada di Korea selatan. Dia berencana akan berangkat ke Korea selatan untuk bertemu langsung dengan kliennya itu untuk membahas tentang kerja sama mereka.
Setelah rapat selesai, Arthur lalu beranjak dan berdiri didepan kaca sambil melihat pemandangan di luar dari dalam ruangan kerjanya. Dia memandangi pemandangan di luar, sambil memikirkan tentang pekerjaan serta Alana, gadis yang sudah membuatnya tergila-gila.
Pintu ruangan di ketuk, Arthur meminta orang tersebut untuk masuk ke dalam ruangannya.
" Kevin, bagaimana dengan Alana?" tanyanya ingin tahu tentang informasi mengenai Alana.
" Anak bawahan ku bilang jika Alana keluar dari apartemennya sebanyak dua kali untuk membeli makanan. sempat anak bawahanku ingin melakukannya, namun di tolak oleh Alana dengan alasan dia ingin melakukannya sendiri." jawab Kevin.
" Baiklah. Makasih atas informasinya."
" Bos, apa bos yakin dengan Alana?" tanya Kevin yang seolah meragukan akan hati Arthur kepada Alana.
" Kevin, kamu seolah enggak mengenali ku saja. Kamu sudah bekerja bersama ku bertahun, masa kamu enggak tahu bagaimana diriku. Aku yakin dengan Alana, karena aku belum pernah bertemu dengan gadis yang seperti dia. percaya padaku." ujar Arthur.
" Maaf bos, jika aku lancang bertanya seperti itu. Sebab aku tahu bos sendiri bagaimana kisah cinta bos dengan berbagai perempuan. Namun aku juga belum pernah melihat bos seserius ini dengan seorang perempuan seperti Alana." ujar Kevin.
Arthur tiba-tiba tersenyum, dia juga bingung dengan dirinya sendiri. Namun Alana sudah membius dirinya hingga dia seolah tidak ingin melepaskan Alana begitu saja. Alana memang perempuan biasa namun di matanya Arthur Alana cukup berbeda dari yang lainnya. Itulah sebabnya Arthur ingin memiliki Alana.
Arthur melihat Kevin masih belum beranjak, lalu dia bertanya, " Ada apa? Ceritakan padaku sekarang?"
" Ini mengenai Cintia." Jawab Kevin.
" Kalau soal Cintia, kamu enggak usah bicara." perintah Arthur.
Cintia merupakan sepupu dari Daniel, yang juga merupakan anak dari pebisnis besar. Cintia adalah perempuan yang menemui Arthur di bar saat itu, dialah yang memberitahu Arthur tentang siapa pesaing Arthur sekarang.
" Tapi ini penting. Apa yang di sampaikan oleh Cintia itu sama dengan informasi yang kami dapat mengenai pelaku dari pembakaran gudang tersebut." ujar Kevin.
" Aku sudah pikirkan jika dalang dari semua ini adalah Daniel." ucap Arthur.
" Benar bos. Apa yang disampaikan Cintia itu sama seperti informasi yang kami dapatkan dari para pelaku yang kami bunuh. Mereka semua adalah anak bawahan dari Daniel. Dan itu semua karena Daniel sudah mengetahui jika aku meminta beberapa bawahan ku untuk memata-matai mereka bos." ujar Kevin.
" Sudah kuduga. Padahal aku enggak melakukan kejahatan apapun padanya. Aku hanya ingin tahu apa bisnis yang sedang ia lakukan. Daniel memang sengaja ingin membuat masalah denganku."
" Kevin, siapkan tiket ke Korea selatan. kamu harus ikut dengan ku kesana. ada pekerjaan yang harus kita kerjakan." perintah Arthur.
" Baik, bos."
Arthur menatap di luar jendela. Raut wajahnya yang teduh seketika berubah. Dia merasa kesal jika mengingat bahwa Daniel adalah dalang dari pembakaran gudang penyimpanan barang. Arthur tidak habis pikir dengan jalan pikiran Daniel. Mereka berdua memang bersaing dalam bisnis. Namun kenapa Daniel seolah mencari masalah yang besar darinya.
" Kamu pikir aku akan tinggal diam, jika kamu sudah memulai masalah denganku, Daniel!"