Seorang gadis keturunan Eropa yang berambut sebahu bernama Claudia. Sebagai anak ketua Mafia kejam di bagian eropa, yang tidak memiliki keberuntungan pada kehidupan percintaan serta keluarga kecil nya. Beranjak dewasa dia harus memilih jalan kehidupan yang salah mengikuti jejak ayah nya sebagai mafia, di karenakan orang tua nya bercerai karena seseorang masuk ke dalam kehidupan keluarga nya sebagai Pelakor. Akibat perceraian orang tua nya, dia menjadi gadis yang nakal serta bar bar dan bergabung menjadi mafia. Dia memiliki seorang kekasih yang hanya mencintai diri nya karena n*fsu semata. Waktu terus berjalan membuat dia muak, karena percintaan yang toxic & pengkhianat dari orang terdekat nya. Dia mencoba untuk merubah diri nya jadi lebih baik, agar mendapatkan cinta yang tulus dari pria yang bisa menerima semua kekurangan dan masa lalu buruk nya serta melindungi diri nya. Akan kah ada pria mencintai dan menerima gadis ini dengan tulus? Yuk ikuti setiap bab nya! Happy reading semua 🥰
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Widya Pramesti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Dosen Wanita Cantik
...ΩΩΩΩΩ...
...-------Di ruang kelas-------...
...ΩΩΩΩΩ...
"Hai.., nama kamu siapa?" tanya wanita yang duduk di sebelah kanan Claudia.
Claudia menoleh ke wanita tersebut, dia langsung mengulur kan tangan nya.
"Aku Claudia!"
"Kalau kamu?" tanya Claudia balik dengan tersenyum ramah.
"Aku Naura!"
"Senang berkenalan dengan mu!" ucap wanita membalas uluran tangan Claudia.
Bel berbunyi, salah satu Dosen wanita cantik yang kelihatan kalem dan lembut masuk ke dalam ruangan yang di tepati mereka.
"Good morning all!". sapa Dosen itu dengan ramah.
"Good morning too, lecturer!" jawab para semua mahasiswa baru di ruangan itu dengan serentak.
"Okay!"
"Selamat datang di Green Light University!"
"Perkenalkan nama saya Sabrina Luvena, sebagai dosen dan wali kelas kalian dari awal semester sampai akhir semester!" ucap Dosen tersebut memperkenalkan diri nya.
"Okay, karena ini hari pertama kalian masuk kuliah, saya hanya ingin kalian semua memperkenalkan diri kalian masing-masing di depan!" pinta Sabrina menyuruh seluruh mahasiswa nya untuk saling mengenal.
"Siapa yang ingin memperkenalkan terlebih dahulu, tolong maju ke depan podium!"
Semua mahasiswa saling berpandangan termaksud Claudia, dia menoleh ke kiri sambil menggerakkan alisnya sebagai kode menyuruh Kenzie untuk maju duluan.
"What? Jangan aku Clau..., kamu saja!" ucap Kenzie dengan nada kecil sedikit berbisik sambil menggeleng.
Sabrina menatap lekat satu persatu mahasiswanya, "Kalau tidak ada yang mau, biar saja tunjuk!" ucap Sabrina.
Semua orang langsung gugup dan panik ketika dosen tersebut berkata seperti itu.
"Kamu, yang rambut nya sebahu!"
Semua orang pada mencari siapa yang mempunyai rambut sebahu, tenyata hanya Claudia yang mempunyai model rambut seperti itu.
"Sa-saya?" tanya Claudia menunjuk diri nya sendiri.
"Iya! Kamu, silahkan maju!" pinta Dosen Sabrina dengan nada pelan.
Claudia menghela nafasnya, mau tak mau dia harus segera maju ke podium untuk memperkenalkan diri paling pertama dari mahasiswa yang lain.
"Ha-hallo semua....!" sapa Claudia dengan nada gugup.
Dia berusaha menekan jari nya sedikit kuat dengan kuku supaya rasa gugup nya hilang.
"Hai....!" semua orang menyahut dengan ramah.
"Perkenalkan aku Claudia Ghia Rossa!" ucap Claudia dengan tersenyum ramah.
"Hai Claudia... indah dan dingin ya nama mu!" ujar Dosen Sabrina tersenyum kepada nya.
"Hehe, apa sudah cukup bu?" tanya Claudia kepada dosen nya.
"Lanjutkan lagi, tentang diri mu dan apa hobby serta alasan kamu masuk ke kampus ini apa?" ucap Sabrina dengan nada lembut.
"Oh, okay!"
"Panggil saja aku Claudia, hobby ku boxing dan aku tinggal bersama ibu ku di sebuah perumahan sederhana antar kota. Alasan masuk kampus ini, karena dari dulu ini adalah kampus impian ku!"
"Kata ayah, aku harus belajar yang rajin supaya pintar, mandiri dan tidak akan seperti diri nya kelak!" ujar Claudia dengan tersenyum tipis kepada semua nya.
"Maaf Clau, kata mu tadi. Kamu tinggal bersama ibu. Memang ayahmu kemana?". Tanya Naura yang duduk di sebelah kanan bangkunya.
"Eum...ayah, ayah sudah bercerai sama ibu!" jawab Claudia dengan reflek sedih.
"Ups, maaf aku tidak bermaksud seperti itu!" ucap Naura yang sedikit cengengesan.
"Sudah cukup untuk perkenalannya Claudia, terimakasih ya...!"
"Kamu sudah bisa duduk kembali!"
Sabrina menyuruh Claudia untuk kembali ke kursi nya, karena dia merasa tidak enak hati jika banyak bertanya setelah mendengarkan jawaban bahwa orang tua gadis tersebut berpisah.
"Terimakasih bu, maaf juga saya tidak bisa menjabarkan tentang kedua orang tua saya karena itu bersifat privasi!" ujar Claudia.
"Iya, saya mengerti!" sahut Sabrina.
"Boleh saya yang maju?" Zen yang mengangkat kedua tangan nya setelah Claudia kembali duduk.
"Boleh, silahkan!"
"Waaahh...tampan banget ya dia!
"Jadi penasaran deh siapa nama nya!" ucap beberapa wanita yang saling berbisik ketika Zen sedang melangkah maju ke podium.
"Hallo teman-teman...., perkenalkan nama ku Zenith Edsel Alvaro, sering di panggil Zen!"
"Senang berjumpa dengan kalian serta berkenalan!" ucap Zen dengan berwibawa.
Semua ciwi-ciwi tersenyum genit kepada nya kecuali Claudia yang acuh bahkan tak ingin menatap nya.
"Hobby ku memasak sama seperti ibu ku, beliau mempunyai sebuah resto yang tidak terlalu besar di daerah sini!". Ujar Zen menjelaskan tentang nya.
"Resto? Apa nama Resto nya?" tanya Sabrina dengan nada pelan.
"Resto khusus makanan Eropa Bu, tempat nya di pusat perkotaan!" jawab Zen dengan nada lembut.
"Ooo...oke, lain kali ibu akan berkunjung kesitu!" ucap Sabrina.
"Baik bu, dengan senang hati!"
"Saya izin duduk kembali ya bu!"
Sabrina pun mengangguk, Zen langsung melangkah menuju kursi kembali.
Di lain sisi, Kenzie menatap nya dengan sinis.
Kenzie yang tanpa mengatakan apapun, dia langsung berdiri dan melangkah ke podium. Diri nya tak mau kalah dengan Zen.
"Ladies and gentleman!"
"Perkenalkan aku Kenzie, aku sebagai anak tunggal kaya raya!"
"Ayah ku memilik sebuah perusahaan yang cukup besar serta ibu ku memiliki sebuah butik pakaian. Hobby ku main billiard dan basket!" ucap Kenzie dengan angkuh.
"Hadeh.... Ken, mulai lagi!" gumam Claudia menepuk jidat nya seperti sudah tau kebiasaan Kenzie cara memperkenalkan dirinya.
"Sombong banget tuh orang!" ujar Naura.
"Pasti kelihatan nya sering di stir sama Mamanya tentang kehidupan dia!" ucap mahasiswa lain yang tak suka cara Kenzie berkenalan.
"Ya pasti lah, tapi bolehlah karena dia anak orang kaya" sahut Naura.
"Sudah-sudah!"
"Kamu duduk saja, terimakasih perkenalan nya!" ucap Sabrina mengusir Kenzie dengan halus.
Kenzie pun dengan tak ada rasa malu karena terlalu angkuh, kini kembali duduk di kursi nya.
Kemudian, satu persatu mahasiswa lain nya memperkenalkan diri nya masing-masing.
Tak butuh lama, perkenalkan seluruh mahasiswa pun selesai.
"Karena perkenalan nya sudah selesai, untuk hari ini cukup disini saja!"
"Next time, kita jumpa lagi untuk memulai pembelajaran nya!".
"Saya permisi dulu, Kalian semua boleh pulang!" pamit Sabrina dengan nada ramah.
"Terimakasih untuk hari ini, see you semua nya...."
"See you to....". jawab mereka serentak.
Claudia meraih tas ransel nya dan di sangkut pada pundaknya sebelah. Zen, mengikuti nya dari belakang.
Disaat Zen melangkah, Kenzie sengaja menaruh kaki nya secara mendadak membuat diri nya tersandung dan menabrak Claudia yang sedang di depannya.
Gedebuuuggg.....
Mereka berdua pun terjatuh, Zen menimpa Claudia yang tanpa di sangkanya. Dia mengec*p pipi Claudia.
Di saat bersamaan, Kenzie sengaja memfotoi mereka secara diam-diam.
"Ma-maaf Clau..., aku tidak sengaja!" ucap Zen dengan gugup. Mata hazel nya memandang paras Claudia dengan sangat dekat, sorotan mata mereka berdua saling memandang satu sama lain.
Zen terpana melihat keindahan di bola mata dan lentiknya bulu mata milik Claudia.
"ihhhh...., enyah lah dari ku!" Claudia mendorong tubuh Zen dengan sekuat tenaga karena sudah menimpa nya yang terasa begitu berat.
Zen langsung bangun dengan sigap, tak lupa dia mengulurkan tangan nya sebagai memberi bantuan untuk Claudia.
"Tidak perlu! Aku bisa sendiri!"
Claudia menyapu kedua telapak tangan nya tersentuh debu lantai, dia langsung berdiri dengan memanyunkan bibir bawah nya.
"Sudah aku katakan pada mu!"
"Jangan terlalu dekat sama aku, lihat apa yang terjadi kan!" ucap Claudia dengan kesal dan menahan malu karena semua orang melihat kejadian saat dirinya dan Zen terjatuh serta sebuah kec*pan mendarat di pipi nya.
"Maaf...aku tak sengaja, tadi kaki ku tersandung. Seperti nya ada yang sengaja membuat diri ku terjatuh!"
Zen menoleh ke arah Kenzie. Ken yang langsung memalingkan wajah nya sambil melihat langit-langit ruangan tersebut dengan bersiul.
"Alah, itu pasti alasan kamu saja!"
"Padahal memang kamu nya aja mencari kesempatan kan?!" Claudia membentak Zen dengan penuh amarah.
"Clau...aku engga bohong!"
"Aku harus apa Clau, biar kamu percaya sama aku dan maafin aku?" Zen mencoba membujuk Claudia.
"Terserah!"
"Aku mau pulang!" ucap Claudia dengan jutek. Dia langsung melangkah dengan cepat meninggalkan ruangan itu menuju ke parkiran.
"Ppfff, bro... Seperti nya Claudia memang tak menyukai diri mu. Jadi, jangan bermimpi bisa mengambil hati nya!" Kenzie menepuk pundak Zen dengan nada mengejek.
Zen menepis kan tangan Kenzie dengan kasar.
"Kita lihat, siapa yang akan berhasil!"
Zen seperti menantang Kenzie dengan tatapan saling menyerang satu sama lain.
...----------------...
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
...----------------...
...bersambung.........
🥰🥰🥰🥰🥰🥰
mampir juga dikarya aku ya jika berkenan/Smile//Pray/
🥰🥰🥰🥰🥰
🥰🥰🥰🥰🥰