Menikahi laki laki kaya raya, ceo dan sangat tampan berkharisma bukanlah impian Retana Utami, seorang dokter internship.
Davendra Arkatama anma laki laki itu. Dia merasa dikhianati setelah melihat perempuan yang dua minggu dia nikahi, tidur dengan laki laki lain.
Lima tahun kemudian mereka bertemu. Davendra yang sudah punya calon pendampung tidak tau kalo ada anak diantara mereka
semoga suka ya....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rahma AR, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Asal usul gips
"Terimakasih, ya, nak," ucap bapak bapak yang menurut Davendra kelihatan lebih tua dari pada usianya. Dia menghampiri Davendra yang masih mengamati tongkat golfnya yang sudah tidak lurus lagi. Penuh bengkokan di sana sini.
"Sama sama, pak."
"Tuan terluka, ya?" tanyanya khawatir.
"Tidak, pak. Hanya tongkat ini saja," senyumnya tipis.
Bapak tua itu tau kalo tongkat itu pasti sangat mahal, dia jadi merasa bersalah
Kemudian dia membuka dompet kumalnya dan menyodorkan beberapa lembar uang sepuluh ribuan ke arah Davendra.
"Saya hanya punya ini."
Hampir saja Davendra tertawa. Malah dia yang harusnya berterimakasih karena mendapat tempat pelepasan amarahnya.
"Ngga usah, pak. Sebentar." Dia pun mengeluarkan dompetnya dan mengambil lembaran merah yang tersisa. Kira kira sepuluh lembar.
"Buat bapak saja. Saya senang bisa olah raga malam ini." Setelah menjejalkan uang itu di tangan bapak tua tadi, Davendra segera berbalik pergi.
"Tuan, boleh tau, nama tuan siapa?" serunya cukup keras.
Davendra berbalik, menatap sebentar.
"Davendra," ucapnya sambil mengambil jasnya dan melemparkannya ke dalam mobil.
Kemudian dia melajukan mobilnya setelah mengklakson bapak tua itu yang masih menatapnya penuh rasa hormat.
Rasanya kemarahan dalam dadanya lumayan berkurang juga. Kemudian dia meraih earphonenya.
"Usir Kemala dari unit apartemenku. Tarik semua fasilitas yang sudah aku berikan padanya."
"Siap, tuan muda." Asistennya dengan patuh tetap melaksanakan perintah. Padahal dia baru saja mau tidur.
Untung saja apartemen itu masih atas namanya. Rencananya besok dia akan mengubah nama kepemilikan apartemen demi kekasihnya. Davendra bersyukur, kedatangannya yang bertujuan untuk memberikan surprise sudah menyelamatkannya dari kebobrokan pengkhianatan kekasihnya.
Tanpa sadar dia semakin dalam menekan gasnya setiap mengingat kebodohannya.
Dia yang terkenal smart dengan mudahnya terkecoh.
"Aku mencintaimu, Dave...."
Bull-shiiitttthhhh!!
BRAAAGHHHH
DAAARRRR
Aston Martin kesayangannya oleng karena menghindari motor yang keluar jalur dari arah yang berlawanan.
"Siaalll!! Aarrgghh.... Kakiku," umpatnya kasar. Kaki kirinya terjepit dashboard mobil.
Airbag yang mengembang sempurna dan seatbealt yang terpasang kuat sudah menyelamatkan kepala dan dadanya dari benturan keras.
Hanya kakinya sedikit kegencet saja.
Davendra segera menelpon maminya.
"Aku kecelakaan, mami." Sebelum mendengar teriakan heboh wanita yang melahirkannya, Davendra mengirimkan keberadaan lokasinya.
"KAMU BAIK BAIK SAJAAA!!! PAPIII, FARROOOSS, DEKHAAA.....! ADIKMU KECELAKAAANN!"
Ternyata abang abangnya lagi di rumah.
*
*
*
"Mam, kakiku ngga apa apa. Ngga perlu digips," omel Davendra saat melihat betapa berlebihannya maminya memperlakukan cederanya.
Dokter dokter itu pun patuh menurutinya, omelnya dalam hati.
"Biar lebih cepat sembuh,"
"Paling dua hari juga sembuh tante," seorang wanita cantik berjas dokter juga ikut berkomentar. Agak pedas.
Keponakannya tumbem membuat ulah
"Kamu tau sendiri ponakan kamu seperti apa, Astuti. Dia ngga bakalan betah tetap di tempat tidur kalo kakinya dibiarkan begitu saja," balas istri masnya ngga kalah judesnya.
Hampir saja dokter Astuti mendengus kesal. Dia yang dokter bedah jadi malu melihat rekan rekannya melakukan pekerjaan yang ngga perlu pada Davendra. Perintah istri mas tertuanya yang suka berubah ubah malah menurutnya jadi bos juga sangat menyebalkan.
"Sabar, tante," senyum geli Farros saat melihat wajah dongkol tantenya yang sebaya dengan abang tertuanya, Dekha.
"Hemm.....," dengus dokter Astuti sambil melangkah keluar.
Terserahlah.
"Kalo saja dia bukan adik papimu, udah lama.dia dipecat," gerutu Nyonya Ivy Oktavia-istri pemilik rumah sakit, geram.
"Tenang, mam. Tapi tante Astuti bener, kaki si manja ini memang ngga apa apa," tawa Dekha berusaha menghibur maminya.
Davendra dan Farros pun tergelak bersama melihat wajah dongkol maminya.
Ngga tau sampai kapan wajah dongkol maminya bertahan.
*
*
*
Lingga yang berjalan berlawanan arah dengan suster Tiwi, kini berhenti di depan ruangan mewah yang jadi penyebab temannya harus meninggalkan cita cita dan mimpinya.
Ruangan yang ditempati laki laki manja itu.
Laki laki itu ada di sana, ketika Lingga membuka pintunya, melihatnya yang memasuki ruangannya dengan sorot datar.
Lingga berhenti tepat dua langkah di depannya. Kebetulan sekali di dalam kamar laki laki itu yang sedang sendirian.
Keduanya masih diam dengan tatapan saling menyelidik.
Davendra sangat ingat siapa laki laki ini. Dia temannya dokter magang yang sedang jadi incarannya.
"Lepaskan dia," ucap Lingga akhirnya setelah berhasil mengendalikan gejolak kemarahannya.
"Siapa?" tanya Davendra sinis. Perasaan ngga suka merayap di hatinya melihat alangkah beraninya laki laki ini membela teman dokternya.
Dia ngga takut padanya....?
"Dokter Retania. Ibumu sudah memecatnya," tandas Lingga dengan tatapan ngga terima.
Dasar orang kaya yamg sok berkuasa.
"Sudah dibatalkan."
"Apa?" Lingga ngga bisa menyembunyikan keterkejutannya.
"Dia ngga mengatakannya padamu?" ejek Davendra demgan senyum penuh kemenangan.
Ternyata dokter magang itu merahasiakan penolakannya.
Syukurlah. Batinnya senang.
Lingga terdiam. Rasanya ngga mungkin.
Ekspresi Retania tadi tidak bisa dibohongi kalo gadis itu sangat kecewa harus meninggalkan program internshipnya dengan cara yang ngga logis
"Lantas kenapa Reta tetap ingin pergi?" gumamnya tapi masih bisa di dengar Davendra.
"APA?"
"Ya, dia sedang mengemasi barang barangnya."
Lingga terkejut ketika baru saja ucapannya selesai, laki laki sok berkuasa itu sudah turun dari ranjangnya.
"Hei....," kaget Lingga ketika melihat anak pemilik.perusahaan itu sudah berjalan cepat dengan kruknya.
"Mau kemana?" tanya Lingga sambil menjejerinya.
"Temanmu itu keras kepala sekali," sahut Davendra kesal campur gemas.
Dia benar benar ditolakkah? Sampai kebaikannya juga ngga diterima, batin Davendra sewot.
Siapa pacar yang dia pertahankan?
Harga diri Davendra terusik lagi.
Dia heran kenapa banyak perempuan bodoh yang tidak bisa melihat kualitas pria super di dekatnya.
Kemala Ayundina, kekasih yang menipunya.
Sekarang Retania Utami, dokter magang yang sama sekali tidak tertarik padanya.
Davendra jadi penasaran, sehebat apa laki laki yang dipertahankan dokter magang itu.
Matanya melirik laki laki sebelahnya yang sama sekali ngga takut menghadapinya demi membela dokter magang yang katanya hanya temannya.
Dia juga suka padanya?
Davendra melirik lagi laki laki di sebelahnya, seolah olah sedang membandingkan kualitasnya dengan dirinya.
Jiwa narsisnya tetap.merasa kalo dia tetaplah yang tetbaik.
Om Ocong vs Mbak Kunti ngasih iklan
mana Devan blom minta maaf dg benar sekarang dtng lagi ulat bulu...
padahal Lingga dan keluarga menerima Reta
Reta dan Alma hrs hati2 mama Deva itu jahat
Om Ocong Vs Mbak Kunti ngasih iklan
dasar nenek lampir /Angry//Angry//Angry/
Om Ocong Vs Mbak Kunti ngasih iklan