Dominic seorang pemimpin pasukan bayaran yang dijuluki 'Pasukan Penjagal' terpaksa harus mencari keberadaan seorang puteri kerajaan yang hilang. Awalnya Dominic dan pasukannya menyerah karena tidak berhasil menemukan puteri tersebut. Tapi di tengah petualangannya tanpa sengaja ia menemukan sesuatu diluar dugaannya.
Apakah yang terjadi?
Mampukan Dominic menemukan puteri yang hilang dan apa yang akan terjadi selanjutnya di perjalanan Dominic?
Yuk simak kisahnya....
Warning! Cuma buat yang Dewasa aja yah...yang masih bocil mending Skip ya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yurika23, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 9
Kompetisi Dimulai
Dominic beserta rombongan memasuki gerbang istana, kemudian mereka di antar menuju aula pertemuan para Pangeran.
“Tuan Dom, ingat kata-kataku, kau harus menjaga sikap. Kau adalah Pangeran kerajaan saat ini dan bukan petarung atau pemimpin pasukan” bisik Horg saat melihat sikap Dominic yang acuh dan sikap datar.
Bola mata Dominic memutar malas. Ia merasa Horg sudah seperti Ayah sungguhannya, karena terus saja menasehatinya sepanjang perjalanan.
Erita mendekati Dominic dan melingkarkan tangannya di lengan pria tampan itu dan menempelkan kepalanya di pundak Dominic. Dominic menoleh kearah tangannya.
“Erita!, kau adalah Ibuku disini, mana ada Ibu yang menggandeng putranya seperti ini?” protes Dominic setengah berbisik dengan kelakuan Erita.
“Ah ya, aku lupa sayang” Erita segera melepaskan pegangannya.
Kini seorang petinggi Kerajaan Obin akan mengumumkan dan memperkenalkan nama-nama Pangeran yang akan menjadi peserta kompetisi tahunan tersebut.
Setiap Pangeran yang di sebutkan namanya akan berdiri di depan, kemudian petinggi kerajaan tersebut memperkenalkan pada yang hadir jati diri pangeran tersebut.
Raja Ghostlin, Ratu dan pastinya Puteri Veronica telah hadir di depan para tamu yang hadir.
Puteri Veronica terlihat cantik, sebagian pangeran sangat terpesona dengan kecantikannya. Mereka akan bersaing untuk menjadi yang terbaik sekaligus meluluhkan hati sang Puteri.
Tapi Dominic justru terlihat biasa saja ketika melihat Puteri Veronica yang duduk anggun di kursi megah di sebelah Ayahnya.
“Tuan Dom, Putri Veronica lumayan cantik, bukankah tidak masalah menikahinya ketika misi ini sudah selesai?’ goda Axon yang berada sangat dekat dengan tuannya.
“Aku tidak tertarik. Tujuan kita kesini untuk emas, bukan untuk wanita. Kalau kau berminat silakan menikahinya” bisik Dominic yang membuat Axon mengatupkan bibirnya rapat sambil melirik kearah tuannya.
Sudah separuh dari peserta Pangeran di sebutkan namanya, kini tiba giliran Dominic …
“PANGERAN ELQUIN III,DARI KERAJAAN ARDEN, BENUA ARK!”
Semua yang hadir menunggu kemunculan Pangeran yang di panggil. Mereka menoleh ke kiri dan kanan, juga saling memandang, dimana Pangeran ini?
Tiba-tiba Horg memukul bahu Dominic yang tengah asik memakan apel dengan santai dan pria tua itu menyuruhnya kedepan.
“Tuan Dom!, itu nama anda!, cepat kedepan!” pekik Horg dengan suara tertahan agar tidak terlalu terdengar.
“Hah?, kapan kau beritahu itu namaku?” ucap Dominic sambil mengerutkan alisnya.
“Aku sudah memberitahumu tadi, mungkin kau lupa! Cepatlah maju!” perintah Horg yang berpakaian seorang Raja.
‘Ck! Merepotkan saja’ Dominic melempar sisa apel dari mulutnya ke lantai.
Dengan langkah malas Dominic maju, dan sikapnya sangat berbeda dengan para pangeran lainnya. Ia terlihat lebih santai dan acuh.
“Pangeran Elquin III, dari kerajaan Arden di benua Ark. Dia adalah putra dari Raja Elquin II dan Ratu Belish, memiliki adik perempuan, putri Ella, …” beberapa saat petinggi kerajaan membacakan identitas palsu Dominic yang entah siapa pengarangnya.
‘Sial, permainan ini sangat konyol’ batin Dominic sambil mendengar petinggi itu membacakannya hingga selesai.
Tanpa disadari, semua mata para wanita di ruang aula tersebut tertuju pada Dominic, mereka terpesona dengan ketampanan pria itu.
Termasuk putri Veronica yang tak henti memandang wajah yang benar-benar membuatnya langsung jatuh hati. ‘Astaga, apa ada pria setampan ini?’ batin putri Veronica.
Setelah perkenalan para Pangeran telah selesai. Seorang petinggi kerajaan mengumumkan,
“BAIKLAH!, DENGAN INI KOMPETISI TAHUNAN PARA PENGERAN AKAN DIBUKA!”
Sebuah tiupan terompet besar di bunyikan, suaranya menggelar dan membuat meriah suasana.
“Untuk para Pangeran, diharapkan mempersiapkan diri untuk beberapa pertandingan yang akan kami adakan, diantaranya untuk hari ini adalah, pesta dansa dan pertarungan antar peserta dan untuk esok harinya adalah berburu dan memanah” petinggi kerajaan menjelaskan beberapa acara kompetisi yang akan di gelar Istana Obin.
Akhirnya para tamu beristirahat sejenak. Karena setelah ini akan ada pesta dansa dan acara lain untuk para Pangeran.
Tapi hal itu jelas-jelas di tolak oleh Dominic. Ia akan melakukan apa saja kecuali dansa.
“Aku tidak akan berdansa dengan siapapun! Dan aku tidak akan mengulanginya tuan Horg!” ucap dominic yang di rayu untuk berdansa dengan Puteri Veronica pada acara setelah istirahat.
“Lalu, bagaimana aku harus menjelaskan pada mereka jika tiba giliranmu untuk berdansa bersama Putri?” tanya Horg yang bingung dengan keputusan Dominic.
“itu urusanmu, bukan urusanku!” ucapan Dominic membuat Horg mengusap wajahnya kasar, pria ini benar-benar keras kepala, umpat Horg.
Ketika tiba waktunya pesta dansa. Seluruh Pangeran akan berdansa satu persatu dengan putri Veronica, hal itu untuk memunculkan kedekatan para Pangeran dengan Putri Veronica.
Tiba giliran Dominic dipanggil untuk selanjutnya berdansa, tapi pria itu tidak hadir dalam aula, dengan terpaksa Horg menjelaskan pada Raja, Ratu dan Putri Veronica bahwa putranya tidak menyukai dansa.
Putri Veronica terlihat sedikit kecewa, karena ternyata Dominic-lah yang sebenarnya ia tunggu untuk menjadi pasangan dansanya, tapi akhirnya mereka memaklumi keputusan Dominic dan Horg.
Di luar aula, karena tidak ikut pesta dansa, Dominic menghampiri Luvi yang tengah duduk di bangku taman yang berada di sisi ujung selatan agak jauh dari aula.
Luvi memainkan kakinya kedepan kebelakang, ia tengah memperhatikan keindahan taman Istana Kerajaan.
“Disini kau rupanya” ucap Dominic yang tiba-tiba sudah berada di sebelah Luvi.
“Ah, Tuan Dominic? anda tidak berdansa?” jawab Luvi sedikit terkejut dengan kehadiran pria itu.
“Apa aku terlihat bisa berdansa?”
“Tidak sama sekali Tuan” Luvi menyibakan senyuman.
“Hey, Apa pakaianmu terasa tidak nyaman?” tanya Dominic melihat pakaian Luvi yang sedikit ketat dan membuat tubuh Luvi semakin ramping namun indah.
“Ya, ini memang agak sesak untukku” Luvi melihat sendiri pakaiannya.“Aku tidak bisa bergerak bebas dengan pakaian seperti ini” gerutu Luvi.
“Ha ha ha, kau memang lebih pantas berada di balik meja dan menjual buah Bit” ujar Dominic yang membuat Luvi melirik tajam dan mengatupkan bibirnya rapat.
“Ugh! jangan meledekku, Tuan!”
Dominic tertawa mendengar kekesalan Luvi.
“Tuan, apakah tuan pernah kalah dalam peperangan?” tanya Luvi sedkit serius.
“Belum, belum pernah”
“Kalau begitu bagaimana jika suatu hari nanti kita menyebrangi laut Iblis?, mungkin bisa menjadi pengalaman menegangkan untuk anda”
“Hey, itu ide bagus. Aku akan memikirkannya” jawab Dominic sambil menatap wajah Luvi yang putih bersih.
Dominic menatap gadis itu agak lama. Kemudian Luvi menyadari ia tengah ditatap oleh pria tertampan yang pernah ia temui dalam hidupnya.
“T-tuan, tolong jangan tatap aku seperti itu” rona semu merah mulai melebar di pipi putih Luvi.
“Kau lebih cantik dari yang kemarin” ucapan Dominic membuat Luvi ingin merebahkan tubuhnya di lantai, ia seolah ingin pingsan saja.
“Anda, terlalu berlebihan tuan, aku- aku gadis biasa” kegugupan Luvi tidak dapat di tutupinya. Gadis itu menunduk menahan malu.
Tiba-tiba saja jari Dominic menyentuh dagu Luvi. Spontan aliran darah Luvi menjalar cepat, degup jantungnya tak beraturan, badannya serasa kaku bagai di balut es.
Semangat berkarya.
Berkah&sukses selalu.