Rena Agnesia merasa sial saat tertimpa musibah, namun takdir itu mengantarkannya bertemu Jojo Ariando, pangeran tampan yang membuat hatinya meleleh.
Rena menjalin cinta jarak jauh dengan Jojo, seorang pria tampan nan dingin yang dikelilingi banyak wanita karena talentanya dalam pengobatan herbal.
Akankah mereka bersatu setelah konflik yang terus menghalangi cinta mereka? Mampukah Jojo memantapkan pilihan hati ke sosok Rena Agnesia di saat seorang rival berat hadir membayangi?
Saksikan romansa mereka hingga puncak manis yang didamba setiap insan di dunia.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mardi Raharjo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
9. Belasan Panggilan Tak Terjawab
Abdul mengantar Rena ke depan gang rumahnya yang sempit.
"Aku antar sampai di sini saja ya Na. Nanti kalau kamu sudah menerima pinanganku, akan kuantar kamu sampai ke dalam rumahmu", ucap Abdul serius namun dengan ekspresi bercanda. Rena hanya mengangguk. Segera, gadis itu berpamitan sekaligus berterimakasih atas traktiran tadi.
Setelah turun dari mobil, Rena berjalan cepat tanpa menoleh ke belakang. Sama sekali tidak menunggu kepergian Abdul.
"Rena, Rena. Semakin kau menolak, semakin aku tertarik kepadamu. Entah apa yang ada dalam dirimu sehingga aku begitu tergila-gila kepadamu", gumam Abdul sembari memutar mobilnya meninggalkan area rumah Rena.
Sesampainya di dalam kamar, Rena mencoba menghubungi kembali ponsel Jojo. Hanya saja, ia harus kecewa.
"Nomor yang Anda hubungi, sedang tidak aktif atau berada di luar jangkauan area", berulang kali suara itu yang Rena dengar.
"Iih, kenapa sih!", heran Rena. Tidak biasanya telepon Jojo dimatikan.
"Apa Jojo sudah pulang dan memergoki aku pergi berdua dengan pak Abdul ya?", batin Rena curiga.
"Tapi, kan masih besok pulangnya", sangkal Rena mengingat perkataan Jojo kemarin sembari menenangkan diri. Meski sekarang ia sudah tak lagi ada rasa kepada pak Abdul, ia masih khawatir jika Jojo akan salah paham.
Gadis itu kembali mencoba menghubungi Jojo. Namun, hanya suara veronika yang menjawab panggilannya.
"Mau sampai kapan kamu utak atik ponsel? Kurang kerjaan Na", protes bu Sri yang memperhatikan Rena sejak datang langsung masuk ke kamar tanpa membersihkan diri terlebih dahulu.
Rena pun bergegas mengambil kembali totebag dan hendak pergi meninggalkan rumah, seakan tak mendengar ucapan ibunya.
"Rena!", pekik bu Sri sembari menjewer telinga Rena.
"Aduuh! Sakit buk!", protes Rena setelah bu Sri melepaskan telinganya. Segera, gadis itu mengelus daun telinga yang memerah panas.
"Baru juga datang, langsung masuk ke kamar, cuma utak atik ponsel, dipanggil ngga didengar, malah mau kabur! Mau ke mana? Tuh, teras belum disapu, ketek masih bau, baju juga lusuh!", marah bu Sri yang tak suka tingkah Rena yang pulang dan pergi semaunya.
"Ini buk, mendesak!", jawab Rena yang tak ingin mengatakan tujuan sebenarnya.
"Apanya? Tugasmu juga mendesak Na. Sudah, ngga ada alasan. Selesaikan tugasmu baru selesaikan urusan lainnya!", perintah bu Sri, tak bisa ditawar lagi.
"Hufh", Rena menghela nafas panjang dan berjalan lesu dan meletakkan totebagnya kembali ke kasur.
Di saat bersamaan, Jojo menyalakan ponselnya yang tadi kehabisan daya.
"Kenapa lagi dia?", gumam Jojo yang melihat ada belasan panggilan tak terjawab dari Rena.
Jemari Jojo bergerak, hendak memanggil balik Rena. Namun ia teringat kejadian tadi siang yang membuat hatinya kembali panas. Ia pun mengurungkan niatnya menghubungi Rena dan menunggu gadis itu kembali menghubunginya.
"Hufh, apa mereka punya hubungan khusus?", lirih Jojo karena tak melihat orang lain kecuali Rena dan Abdul saat keluar mobil. Pria itu menoleh ke nakas, kotak merah berisi cincin tunangan tergeletak miring di sana.
"Apa benar kita berjodoh atau hanya kebetulan Ay?", gumam Jojo yang merasa bimbang dengan keputusannya untuk meresmikan hubungan mereka.
Saat itu, Jojo mendengar kecelakaan di depan rumah. Tanpa pikir panjang, pria itu menolong gadis yang nampak terluka di paha dan lututnya.
Rasa cinta pun tumbuh dan bersemi di antara mereka. Ia ingat saat itu Rena yang terus mendekat kepadanya setelah ditolong saat kecelakaan.
"Ada apa lagi?", Jojo heran, dia bukan penyebab tabrakan beruntun dan hanya menolong gadis ini. Tapi, kenapa dia malah setiap hari datang ke rumahnya.
"Em, itu, tolong periksa lukaku lagi. Kalau perlu tolong obati lagi. Biayanya akan kuganti", ujar Rena, begitu jelas mencari alasan.
"Aku bukan dokter, cuma praktisi pengobatan herbal. Pergilah ke klinik atau rumah sakit. Mereka akan merawatmu dengan profesional", jawab Jojo yang tak paham maksud kedatangan gadis itu.
"Enggak ah, aku maunya kamu", jawab Rena tanpa sadar mengatakan itu.
"Maksudmu?", tanya Jojo yang mulai paham tujuan gadis ini ke sini. Tentu pria ini bukan anak-anak yang tidak paham dengan kode sejelas ini.