Alice Catlyn, seorang gadis culun yang selalu menjadi sasaran ejekan perundungan di sekolah, menemukan pelipur lara dalam sosok seseorang yang selalu hadir untuknya. ketulusan dan kepedulian orang itu membuat Alice diam-diam jatuh cinta. Namun perasaannya tetap tersimpan rapat, tak pernah di ungkapkan.
beberapa tahun kemudian, Alice berubah menjadi pribadi yang ceria dan penuh semangat. Di tengah kehidupannya yang baru, ia bertemu dengan seorang pria berhati dingin dan penuh misteri. tatapan tajam dan wajah datar pria itu tak mampu menyembunyikan cinta mendalam yang ia rasakan untuk Alice
Kemanakah hati Alice akan berlabuh? kepada seseorang yang dicintainya atau seseorang yang mencintainya?
Ikuti perjalanan cinta Alice yang penuh dengan Lika liku, dalam"Cinta Terakhir Alice". sebuah kisah yang menyentuh hati tentang pilihan dan takdir cinta.
Note: kisah ini terbagi menjadi 2 season, season pertama di masa sekolah SMA dan season kedua di masa dewasa
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nda apri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Hanya sebatas sahabat
Hari demi hari berlalu, mentari bersinar terang menyinari bumi. di sekolah menengah atas Bina Bangsa, suasana pagi hari tampak cerah dan indah. langit biru tanpa awan, angin sepoi-sepoi berhembus lembut, dan suara kicauan burung mengiringi langkah para siswa yang datang ke sekolah.
Danzel sudah kembali ke sekolah, dengan langkah ringan dan senyum ceria, ia berjalan menyusuri koridor sekolah bersama Alice di sampingnya.
"Danzel..." sapa Rachel menghampiri Danzel yang tersenyum menyambutnya
Rachel juga menyapa Alice dengan tersenyum tipis. sedangkan Alice membalasnya dengan senyuman hangat.
"Bagaimana kondisi ibumu?"tanya Rachel kembali memfokuskan pandangannya pada sang kekasih
"keadaan ibu ku sudah membaik seperti biasanya"
"Syukurlah aku ikut senang mendengarnya, maaf belum sempat menjenguknya."
"Tidak apa-apa Rachel."ujar Danzel tersenyum
"Senang bisa melihatmu kembali ke sekolah lagi."kata Rachel dengan mata berbinar
"Apakah kau merindukanku?"goda Danzel membuat Rachel terkekeh kecil
"Aku juga senang bisa melihatmu kembali, sejujurnya aku sendirilah yang merindukanmu."lanjut Danzel menatap Rachel dengan penuh cinta
"oh ya?benarkah seperti itu?"tanya Rachel merasa bahagia
Danzel mengangguk tersenyum. "Kemarilah, apakah kau tidak ingin memeluk ku?"
"Tentu saja." balas Rachel menghambur ke pelukan Danzel
berada di antar sepasang kekasih itu, membuat Alice sedikit tidak nyaman, dengan hati-hati Alice melangkahkan kakinya pergi tanpa berpamitan kepada Danzel dan Rachel.
Namun tiba-tiba, sebuah tangan melingkar di pergelangan tangannya. sehingga membuat Alice menghentikan langkahnya.
Danzel yang masih memeluk Rachel dengan erat, ternyata telah mengulurkan tangan satunya untuk menahan Alice.
Deg!
Rachel yang melihat hal tersebut, segera melepaskan pelukannya dari Danzel. wajahnya berubah menjadi serius dan sorot matanya penuh ketidaksukaan atas apa yang di lakukan oleh Danzel.
"Aku ingin berbicara denganmu Danzel."Tegas Rachel
"Katakan saja Rachel." balas Danzel tanpa melepaskan genggamannya dari tangan Alice
"Tapi aku ingin berbicara hanya dengamu."
"hanya kau dan aku saja." lanjut Rachel menekankan setiap kalimat yang di ucapkan sembari menatap Alice agar dia mengerti.
"emm D-danzel, aku akan pergi ke kelas lebih dulu." Alice yang merasa tak nyaman, segera melepaskan tangan Danzel dari tangannya
Danzel tak lagi mencegah Alice dan membiarkannya pergi
"Apa yang ingin kau bicarakan Rachel?"tanya Danzel menatap Rachel
Rachel meraih lengan Danzel dan membawanya ke tempat duduk di taman halaman sekolah.
**
Alice memasuki ruangan kelas dan menuju ke bangku miliknya. sebelum itu, dia harus melewati sekumpulan Rey and the geng yang selalu menatapnya penuh ejekan.
"Lihatlah siapa yang datang." seru Megan dengan nada mengejek
"Putri yang terbuang." lanjutnya di susul gelak tawa dari Rey, Mike dan juga Stella
"kasian sekali ya." tambah Stella dengan nada pura-pura prihatin. "Danzel sudah punya Rachel, siapa yang akan membelamu sekarang?"
Alice tidak menjawab, hanya menatap lantai dan menghela napas pelan.
"hubungan antara Danzel dan Rachel dapat menguntungkan kita Alice." ujar Rey dengan senyum sinis. "Danzel mungkin akan sering menghabiskan waktunya bersama kekasihnya itu."
"Dan kau? kau akan sendirian."imbuh Mike tertawa mengejek
Alice tetap diam, meskipun hati kecilnya berteriak keras. tanpa menanggapi lebih jauh, ia melangkahkan kaki menuju bangkunya. Tetapi sebelum itu,
Stella mencengkram lengan Alice dan mendekatkan wajahnya ke telinga Alice untuk membisikkan sesuatu.
"ini baru permulaan Alice.Lihat saja, kita akan segera melakukan segala cara untuk menjauhkan mu dari Danzel. ingat itu baik-baik."bisiknya dengan suara rendah namun penuh ancaman
Setelah itu Stella melepaskan cengkeramannya dengan kasar, membuat Alice hampir terjatuh. meski begitu, Alice menegakkan tubuhnya kembali dan melanjutkan langkahnya tanpa menoleh. tangannya gemetar saat menyentuh bangkunya, mencoba menenangkan dirinya sendiri.
**
Danzel dan Rachel duduk di bangku taman, menikmati keheningan sejenak sebelum Rachel memecahnya dengan sebuah pertanyaan.
"Danzel, sebenarnya seperti apa hubunganmu dengan Alice? tanyanya
Danzel menatap Rachel lalu menjawabnya dengan tenang."Dia hanyalah sahabat ku, bukankah aku sudah memberitahumu tentang Alice sebelumnya?"
Rachel terdiam dengan segala pikiran di kepalanya
"ada apa Rachel? sepertinya kau mulai terganggu dengan adanya Alice."
"Dulu kau tidak mempermasalahkannya. Tetapi sekarang, kelihatannya kau mulai terbebani oleh kedekatan ku dengan sahabat ku sendiri."lanjut Danzel
Rachel berusaha menyembunyikan kegelisahan nya, sebenarnya ia mulai terpengaruhi oleh perkataan Megan dan Stella. meski begitu, Rachel memilih menyimpan kekhawatiran nya itu sendiri.
"Berjanjilah kepadaku Danzel, kau akan selalu bersamaku dan membelaku apapun yang terjadi."ucap Rachel akhirnya
Danzel merasa bingung dengan perubahan sikap Rachel, tetapi ia tetap menjawab meskipun sedikit ragu. "ya tentu, aku berjanji."
**
Di jam istirahat,
Megan, Stella, Rey dan juga Mike berkumpul di depan pintu gudang sekolah yang jarang sekali dibuka. mereka akan segera melakukan rencana yang telah di susun oleh Stella dan juga Megan kala itu.
"apa langkah pertama yang harus kita lakukan?"tanya Mike dengan penasaran
"Tenang saja Mike, langkah awal aku menyuruh orang suruhanku untuk membawa Alice kesini."balas Stella tersenyum menyeringai
"Tapi, apa si cupu itu mau keluar dari kelas?"Mike tampak ragu
"orang suruhan ku punya rencana untuk memancing Alice keluar. mau tidak mau, dia akan datang ke sini."
Rey menatap Stella dengan sedikit khawatir"kau yakin rencana ini akan berhasil Stella?"
"Tentu saja Rey, apakah kau meragukan ku?" Stella balik menantang membalas tatapan Rey
Rey tersenyum kecil. "Tidak sayang, mana mungkin aku meragukan gadis licik ku ini."godanya mengedipkan matanya kemudian mendekatkan wajahnya ke Stella
"Buktinya, aku dan Mike bersedia membantumu dengan penuh cinta."imbuhnya dengan senyuman penuh arti
"lalu kenapa kau berkata seperti itu hemm?"tantang Stella tersenyum kecil. mengalungkan kedua tangannya di leher Rey, membuat jarak di antara mereka semakin menipis
"hanya bertanya apa salahnya."balas Rey tersenyum menyeringai dan semakin memajukan wajahnya
"khmm... ingatlah pada rencana kita saat ini Stella, Rey!"seru Megan dengan suara tegas meskipun ada nada geli yang terselip
Rey melepaskan Stella dan menatap Megan dengan senyum nakal."Apa kau cemburu Megan?"ledeknya
Stella ikut tertawa kecil."kau bisa saja menjalin hubungan dengan Mike, jika kau mau"
Megan memutarkan bola matanya malas
Mike yang sedari tadi diam tiba-tiba ikut menambahkan."Jangan bawa-bawa aku ya!"
"oh ya dan ngomong-ngomong soal membantu Stella dengan penuh cinta. jangan juga bawa aku ke dalam dramamu itu Rey."imbuhnya
Rey tertawa menepuk bahu Mike."Ayolah Mike, tidak ada salahnya kan mencoba menjalin asmara dengan teman sendiri."
Mike menggeleng."Maaf Rey aku tidak tertarik, Megan dan Stella terlihat seperti preman sekolah. seleraku kan seorang gadis baik, cantik, seperti dewi Yunani."
Megan dengan suara yang sedikit marah, menatap Mike."Apa!Kau bilang aku seperti preman sekolah?"
"Kalau begitu rasakan ini!" Jerit Megan tanpa peringatan menyikut perut Mike
Bughhhh....Mike meringis kesakitan, meskipun pukulannya tidak terlalu keras namun cukup membuatnya terkejut
"Kau juga bukan seleraku Mike. kau memang tampan, Tetapi sayangnya kau sedikit bodoh dan lemah."ejek Megan
Rey tertawa terbahak-bahak, sementara Stella tersenyum puas."masih mau bicara soal seleramu yang seperti Dewi Yunani, Mike?"Stella menggoda
"Dewi Yunani tidak pantas untuknya, lebih baik bersama Dewi kematian saja."tambah Megan membuat tawa Rey semakin pecah
Mike hanya menahan tawa sambil memegangi perutnya."Oke oke baiklah maafkan aku."
Rey mengangkat tangan seolah menyerah karena lelah tertawa.
"sudah cukup, kita punya rencana yang lebih besar untuk di jalankan."akhir Stella
cara nya hanya wajib follow akun saya sebagai pemilik Gc Bcm. Maka saya akan undang Kakak untuk bergabung bersama kami. Terima kasih