Seorang gadis bernama Zalina Galdisty yang baru berusia 19 tahun harus rela menikah dengan seorang pria yang berumur 38 tahun bernama Brahmantio Nugroho untuk menggantikan sang mamah yang bernama Zoana Clarisa(38tahun) yang kabur dihari pernikahannya dengan Brahmantio.
Brahmantio yang merasa dikhianati oleh sang kekasih pun akhirnya melampiaskan semua amarahnya kepada anak dari Zoana yang kini telah resmi menjadi istri sahnya.
Akankah kesabaran dan ketabahan Zalina mampu meluluhkan hati Brahmantio dan membuat Brahmantio menerima dan mencintai Zalina?ataukah tetap menaruh dendam pada Zoana dan mrmbalaskan dendamnya lewat Zalina.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Triyani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab.17
Zalina dibuat tercengang saat melihat Tio berdiri didepan pintu kamar mandi.Rasa takut kembali menyelimuti saat Tio menatapnya dengan begitu intens.
Bahkan Zalina harus menahan nafas kala Tio kembali mengangkat tubuhnya dan membawa nya dalam gendongan ke arah ranjang.
Perlahan Tio menurunkan Zalina diatas ranjang king size miliknya lalu beranjak menuju ke arah lemari yang menyimpan baju baju Zalina.
Tanpa segan Tio membawakan satu stel piyama dan juga baju dalaman milik Zalina lalu memberikannya pada istri kecilnya itu.
"Pakai bajumu,aku keluar dulu untuk ambilkan sarapan untukmu"
Tanpa menunggu jawaban dari Zalina,Tio pun segera meninggalkan kamar dan meninggalkan Zalina untuk memberi ruang gadis itu agar bisa memakai pakaian nya.
Zalina sendiri hanya bisa menatap bingung pada punggung Tio yang perlahan menghilang dibalik pintu kamar.
Zalina pun segera memakai pakaian nya saat Tio menutup pintu kamar itu rapat rapat.Sementara Tio sendiri kini tengah menyiapkan makanan untuk Zalina yang nampak begitu shock atas apa yang sudah Tio lakukan padanya.
Ceklek...
Sebuah suara handel pintu yang terbuka mengalihkan pandangan Zalina dari ponselnya ke arah pintu.
Jantung nya kembali berdegup kencang saat melihat Tio masuk kedalam kamar itu dengan membawa sebuah nampan dengan satu porsi nasi goreng dan juga susu coklat hangat.
"Ini makan dulu,habis itu istirahatlah dan jangan pergi kekampus dulu.Tubuhmu terlalu lemah untuk pergi kuliah"ucap nya dengan menyimpan nampan yang dia bawa diatas pangkuan Zalina yang duduk berselonjoran di atas ranjang dan menyandarkan punggungnya disandaran ranjang.
Zalina bergeming,tidak berniat memjawab semua ucapan yang keluar dari mulut suami menyebalkan nya itu.
"Ayo cepat makan,atau mau aku suapin?"tanya Tio yang melihat Zalina hanya diam menatap piring dan juga gelas susu yang ada dipangkuan nya.
"Tidak usah,aku makan sendiri"
"Kalau begitu ayo cepat makan"
"Ma_Mas sendiri tidak makan?"
"Aku akan makan setelah kamu menyelesaikan makanmu"
Tidak ingin berdebat yang takut berakhir dengan kejadian semalam,Zalina pun segera menyuapkan nasi goreng yang lumayan enak untuk lidahnya.
Dan melihat Zalina makan dengan lahapnya Tio hanya tersenyum tipis.Senang rasanya melihat seseorang makan masakan yang dia buat dengan begitu lahapnya.
"Sudah?sini biar aku bawa piring kotornya keluar"tanya Tio saat melihat Zalina sudah menghabiskan nasi goreng buatan nya dan juga susu coklatnya.
"Biar aku saja Mas"
"Yakin?apa kamu bisa jalan?"
"Bi_bisa kok walaupun masih sakit dan ngilu"gumamnya.
"Makanya,diamlah.Biar aku yang bawa dan membersihkan semuanya"
"Ba_baiklah,maaf merepotkan"
"Istirahatlah,aku keluar dulu"
"Iya,Mas"
Tio pun segera keluar dari kamar setelah Zalina menghabiskan sarapan nya.Sementara Zalina masih dilanda kebingungan melihat sikap Tio yang kini sedikit melembut meski nada dingin dan datar tidak lepas dari setiap ucapan nya.
*
*
"Mas tidak kekantor?ini sudah cukup siang loh?"tanya Zalina saat melihat Tio bersantai dikamar bersama dengan nya.
"Tidak,aku cuti untuk tiga hari kedepan"
"Kenapa?kok tumben?"
"Bagaimana bisa aku meninggalkan istri yang sedang kurang sehat"
Bluusshhh...
Semburan rona merah muncul diwajah cantik Zalina saat mendengar jawaban dari Tio.
"Istri?apa sekarang dia sudah menerimaku dan melupakan dendamnya pada Mamah?"gumam Zalina dalam hati.
Zalina pun hanya bisa tersenyum tipis mendengar ungkapan yang baru saja diucapkan oleh Tio.Meski belum yakin dengan apa yang dia pikirkan saat ini,namun setidaknya Tio sudah sedikit berubah dengan lebih perhatian lagi padanya.
Meski perhatian yang didapatkan Zalina dari Tio,harus dibayar oleh kesuciannya.Tio bangkit dari duduknya disofa dan berjalan mendekati Zalina.
Zalina tersentak kaget saat tiba tiba Tio duduk disamping nya dan meraih tangan Zalina untuk dia genggam.
"Maaf,sungguh maafkan aku"
"Ma_maaf untuk apa Mas?"
"Untuk yang semalam"
"Kenapa harus minta maaf?itukan hak Mas Tio,Mas Tio suamiku dan aku berkewajiban untuk melayani semua yang Mas Tio butuhkan termasuk itu.Hanya saja,aku cukup kaget dan takut saat Mas melakukan nya dengan kasar dan memaksa".
...****************...