Leuina harus di nomor duakan oleh ibunya. Sang ibu lebih memilih kakak kembarnya.yang berjenis.kelamin pria. Semua nilainya diakui sebagai milik saudara kembarnya itu.
Gadis itu memilih pergi dan sekolah di asrama khusus putri. Selama lima tahun ia diabaikan. Semua orang.jadi menghinanya karena ia jadi tak memiliki apa-apa.
bagaimana kelanjutannya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Maya Melinda Damayanty, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
PERKARA 4
Hari berganti. Pagi menjelang. Semua sudah kembali ke tugas mereka masing-masing. Kini, kepala divisi administrasi pun sudah ada penggantinya dari kantor pusat. Gloria masih jadi wakil kepala administrasi di sana. Gadis itu akhirnya sedikit lega. karena Vic tidak lagi satu ruangan dengannya.
Sementara, di ruang Adrian. Ketiga pria itu sedang berdiskusi masalah pembebasan lahan kosong di kawasan xx. Adrian sangat yakin jika tanah itu adalah milik salah satu ketua adat di daerah itu.
"Kita akan bawa ini ke ranah hukum saja, sepertinya ada beberapa oknum yang ingin bermain di sana," ujar Alex.
"Vic, buat laporan pada polisi adanya pemerasan, gangguan keamanan juga ancaman keselamatan," titah Adrian.
"Baik, Tuan!" Vic pun langsung mengumpulkan data yang menjadi bukti semua kejahatan itu.
Pria itu pergi sendiri. Ketika ia sengaja turun dua lantai di bawahnya untuk mengecek kinerja kepala divisi administrasi baru. Sekaligus ingin menatap gadis yang dari kemarin mengacuhkannya. Gloria begitu sibuk dengan data di tangan dan komputernya hingga tak melihat kedatangan Victor.
Sedang pria itu merindukan gadis itu. Jujur, Gloria berbeda dengan gadis lainnya. Seorang gadis yang mahir berciuman, tetapi ketika tangan Vic mulai meraba tubuh gadis itu. Gloria langsung menolak dan menghentikan ciumannya.
Gadis itu hanya mau berciuman saja. Berbeda dengan wanita yang pernah dekat dengannya. Bahkan dengan Chelsea, model papan atas itu sudah bugil menanti di atas ranjang. Jika saja kelebatan wajah Gloria tak muncul dan telepon yang berdering dengan nama Alex gambar iblis.
Mungkin ia sudah melakukan penyatuan dengan model cantik itu. Vic mendekati Gloria.
"Gloria!" panggilnya.
"Ah .. ya!" gadis itu terlonjak kaget.
Vic terkekeh melihat wajah kesal gadis itu sambil mengelus dadanya. Tiba-tiba.
Cup! Vic menciumnya di depan semua karyawan. Lalu pria itu pun melangkah meninggalkan Gloria. Tadinya rona merah menjalar di pipi gadis itu.
"Ck ... cewe murahan. Aku yakin dia sudah nggak perawan!" sindir salah satu wanita menatapnya hina.
Untuk pertama kalinya ia dihina sedemikian rupa. Wajahnya kesal, lalu menatap nyalang wanita yang mengatainya tadi. Wanita itu malah menantangnya.
"Kalau iri itu jangan kelihatan sih. Kenapa nggak bilang sama Tuan Vic untuk menciummu juga!" balas Gloria menyindir.
"Tuan, Dea ingin minta cium juga!" teriak Gloria tiba-tiba.
"Apa-apaan sih!" Dea langsung kualahan.
Vic yang berjalan ke lift sampai terhenti langkahnya karena mendengar teriakan Gloria. Pria itu hanya menggeleng saja, lalu kembali masuk lift.
"Apa-apaan kamu tadi!" sentak Dea tak terima.
"Apa!" sahut Gloria tak mau kalah.
"Aki bukan wanita murahan kayak kamu ya!" bentak Dea lagi.
"Aku juga bukan wanita murahan! Jangan sembarangan!" bentak Gloria marah. "Aku bisa menuntutmu atas pencemaran nama baik dan tuduhan palsu!"
Ancaman Gloria membuat Dea terdiam. Semua menatap wakil kepala divisi administrasi itu. Jika Diana adalah ratu dengan tingkat kepedasan kata-katanya nomor satu di kampus. Maka Gloria adalah yang kedua.
"Ada apa ini, kenapa kalian berisik?" tanya Brigitta Feiler kepala divisi baru mereka.
"Tidak ada, Nona Feiler!' jawab Gloria masih mode galak.
Brigitta memang sedikit ngeri dengan Gloria. Pekerja magang itu adalah putri tunggal seorang Ageele. Tidak ada yang tidak mengenal siapa ayah dari Gloria.
"Semuanya kembali bekerja!" titah Brigitta.
Semua pun kembali bekerja. Sementara Don meminta Jessy kembali melakukan jebakan pada Gloria. Ia sudah keringat dingin setiap berjalan di sekitar perusahaan milik Maxwell itu. Kemarin anak buahnya sudah dicurigai keberadaannya.
"Cepat, kau jebak lagi temanmu itu!" titah Don.
"Iya, aku punya rencana bagus. Kau pura-pura menculik kami ketika ingin menjemput Gloria. Aku akan mengajaknya ke party lagi nanti setelah ia pulang dari magangnya. Bagaimana?"
Usul Jessy terlihat sempurna. Pria itu akan membuat drama penculikan dan membawa kabur gadis itu. Don pun sangat menyukai ide gadis itu. Lalu memberinya cek seharga seribu dolar.
"Puas kan aku sekarang!" titah pria itu sambil melepas celananya.
Jessy pun melakukan tugasnya. Sedang Anneth dan Brenda juga tengah asik berciuman dengan pengawal Don.
Tak terasa waktu pulang telah tiba. Tetapi, baik Luien, Diana dan Gloria bahkan Hugo dan Brandon mendapat lembur pertama mereka. Ada kenaikan produksi, jadi mereka harus terjun langsung untuk mendata produksi. Bonus lembur pun dicairkan sekarang juga.
Mereka pun keluar ruangan dengan wajah lelah. Sebagian karyawan sudah pulang. Kantor sedikit sepi. Alex dan Adrian tidak sempat bermesraan dengan gadis mereka.
Kemarin ketika menjenguk Veronica di rumah sakit. Pria tampan itu ikut menjaga wanita itu bersama Diana.
"Kau siapa?" tanya Veronica.
"Aku kekasihnya!"
"Dia Bossku!"
Dua jawaban berbeda. Veronica tertawa lirih. Sungguh lucu melihat ekspresi putrinya yang merona itu. Adrian hanya tersenyum kikuk. Pria itu pulang bersama Diana, itu pun dengan perdebatan yang cukup alot.
"Pulang lah dengan atasanmu, sayang. Mama jadi lebih lega dan tidak merasa khawatir!" pinta Veronica pada Diana.
Akhirnya, keduanya pun pulang. Di dalam mobil, pria itu selalu mendekati gadis itu. Bahkan, Adrian juga ikut mengantar hingga depan rumah sederhana milik Diana.
"Kau tak memintaku masuk?"
"Tuan, ini sudah malam. Jangan buat aku malu dengan para tetangga karena membiarkan pria masuk rumah!" peringat Diana.
"Akhirnya beres semua pekerjaan. Duh, ternyata dunia kerja begitu menjenuhkan!" keluh Diana ketika masuk lift.
Dua lantai berikutnya, Gloria juga masuk lift dengan wajah lelah dan dandanan berantakan. Diana hendak mengomentarinya tapi, karena kelelahan ia urung melakukannya. Hugo dan Brandon pun masuk.
Setelah sampai lobby, semuanya menuju halaman parkir. Diana dan Hugo hendak ke halte. Luien meneriakinya.
"Mau kemana kalian?" keduanya menoleh.
Diana yang berpaling melihat tempat lain. Ia melihat mobil Jessy terparkir. Gloria yang memang sudah janjian dengan sahabatnya itu pun sedang mengobrol. Hanya saja Diana melihat pergerakan aneh Jessy yang seperti melihat situasi.
"Hei, ada apa?" tanya Hugo yang melihat Diana tak juga masuk.
Diana mengisyaratkan agar Hugo diam. Lalu sejurus kemudian, Diana melihat tiba-tiba Jessy membekap mulut Gloria dengan sapu tangan. Gadis itu memberontak tetapi, sejurus kemudian ia pun lemas. Jessy memasukkan tubuh sahabatnya ke mobil. Lalu, mobil itu perlahan meninggalkan halaman parkir.
"Luien, Gloria diculik Jessy!" pekik Diana langsung masuk mobil.
Luien yang mendengar itu sangat terkejut.
"Apa kau yakin?!" tanyanya tak percaya.
"Iya, aku lihat sendiri Jessy membekapnya dengan sapu tangan dan pingsan. Ayo cepat!" teriak Diana.
"Iya! Pasang sabuk pengaman kalian!" sahut Luien tegas.
Hugo dan Diana memasang sabuk pengaman mereka. Luein pun keluar dari halaman parkir mengikuti mobil Jessy. Ternyata, mobil Luien yang mengejar ltu diketahui oleh Adrian, Alex dan Vic. Ketiganya pun naik mobil dan mengikuti mereka.
bersambung.
next?
Perasaan di awal kuliah mc ganti nama panggilan deh..
suka deh sm perempuan2 tangguh. tq
sat..set..sat..set..
langsung hajar ken..
kwkwkwk
pengen nimpuk luein dah..once nih