Kiara dan Tiara adalah gadis cantik kembar identik dari ibu tunggal yang bernama Shopia. Suami Shopia telah meninggal karena penyakit jantung sejak kedua putri mereka berumur 9 tahun. Sekalipun Kiara dan Tiara adalah saudara kembar, tapi sifat mereka jauh berbeda, bak langit dan bumi.
Penasaran dengan ceritanya?? baca yuk!
Ingat ya, ini hanyalah karangan fiktif semata...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Zia Ni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 9 Di Luar Prediksi
Pagi itu terjadi sedikit drama di rumah Shopia.
"Masa' Tiara disuruh jalan kaki sih, Ma. Males ah," rajuk Tiara dengan mulut cemberut.
"Ya ampun Ti Ti, jalan kaki gak ada setengah jam saja kok ya ngeluh! Manja banget sih kamu!," sengak Shopia.
"Kaki kakakmu masih sakit, masa' disuruh berangkat sekolah jalan kaki. Bisa-bisa lama sembuhnya."
Dengan terpaksa Tiara harus berangkat sekolah jalan kaki. Di sepanjang perjalanan menuju ke sekolah, bibir gadis itu terus cemberut seperti tikus curut.
*
Siang hari, beberapa menit sebelum pulang sekolah...
Begitu pelajaran terakhir selesai dan Pak Yoyok, si guru matematika meninggalkan ruang kelas, Vivi yang akan bangkit dari tempat duduknya, tiba-tiba saja mendapat guyuran tepung di rambutnya dari temannya yang duduk di bangku belakangnya.
"Kamu ini apa-apa an sih!" hardik Vivi dengan suara agak tinggi setelah tubuhnya berbalik ke belakang.
"Kenapa? Gak terima? Mau lapor ke guru BK? Silahkan. Malah kamu yang nanti kita laporin ke guru BK karens kemarin siang kamu sama Cindy nge bully Kiara. Bener kan?" tantang Faiz dengan santai.
deg!
Vivi terkejut. Dia tidak menyangka sama sekali jika kejadian kemarin siang sudah diketahui oleh teman-teman sekelasnya.
Belum juga gadis itu sempat berpikir kira-kira siapa yang telah menyebarkan kejadian kemarin siang, Vivi mendapat hujan lemparan kertas dari teman-teman sekelasnya, dan untuk kedua kalinya dia mendapat serangan tepung yang kali ini mengenai seragamnya.
Dengan hati dongkol, gadis itu mengibaskan rambut dan seragamnya yang terkena tepung, karena tidak mungkin dia pulang dalam keadaan berantakan seperti itu.
Selama aksi serangan tepung dan kertas berlangsung, Bagas yang duduknya di dekat pintu, sudah menutup pintunya terlebih dahulu sejak Pak Yoyok meninggalkan kelas tadi. Tentu saja agar peristiwa itu tidak diketahui oleh kelas lainnya.
Ternyata, hal serupa juga terjadi pada Cindy. Gadis itu juga mendapat serangan tepung dan kertas dari teman-teman sekelasnya.
Tak cukup sampai di situ, ketika kedua cewek tersebut ke parkiran untuk mengambil motor mereka, ternyata salah satu ban motornya kempes. Tentu saja mereka harus menuntun motor sampai ke bengkel yang untungnya ada di dekat sekolahan.
Sementara itu di ruangan lain...
Tok tok tok! Angga mengetuk pintu ruang BK.
"Silahkan masuk," terdengar suara seorang wanita dari dalam ruangan.
"Loh Angga... Duduk, Ngga," Bu Kumala, si guru BK, mempersilahkan Angga duduk.
"Tumben Ngga, ada apa?" tanya Bu Kumala penasaran.
"Ini Bu, saya mau melaporkan kejadian kemarin siang," balas cowok kelas XII itu.
"Memangnya kemarin siang ada kejadian apa, Ngga?" lanjut si guru Bk ingin tahu.
Tak berapa lama, Angga pun menceritakan kejadian kemarin siang sesuai dengan apa yang didengar oleh telinganya.
"Rekaman suaranya kamu bawa, Ngga?" tanya Bu Kumala setelah Angga menyelesaikan ceritanya.
"Iya, Bu."
Dengan segera, cowok kutu buku itu mengambil HP dari saku seragamnya lalu memutar rekaman kemarin dengan volume maksimal. Sekalipun hasil rekaman suaranya terdengar kurang jelas, tapi lumayan bisa dipahami.
"Trimakasih ya Ngga, kamu sudah ikut peduli dengan sekolah kita, nanti ibu akan segera menindak lanjuti masalah ini. Sekarang kamu bisa pulang."
Setelah berpamitan, Angga pun keluar dari ruang BK.
*
Sore harinya...
Kiara dan Tiara terkejut saat Bu Kumala bertamu di rumah mereka. Karena guru BK itu ada keperluan dengan Kiara, setelah menyajikan teh hangat, Tiara pun kembali ke kamarnya dan tentu saja sambil menguping pembicaraan antara Bu Kumala dengan saudara kembarnya. Gadis itu sangat penasaran kenapa guru BK mereka bisa sampai bertamu ke rumah, padahal sebelumnya tidak pernah.
"Kalau boleh saya tahu, ada kepentingan apa ya Bu Kumala sampai bertamu ke rumah kami?" tanya Kiara.
"Begini Kiara, tadi siang Angga cerita pada Ibu, jika kemarin siang kamu mendapat kekerasan fisik dari Vivi dan Cindy," terang guru BK itu.
deg!
Kiara kaget. Dia tidak mengira jika Kak Angga mengingkari janjinya.
"Kamu tidak perlu takut dan jangan menyalahkan Angga, Kiara. Kejadian seperti ini sudah seharusnya dilaporkan, karena jika dibiarkan, ke depannya nanti bisa terulang lagi. Ibu siap untuk mendukung kamu," Bu Kumala yang peka dengan suasana hati Kiara pun berusaha menenangkan.
"Sekarang kamu jujur pada Ibu, kamu kemarin diapakan sama Vivi dan Cindy?" lanjut guru BK tersebut.
"Rambut saya dijambak dengan kencang Bu, lalu kaki saya juga diinjak dengan keras oleh mereka," sahut gadis cantik itu dengan suara pelan.
"Mereka melakukan hal seperti itu gara-gara kamu didekati Roni?" tambah Bu Kumala.
"Iya, Bu," sahut Kiara jujur.
"Ibu dengar jalanmu agak terpincang, Kiara? Lalu sekarang bagaimana, apa masih sakit?" imbuh guru BK tersebut.
"Sekarang sudah lebih baik, Bu," balas gadis cantik itu.
"Syukurlah kalau begitu... Jadi sekarang masalahnya sudah jelas, Vivi dan Cindy melakukan kekerasan fisik dan mengancam kamu gara-gara kamu didekati Roni. Kamu tidak perlu takut pada mereka berdua, Kiara. Ibu pasti akan mengusut masalah ini sampai tuntas, karena kasus pembullyan seperti ini seharusnya tidak boleh terjadi di sekolah kita."
Sementara itu di dalam kamar, Tiara yang mendengar percakapan antara Bu Kumala dan Kiara pun lumayan kaget. Awalnya dia pikir, sejak kemarin siang cara berjalan Kiara agak terpincang karena betulan terpleset di toilet sekolah, tapi nyatanya karena dibully oleh bekas teman se geng nya. Gadis itu merasa was-was, jangan-jangan dia nanti ikut disangkut pautkan, padahal dia tidak tahu menahu sama sekali tentang kasus pembullyan kemarin.
Percakapan antara Bu Kumala dan Kiara berlangsung hingga kepulangan Shopia. Melihat kedatangan Bu Kumala, wanita paruh baya itu pun lumayan terkejut. Tanpa ada yang ditutup-tutupi, Bu Kumala dan Kiara menjelaskan pada Shopia apa yang sebenarnya terjadi, yang akhirnya membuat Shopia merasa emosi dengan kelakuan Vivi dan Cindy yang sudah menyakiti anaknya.
Sepulang Bu Kumala, Shopia mendudukkan Tiara lagi untuk ditanyai.
"Jangan-jangan Kiara dibully sama Vivi dan Cindy juga ada kaitannya sama kamu, Tiara?" tuduh wanita paruh baya itu.
"Aku itu gak tau sama sekali masalah pembullyan kemarin lo Ma. Lagipula Mama kan sudah nyuruh aku keluar dari geng dan ngurangi bergaul sama Vivi dan Cindy," terang Tiara yang kali ini berkata jujur.
"Beneran?" cecar wanita berumur 43 tahun itu.
"Beneran Mamaaa...," sahut gadis itu .
"Awas ya kalau kamu ketauan bohong lagi."
oga Tiara sadar kelakuan buruknya...
trimakasih dan salam sukses buat kalian 🙏