Angga adalah mahasiswa akhir yang jatuh hati pada Kinara yang merupakan adik tingkatnya. Suatu ketika karena obsesinya pada Nara, pria berumur 23 tahun itu menodai Nara hanya karena cintanya di tolak.
Hubungan keduanya semakin rumit karena campur tangan ayah Angga yang tidak ingin puteranya menikahi gadis dari kalangan miskin. Juga wanita yang menjadi saingan cinta Nara.
Dalam keadaan hamil Nara pergi karena ancaman, dan 3 tahun berlalu mereka di pertemukan kembali dengan Angga yang masih begitu mencintai Nara yang ia anggap telah tiada.
Namun Nara datang hanya ingin menghancurkan dan menuntut balas atas penderitaannya, serta penyebab janinnya tak bisa dipertahankan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Danira16, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bangun Dari Koma
Pada hari ke lima Nara yang mendapatkan perawatan di rumah sakit terbaik itu pun belum juga mau membuka mata nya.
Padahal setiap hari Angga selalu memberikan rangsangan baik pijatan lembut atau sentuhan, maupun bercerita sesuatu dengan membisikan di telinga Nara.
Angga juga setiap hari mengucapkan kata cinta pada gadis itu, dan itu membuat progress yang baik untuk tubuh Nara yang mulai merespon rangsangan dari Angga.
Saat ini menjelang sore Angga yang dari pagi menemani Nara di rumah sakit, ia merasa tubuhnya terasa gerah dan mata nya telah mengantuk dan lelah karena mengerjakan tugas tugas kampus nya.
Walau di rumah sakit Angga hanya menunggu Nara untuk sekedar merawat juga menunggu sang kekasih sadar, namun Angga tidak melupakan tugas tugas nya.
Keinginan dia saat ini hanyalah mulai dari nol kembali, ingin berubah menjadi yang terbaik, karena apa?? Karena Nara adalah alasan dibalik bangkitnya Angga.
Nara yang memberikan hal positif bagi Angga, lelaki tampan yang biasanya males berangkat ke kampus dan sering tidak buat tugas itu pun kini menjelma menjadi lelaki yang bertanggung jawab.
Angga ingin mempercepat ketertinggalan nya di kampus yang seharusnya sudah lulus tahun yang lalu, namun karena males dan suka bikin onar, membuat lelaki bertubuh jangkung itu tertinggal jauh.
Dampak tak baik pada Angga pun juga tertular pada Bisma dan fiki yang ikut ikutan bos nya sering cabut kuliah.
Yang pasti cinta mengubah segalanya hingga kita merasa bahwa kewajiban tidak menjadikan beban, itulah yang di rasakan Angga yang akhirnya tidak merasakan beban nya saat mulai kembali rajin ke kampus.
Alasan selanjutnya adalah Angga ingin menjaga Nara kekasihnya yang sangat di cintai nya. Apalagi saat ini kondisi Nara yang berbaring lemah karena suatu penganiayaan dari keluarga nya yang seharusnya melindungi anak yatim piatu itu.
Jam menunjukan pukul 4 sore, Angga bergegas menuju kamar mandi untuk membersihkan dirinya setelah hampir seharian mengerjakan tugas nya di laptop.
Namun sebelum ke kamar mandi, Angga mengunci pintu kamar Nara dan mendekati tubuh mungil yang tertidur bak puteri tidur.
Angga dengan lembut mengecup kening Nara dan membisikan kata" i love you seperti biasanya.
"Kam Angga mandi dulu ya?" Bisik Angga yang kemudian mengecup singkat bibir ranum Nara yang berwarna pucat.
Sepeninggal Angga dikamar mandi, kelopak mata Nara mulai bergerak perlahan, disertai pergelangan tangan yang mulai bergerak perlahan juga.
Sampai beberapa menit kemudian mata Nara terbuka selanjutnya Nara hanya menengok kanan dan ke kiri melihat kondisi ruangan yang Nara sendiri tidak tau dimana saat ini dia berada, pikiran nya kosong.
15 menit setelah Angga mandi dan menganti pakaian dengan yang bersih, lelaki berkulit kuning Langsat itu pun keluar dari kamar mandi.
"Kak Angga"
Suara itu, batin Angga yang mengenal suara Nara kekasihnya....entah itu karena ungkapan kerinduan Angga yang membuncah atau karena Angga berhalusinasi.
Entahlah Angga tak tahu saat nama nya di panggil dengan lembut kembali.
"Kak Angga...."
Sampai pada tatapan nya tertuju pada ranjang tempat Nara biasa terbaring, Angga sontak saja terkejut melihat Nara yang telah duduk lemah di ranjang dengan masih mengenakan cairan infus dan oksigen.
"Kak....kak Angga"
Senang itulah yang dirasakan Angga hingga dia berlari ke arah Nara dan membawa tubuh lemah itu masuk ke dalam pelukan nya.
"Terima kasih sayang, terima kasih kamu telah berjuang." ucap Angga yang menghujani Nara dengan ciuman di wajahnya.
Nara hanya diam saja dan menerima itu semua karena badan nya saat ini terasa lemah.
Seketika itu Angga teringat pesan dokter jika suatu saat Nara telah sadar untuk tidak lupa menghubungi suster. Angga pun memencet bel yang telah tersedia di belakang ranjang pasien yang berada di tembok.
Setelah selang sebentar memencet call nurse, pintu pun diketuk dari luar yang ternyata suster atau perawat yang datang.
"Iya mas tadi kenapa...??" Tanya suster dengan ramah.
"Sus, pacar saya sudah sadar, bisa hubungi Bu dokter...??"
"Oiya baik mas, kebetulan Bu dokter nya memang belum pulang dan saat ini masih visit di ruang lain, tunggu sebentar ya mas."
Perawat itu pun bergegas keluar kamar dan langsung mencari dokter wanita yang telah merawat Nara.
Setelah pintu ditutup perawat tadi Angga mulai memeluk kembali Nara, " kak lepas kak Nara sesek gak bisa nafas, kakak berat tau." Rajuk Nara dengan suara yang lemah.
"Maaf sayang, kakak saking senangnya".
"Iya gak apa kak" ucap sang gadis yang sekarang sedang menyenderkan kepala nya di bahu Angga.
"Memang kak Angga berat ya??"Tanya Angga kepada sang kekasih ketika Nara tadi bilang badan nya berat.
Bukan nya menjawab pertanyaan Angga namun Nara hanya menggelengkan kepala nya.
"Ya sudah tidak perlu dijawab kak Angga cuma bercanda, mungkin tubuhmu saja yang lemah." Angga pun membetulkan letak selimutnya.
Akhirnya dokter datang dan memeriksa kondisi Nara, Angga pun yang memperhatikan interaksi sang dokter dengan Nara pasien nya, terlihat Nara begitu baik dalam menjawab pertanyaan dokter yang artinya Nara sudah berangsur pulih.
Pemeriksaan itu pun selesai dan Angga sempat mengantar dokter wanita itu keluar kamar dan Angga pun menanyakan hasil dari pemeriksaan tadi.
"Bagaimana dok kondisi Nara pacar saya..?" Tanya Angga yang ingin tau kelanjutan tentang kondisi Nara saat ini.
"Sejauh ini kondisi baik, pasien merespon baik setiap saya bertanya, nanti kita lihat progresnya setelah ini"
Dokter wanita itu pun pamit ke Angga setelah menjelaskan keadaan Nara. Tak lupa Angga pun mengucapkan terima kasih.
Angga masuk kembali ke ruangan itu dimana Nara saat ini sedang memandangi ruangan tempat dia di rawat. Angga mengawasi Nara dan mendekati wajah Nara yang nampak pucat.
"Sayang istirahatlah, dokter tadi bilang untuk banyak istirahat "
"Gak mau kak, Nara badan nya capek kalo tidur terus" ucap sang pacar yang kemudian melihat ke arah tv yang sedang menyiarkan drama Korea.
Tok tok tok
"Iya masuk" ucap Angga dari dalam kamar sambil berdiri dari duduk nya.
Suster masuk ke dalam ruangan dengan membawa nampan berisi bubur dan susu hangat.
"Mas kata dokter mbak Nara nya di suruh makan sedikit sedikit ya supaya badan nya tidak lemas" ucap sang suster menjelaskan.
"Baiklah sus, nanti saya suapin terima kasih" jawab Angga mengambil nampan yang berisi bubur hangat serta susu untuk menutrisi tubuh Nara yang telah lama tertidur lama.
"Mbak Nara nanti bubur nya dimakan ya...?? Jangan sampai tunggu dingin ya mbak?? " ucap suster itu kembali
Nara hanya menggangukan kepalanya tanda mengerti dan mulai membuka selimut nya untuk mulai menurunkan kaki nya melangkah turun dari ranjang nya. Namun karena badan nya yang masih lemah nara hampir saja terjatuh jika tidak Angga sigap menangkap tubuh nara, mungkin Nara telah jatuh dan terbentur sesuatu.
"Kamu mau ke mana sayang?" tanya Angga yang mulai menaikan tubuh Nara diranjang kembali.
"Nara mau makan, tadi kan disuruh makan susternya...'' jawab Nara dengan lugu nya.
"Kan bisa bilang kak Angga, sekarang diamlah ditempat biar kak Angga yang suapin ya??"
Nara hanya menyetujui usulan Kak Angga nya dan bubur hangat itu di suapkan ke mulut Nara yang kini bubur itu telah separuh di makan Nara, begitu pun juga susu telah dihabiskan Nara sampai habis.
Malam itu Nara begitu di manja oleh Angga yang dulu terkenal bad boy dikampus yang nyata nya dibalik kenakalan nya tersimpan kebaikan dan ketulusan serta penyayang.