Ini lanjutan dari Novel keduaku yang berjudul "Gadis Barbar Kesayangan Tuan Muda Lumpuh"
Edgar merasa ada yang aneh dalam dirinya, dia mencoba memeriksakan dirinya ditemani oleh asisten setianya yang bernama Leo. Begitu ia datang kerumah sakit Edgar menemui dokter Andrologi, betapa terkejutnya ia mendapati hasilnya yang menyatakan kalau dirinya impoten.
Dibalik kesedihan pasti ada kebahagian yang telah di persiapkan oleh Tuhan, Edgar di pertemukan dengan seorang gadis tomboy bernama Zalea yang berasal dari keluarga broken home. Sebuah keajaiban datang ketika Edgar dan Zalea tak sengaja bertemu disuatu tempat, ia yang dinyatakan impoten tiba-tiba bereaksi ketika melihat Zalea.
Bagaimana kisah cinta Edgar dan juga Zalea? Apakah mereka akan bersatu?
Yuk simak ceritanya 💃🥰🤗
HAPPY READING 😚
Jangan lupa bintang 5 nya ya readers 🙏😚
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reni mardiana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Berita Edgar
Naraya mengambilkan dua gelas air putih untuk Edgar dan juga Zalea, Edgar melipat kedua kakinya yang panjang duduk dilantai bersama Zalea dan ibunya.
"Lea cerita sama ibu, apa yang sudah terjadi sama kamu nak?" tanya Naraya.
"Tadi Lea ikut balapan bu, si Abdul nawarin terus katanya uangnya lumayan jadi aku mau aja dan akhirnya Lea menang, terus pas Lea balik beli perlatan buat Nathan sekalian makanan malah dihadang sama si brengsek dan ibu tahu sendiri kan dia maunya jual Lea, karena gak mau akhirnya Lea di keroyok sama bapak dibanguin dua temennya." jelas Zalea.
"Ya Allah nak, kamu balapan lagi? Udah berapa kali ibu bilang, jangan pernah ikut balapan lagi nak bahaya!" ucap Naraya marah.
"Bu dengerin Lea, Lea ngelakuin semuanya demi kebaikan kita bertiga, aku mau beli rumah sendiri gak perlu ngontrak kaya gini lagi. Lagian tadi aku juga di tolongin sama om, ya kan om?" ucap Zalea.
"Hemm," jawab Edgar berdehem.
"Astagfirullah, tuan terimakasih sudah menolong anak bandel ini ya." ucap Naraya berkaca-kaca.
"Tidak masalah bu, tolong jangan panggil saya tuan. Panggil saja saya Edgar, saya menolong anak ibu itu tulus karena saya tidak akan membiarkan seorang wanita di tindas oleh pria." ucap Edgar.
"Ya karena hanya wanita yang boleh menindas pria, ya kan bu?" ucap Zalea meminta persetujuan ibunya.
Plak..
Naraya menggeplak lengan Zalea, kebiasaan anaknya itu selalu saja asal kalau bicara. Edgar tadinya ingin menyentil kening Zalea, namun keinginannya ia urungkan karena sudah di wakilkan oleh ibunya Zalea sendiri.
"Maaf bu, saya tidak bisa berlama-lama disini, saya harus pergi karena besok harus bekerja kembali." ucap Edgar.
"Silahkan nak Edgar, sekali lagi terimakasih ya sudah menolong anak saya. Semoga Allah membalas semua kebaikan nak Edgar, hati-hati dijalannya ya nak." ucap Naraya tulus.
"Iya bu, aammiin. Kalau begitu saya pamit ya bu, permisi." ucap Edgar.
Edgar berdiri dari duduknya, ia pun keluar dari kontrakan setelah berpamitan pada Naraya. Zalea pun ikut keluar dari kontrakan mengantar Edgar sampai ke depan, tak lama kemudian Edgar sudah sampai di tempat dimana mobilnya terparkir.
"Cil gue balik dulu, awas! Jangan lupa besok." ucap Edgar.
"Iya om, makasih udah nganterin." ucap Zalea tersenyum.
Nyess..
Hati Edgar langsung meleleh melihat senyuman manis Zalea, kalau boleh dia tidak jadi pulang saking betahnya melihat senyuman Zalea.
"Om?" panggil Zalea.
Edgar masih betah menatap wajah Zalea tanpa berkedip, Zalea melambaikan tangannya tepat di depan wajah Edgar yang tengah terdiam dengan matanya yang menatap kearahnya, karena tak ada jawaban akhirnya Zalea mengguncangkan tubuh Edgar sampai si empu terkejut.
"Om, sadar om sadar." ucao Zalea.
"Astaga! Cil, lu apasn si? Bikin kaget gue lu." kesal Edgar.
"Habisnya om ngelamun." ucap Zalea.
"Siapa bilang? Udah ahh, gue mau balik tar di gerebeg warga dikiranya gue apa-apain lu." ucap Edgar.
Edgar pun langsung masuk kedalam mobilnya, dia mengeluarkan ponselnya lalu memencet kamera mengambil foto Zalea diam-diam.
Cekrek.
Setah mendapatkan apa yang dia mau, Esgar pun melajuka. Mobilnya meninggalkan Zalea yang masih berdiri di tempatnya.
Keesokan harinya.
Edgar masih betah bergelung di dalam selimutnya, trtapi diluar kamarnya Leo mengetuk-ngetuk pintu kamar Edgar dengan keras.
Dug..Dug..Dug..
"Bos, bangun bos! BOSS." teriak Leo.
Bulannya bangun Edgar malah menutupi kupingnya menggunakan bantal, dia masih mengantuk namun Leo dengan beeisiknya menggedor-gedor pintunya di pagi buta.
"BOSS! BUKA INI PENTING, LOE LIAT MEDIA SOSIAL SEKARANG JUGA!" teriak Leo.
Edgar melemparkan bantalnya kearah pintu, dia berdecak kesal pada Leo yang terus-terusan berteriak. Edgar mengambil hpnya dias nakasnya, ia melihat media sosial sesuai perintah Leo. Mata Edgar langsung terbelalak melihat postingan yang di tulis dalam sebuah berita, disana mengatakan kalau Edgar dinyatakan impoten oleh dokter di rumah sakit ternama. Foto Edgar keluar dari ruangan Andrologi pun ada disana, bahkan ada juga laporan medis yang diikut sertakan dalam postingan tersebut.
Prangg...
Edgar melempar ponselnya kelantai, matanya menajam serta tangannya mengepal dengan kuat, rahang tegasnya mengeluarkan urat-urat yang begitu jelas terlihat.
"Siapa yang sudah berani bermain di belakangku!" geram Edgar.
Wdgar turun dari atas kasurnya, dia berjalan kearah pintu lalu membukanya.
"Syukurlah loe udah bangun bos," ucap Leo.
"Cari siapa orang yang sudah melaporkan berita tersebut!" titah Edgar dengan wajah marahnya.
"Anak buah gue sedang menyelidikinya, sepertinya kita harus segera ke perusahaan karena para pengusaha yang sidah mengajukan kerjasama pastinya akan mempertanyakan berita tersebut." ucap Leo.
"Hemm." ucap Edgar dingin.
Edgar langsung saja pergi ke kamar mandinya, tanpa menunggu lama dia sudah siap dengan pakaian kerjanya. Leo langsung saja mengambil kunci mobilnya, dia berjalan mengikuti Edgar dari belakang.
.
.
"Hahaha, puas banget udah bongkar rahasianya." ucap seseorang tertawa lepas.
Seseorang tersebut tersenyum licik kala ia tahu Edgar memiliki rahasia besar, ia yakin saat ini Edgar pasti tengah sibuk menutupi berita yang sudah tersebar di media sosial.
Rasain Lo Alina.