Aurora, seorang CEO yang merupakan gadis multitalenta harus merenggang nyawa karna keserakahan tangan kanannya sendiri yang berniat merebut perusahaan yang dia bangun sejak dulu.
Ketika sebuah peluru terlepas menembus jantungnya, Dan di detik kemudian gadis itu telah berada di dunia yang berbeda.
Jiwanya menempati tubuh putri dari seorang jendral perang yang terkenal dengan sampah karna tidak mampu berkultivasi.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon pio21, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Fan Zhuang
Meilan yang tengah bersantai di kediamannya seketika terkejut ketika dirinya kedatangan seorang pria tua dengan tergesa gesa.
"Kakek"
Satu ucapan yang keluar dari mulut Meilan, pria itu adalah kakak dari pemilik tubuhnya.
Dari ingatannya pria tua itu benar benar sangat menyayangi cucunya, bahkan rela bertengkar dengan nyonya besar Bai demi membela Meilan.
"Meier apa kau sudah bisa berkultivasi?"
Tanya pria tua itu dengan cepat tanpa basa basi
"Coba kakek periksa"
Dan ketika tuan besar Bai memeriksanya, alangkah terkejutnya ketika mengetahui jika kini cucunya hampir menginjak alam bumi.
Pria tua itu lantas tertawa terbahak bahak
"Hebat hebat, Kau memiliki bakat seperti itu, kelak kau akan tumbuh sehebat ibumu"
Pria tua Bai berbicara dengan senang
Mendengar kata ibu membuat Meilan penasaran, dia tidak memiliki ingatan apapun di kepalanya mengenai ibu kandungnya, yang dia tau ibunya meninggal karna sebuah tragedi hanya itu tidak lebih, bahkan jendral Bai enggan membahas sesuatu yang mengenai ibunya.
Ayahnya hanya pernah bilang
"Ibumu sangat cantik, bahkan dia sangat sangat hebat, kelak kau akan tumbuh seperti ibumu"
Barisan kalimat itu muncul di ingatannya, hal tersebut membuat Meilan semakin di landa penasaran.
"Ibuku? Sehebat apa ibuku kakek?"
Tanya Meilan yang kemudian menarik tangan kakeknya agar segera duduk di sampingnya
Menyadari pertanyaan cucunya membuat tuan besar Bai berdehem pelan
"Ahh itu kau perlu tau ibumu itu sangat hebat, Tidak ada yang bisa menandinginya di negara ini, ayahmu benar benar beruntung memperistrinya"
Jelas tuan besar Bai.
Meilan benar benar semakin antusias, Benarkah sehebat itu? Jika itu benar maka dia benar benar ingin menjadi sehebat ibunya atau bahkan menjadi lebih hebat.
"Apa kakek?"
"hohoho berhenti bertanya mengenai ibumu, kau bisa menanyakannya pada ayahmu nanti"
Potong tuan besar Bai yang jelas tau jika cucunya itu berusaha menggali informasi tentang menantunya.
Meilan mengerucutkan bibinya kesal.
"Kakek jelas tau jika ayah tidak akan memberitahu apapun"
Keluh gadis itu
"Hahahaha lupakan, lupakan"
"Sekarang ayo ceritakan pada kakek, bagaimana bisa seluruh Meridianmu terbuka dengan cepat?"
Tanya tuan besar Bai dengan penasaran
"Itu karna temanku yang membantuku"
Jawab Meilan kemudian
"Jangan bertanya siapa? Dia orang tertutup kakek, dia tidak ingin aku membuka identitasnya pada siapapun"
lanjut Meilan kembali
Mendengar itu membuat tuan besar Bai mengunci mulutnya, padahal dia benar benar penasaran orang di belakang cucunya, bukankah orang itu pasti sangat sangat hebat.
Setelah berbincang Tuan besar Bai memilih kembali, Namun dia berkata akan kembali di hari esok untuk membawa sebuah hadiah untuk cucunya dan Meilan tentu saja tidak akan menolak.
Ketika malam semakin larut, di saat semua orang telah berada di alam mimpinya, seperti di hari sebelumnya tampak sebuah siluet pria masuk kedalam kamar milik Meilan.
Dimana sang pemilik kamar tampak tertidur pulas di ranjang miliknya.
Pria tersebut tidak pernah mengucapkan apapun, hanya menatap gadis itu dengan intens.
Senyum tipis terbit di bibir pria itu ketika menyadari tingkat kultivasi Meilan. Tangannya terulur kedepan, dia hendak membelai wajah gadis itu yang kini semakin cantik.
Happ
namun sepertinya Meilan menyadarinya, terbukti saat ini dia menangkap tangan pria itu.
Pria itu sedikit terkejut dengan gerakan tiba tiba gadis itu.
Plapp
Kini mata indah milik Meilan terbuka, manik mata hitam miliknya bertubrukan dengan manik mata emas milik pria tersebut.
Meilan terdiam beberapa waktu, dia sedikit terpesona menatap wajah tampan yang tampak sempurna itu, terlebih manik mata bewarna emas itu seolah mampu menenggelamkannya dalam pesonanya.
"Siapa kau?"
Meilan segera tersadar, dia dengan cepat bangun dari posisinya tanpa melepaskan tangan pria itu, Dia menggenggamnya cukup erat, waspada jika pria itu pergi sebelum dirinya tau apa niat pria itu.
Namun dia sedikit berhati hati terlebih dia tidak bisa mendeteksi dimana tingkat kultivasi pria di hadapannya.
"Kau bisa menebaknya? Tapi yang jelas aku bukan seperti yang ada di pemikiranmu"
Jawab pria itu dengan tenang.
Alis Meilan tertaut beberapa waktu, jelas saja yang di katakan pria itu bukan dari jawaban yang dia inginkan.
"Aku tidak suka bertele tele"
Pria tersebut tampak menarik ujung bibirnya.
"Pria yang di takdirkan untukmu"
Meilan yang mendengarnya semakin tidak senang, dia berfikir jika pria itu mempermainkannya.
"Bah kau benar benar pandai membual"
Ejek gadis itu kemudian
"Kau adalah pria yang datang padaku di malam itu bukan?"
Tanya gadis kemudian
Pria itu lantas terkejut, tidak menyangka jika Meilan mengetahui kedatangannya di malam sebelumnya.
"Mm kau benar"
"Jawab pria itu kembali dengan tenang"
"Lalu untuk apa kau datang? Aku merasa tidak mengenalmu, jangankan saling mengenal kita bahkan tidak pernah bertemu"
Cecar gadis itu kembali
Meilan benar benar penasaran dengan pria rambut perak itu, Dia merasa pria itu bukanlah orang biasa.
"Lupakan semua pertanyaanmu itu, kau tidak ingin berterima kasih padaku"
Timpal pria itu kembali, dia membalikkan badannya menatap mata milik Meilan dengan dalam, dia bergerak maju mendekati gadis itu.
Meilan merasa salah tingkah di tatap seperti itu, dengan perlahan dia melangkah mundur ketika pria itu semakin mendekat kearahnya. meski dirinya telah berumur 27 tahun dunia modern tapi waktunya dia habiskan untuk bekerja, dia tidak memiliki riwayat pacaran dengan siapapun.
"Untuk apa aku berterima kasih?"
Gadis itu berkata dengan gugup, namun air mukanya tetap terlihat tenang gadis itu benar benar pandai memainkan ekspresinya.
"Untuk Meridian mu"
Jawab pria itu cepat, kini jarak wajah mereka benar benar satu jengkal saja.
"Kau yang melakukannya?"
Tanya gadis itu terkejut
jika pria itu benar benar melakukannya, bukankah itu berarti pria itu membantu kesulitannya, tapi kenapa? Kenapa pria itu mau membantunya?
"Tentu saja, lagi pula siapa yang bisa melakukannya dalam waktu singkat selain aku"
Meilan "_"
Benar benar seorang yang tingkat percaya diri yang tinggi.
"Yah yah yah yah, terima kasih atas bantuannya"
"Tapi bisakah kita bicara dengan posisi yang baik, ini terlalu intim'
Ucap gadis itu yang mendorong dada pria tersebut sedikit menjauh.
Pria itu lantas tertawa terbahak bahak
Untuk sejenak Meilan terpaku beberapa waktu, tawa itu benar benar indah di pandang mata.
Sungguh sosok di depannya benar benar tampak begitu sempurna, Dia bahkan tidak menemukan cela yang salah sedikitpun yang ada di pria itu.
"Berhenti tertawa katakan siapa dirimu"
Meilan benar benar tidak sabar
"Fan Zhuang, Kau harus mengingatkannya"
Lantas setelah mengatakan itu, pria itu lantas menghilang dalam udara.
Meilan terdiam beberapa waktu, Dia sibuk dengan pemikirannya saat ini.
"Hui apa kau mengenalnya?"
Dia bertanya dengan cepat pada Phoenix tersebut
"Tentu, tidak ada orang yang tidak mengenalnya, dia adalah sosok yang tidak tersentuh, untuk lebih dalam lagi kau perlu menanyakannya sendiri, tapi perlu ku ingatkan jangan sedikitpun menyinggungnya"
Jelas Hui dengan serius.
Meilan tampak terdiam kembali, dia pikir apakah sekuat itu? Bahkan Phoenix legenda juga takut padanya.