kisah ini menceritakan tentang gadis kecil yang menjadi bayang bayang sodara kembarnya , yahh gadis itu bernama Alesya Devina Pranciko ,sejak kecil dia selalu menjadi tameng kakanya yg memiliki imun tubuh lemah , semua orang hanya memperdulikan Layla Vikana Pranciko dan melupakan kehadiran Alesya..
akankah kebahagiaan berpihak kepada Alesya !?
mungkinkah Alesya bertemu Arkana lalu bahagia ,atau sebaliknya !?
apakah Arkana penyelamat hidup alesya ?!
akankah alesya membalas segala perbuatan jahat keluarganya !?
yukk simak ceritanya ,ini sangat seru dan menarik , banyak ketegangan didalamnya ,komplik ,percintaan yg sangat menggemaskan 👉
selamat membaca ♥️
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ARSYAKAYLA, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
kegelisahan Akso
****
Akso mengusap kasar wajahnya , ia tidak pokus mengikuti materi hari ini , dosen bahkan sampai menegurnya di kelas tadi.
Ini semua gara-gara alesya , jika bukan memikirkan perubahan dia yang drastis , ia mana mungkin hilang pokus seperti ini .
Sialan ! Alesya berhasil mengganggu pikiran akso dan membuat dirinya gelisah tidak karuan.
" Lo kenapa si akso , kaya orang bego dari tadi gw liat ? " zidan salah satu teman akso bertanya dengan heran .
Akso menarik nafas kasar " bener kata lo , kayanya gw emang udah gila ." ujar prustasi akso
"Gila kenapa ? " rey , pemuda itu dengan lesung pipi menghiasi dua pipinya itu bertanya , ia sedikit terganggu dengan sikap akso.
Bayangkan saja , akso kadang mendengus kesal kadang mengeram .
Kadang juga terlihat bengong kemudian menarik nafasnya kasar . Kalau orang yang melihatnya pasti berpikiran akso memiliki beban berat yang ia pikul sendiri .
Rey yang sedang sibuk dengan bacaan bukunya sangat terganggu .
Akso menggelengkan kepalanya kemudian menyadarkan tubuhnya pada sandaran kursi , menatap kosong pada rey.
"karna cewek ? " tebak zidan .
Akso mendengus " bukan !" tekan akso
"ya terus apa ? "
"lama - lama lo bikin gw kesel " misuh-misuh zidan tidak henti-hentinya.
akso menarik nafasnya dalam-dalam .
"adik gw berubah " ucap akso termenung
" berubah gimana maksud lo ? "
"gk mungkinkan adik lo berubah jadi udin penyok ! " kesel zidan , karna sedari tadi akso berbicara singkat padat dan tidak jelas .
"Dia kayak bukan dia " kembali akso berbicara dengan tatapan menerawang ke kejadian tadi malem .
"Gw gak paham sumpah "
" adik lo biasa aja kayaknya , kemarin kita kan ketemu adik lo dan dia baik- baik aja gk ada yang berubah ? Layla masih ceria , apa dia kambuh lagi sakitnya ? " tebak rey dan di benarkan oleh zidan
Akso tertegun kemudian ia merubah duduknya menjadi tegak.
"bukan dia " bantah akso
"hah ? Bentar gw ngeleg , maksud lo gimana si gw bingung ? " rey menggaruk pipinya yang tidak gatal .
" bukannya adek lo cuman layla ? Apa lo punya adek lain selain layla ? " tak di ragukan lagi jika zidan menebak kebenarannya .
Mendengar penuturan zidan , akso tertegun , ia merutuki kebodohannya .
Akso lupa bahwa dunia luar tidak mengenali alesya sebagai adiknya , yang mereka tahu layla lah satu -satunya adik dari akso.
"Tunggu gw bingung , lo punya adik lain ,akso ? Dengan raut wajah bingung rey menatap akso
"Adik sepupu gw " imbuh akso , ia berusaha menyembunyikan kelainan dari wajahnya.
"oh , bilang dong "
" gw kira lo punya adik lain dan keluarga lo menyembunyikan itu dari dunia luar " imbuh zidan dengan cengir kuda nya.
"emang adik sepupu lo kenapa ,so ? " tanya rey
"gw gak tau " akso menggelengkan kepalanya dengan lesu .
" mungkin dia lagi ada masalah " lanjut akso
"coba lo tanya dia baik -baik , adik sepupu lo seumuran layla kan ? "
"iya "
" usia segitu lagi masa labil - labilnya , mungkin adik sepupu lo ikut pergaulan bebas, lo tai sendirikan gimana pergaulan anak jaman sekarang " ujar roy .
Akso mengangguk paham , ucapan roy membuat dirinya takut , apa mungkin alesya seperti itu ?
"bukan cuman itu , faktor lingkungan juga ngaruh si menurut gw "
"bisa ajakan ada tekanan dari orang tua dia , mental dia mungkin lagi down , saran gw lo temenin ajh dia , ajak bicara kek ,pokonya lo jangan biarin dia ngerasa sendirian , kadang apa yang kita anggap sepele itu berdampak besar bagi orang lain "
" takutnya dia nekad " sambung roy
Tubuh akso menegang ,hatinya bergemuruh tidak karuan .
" itu..."
" apa memang seperti itu ?" tanya akso dengan perasaan yang tak menentu
" gw setuju , karna orang tua sekarang banyak yang terlalu menekan anaknya , entah itu untuk nilai ataupun yang lainnya " imbuh roy
" mental setiap anak beda - beda , perbandingan anak-anak bukan hal yang baik , menurut gw " ucap zidan
" itu malah bikin kecemburuan dan iri dengki gak sih , dan ? tanya roy kepada zidan
" mungkin niat orang tua memang baik , tapi balik lagi kediri kita sendiri , semua orang mempunya pemikiran berbeda dalam menyikapi semua itu " imbuh zidan panjang lebar .
"buset pengalaman pribadi kek nya , dan " ucap roy takjub .
Zidan tertawa kecil
"beruntung mental gw kuat ,kalau engga gw udah jadi penghuni rumah sakit jiwa " ujar zidan di sertai candaan.
Tangan akso seketika bergetar ,ucapan zidan seperti kaset kusut yang terus berputar putar di pikirannya .
akso terus saja memikirkan kemungkinan - kemungkinannya.
"woy so "
"woy , akso "
Akso mengerjap , dengan linglung akso menjawab panggilan dari kedua sahabatnya.
" Ya ? "
"malah ngelamun , sikap adik sepupu lo berubah drastisnya kaya gimana ? Siapa tau kita bisa bantu " tanya roy
" nanti gw coba bicara sama dia "
"mungkin saja kemarin dia lagi capek " ucap akso menyakinkan
Zidan serta roy menganguk .
"gw kangen sama dedek manis deh so , nanti sore gw sama zidan main yah kerumah lo ? Kangen sama layla hehe "
Akso mengangguk ,ia bangkit dari duduknya " gw pergi dulu " pamit akso
Disetiap langkahnya , akso terus saja memikirkan perkataan zidan tadi , memikirkan sikap alesya , apa benar ini karna mereka ? .
Karna secara dirinya juga keluarganya kan ?
Apa mungkin ?
Saat mengingat perkataan zidan , akso merasa sedikit masam .
Alesya juga adiknya bukan ? Mengapa semua orang tidak mengenalinya ?
Bukankah ini tidak adil untuk alesya ?
***
Alesya menopang pipi sambil satu jarinya mengetuk ngetuk meja , mata alesya menatap arga yang tengah menatapnya dengan senyum tanpa dosa .
"Dan lagi .... "
"Lo sumpah menjijikan arga selingkuh secara terang -terangan , ulat malu lo apa udah putus ? Atau mungkin lo gk punya urat malu ? "
"alesya " arga mengebrak meja nafasnya memburu .
"jaga ucapan lo ! " bentak arga.
" arga " layla memegang tangan arga , ia menatap sekelilingnya dengan awas .
takut seseorang mendengar penuturan alesya tentang hubungan arga bersama alesya.
Arga sadar ,dirinya sudah kepancing dan lepas kendali , arga menarik nafasnya kasar , mengabaikan semua pasang mata yang menatapnya ingin tau.
Arga mencoba kembali duduk , meski kemarahannya belum juga mereda .
"jaga batasan! " sarkas arga .
"loh , kok marah ? "
"padahal gw cuman ngomong kebenarannya ,cepet banget si emosinya , kenapa ? Lo gk terima ? " balas alesya santai.
"alesya !"
"oke " alesya mengedikan bahunya tak acuh .
" kalian berdua cocok " alesya menatap keduanya dengan mata berbinar .
" yang satu lelaki berengsek , yang satu lagi wanita perusak ! Wow, pasangan sempurna ! " seru alesya sebari tersenyum lebar .
"alesya lo keterlaluan sumpah ! " desis edo emosi , wajahnya memerah menahan marah , apa lagi saat melihat mata layla yang sudah berkaca - kaca.
"kok jadi gw yang keterlaluan ? Harusnya mereka yang keterlaluan , do ? Lo gk jijik apa temenan sama dua manusia itu ? "
"ah ," alesya mengibas -ngibaskan tangannya
" gw lupa , lo kan bagian dari mereka , sama - sama menjijikan "
Senyum remeh alesya terlihat jelas di mata mereka .
" mereka cuman sahabat !" fazri angkat bicara , ia meringis saat melihat wajah kedua sahabatnya sudah memerah menahan amarah .
Fazri mengalihkan tatapannya kepada layla , ia menghela nafas pelan saat melihat layla menunduk dengan mata yang memerah menahan tangis .
Gala sendiri tampak santai , ia memilih mengaduk makanan di depan sebari mendengarkan perdebatan mereka .
Sesekali gala terseyum miring , entah apa yang ada di pikiran lelaki berparas tampan itu .
"sahabat ? " alesya tertawa mengejek
"oke .mereka sahabat . Salut banget gw sama persahabatan kalian " ejek alesya
"alesya " layla mendongkak, kamu salah paham aku sama arga gk ada hubungan apa - apa .
"Maaf kalau kedeketan kita membuat kamu cemburu , " ujar layla pelan karna takut ada yang mendengarnya.
"layla " alesya menatap wajah layla lekat .
"lo taukan gw pacar dia , kan ? Alesya menunjuk arga dengan dagunya . Alesya rasanya jijik menyebut hubungannya denga arga .
"I-iya " ucap layla pelan sebari meremas tangannya gugup.
" Terus kenapa lo masih deketin dia ? "
" arga yang minta , dia mau jagain gw, alesya ! ' lirik layla
Sedikit saran, untuk perbaikan./Determined/
Semangat terus kak, ceritanya bagus.