Nessa tidak menyangka akan terseret ke masa lalu. Dimana kerajaan-kerajaan berdiri dengan raja yang memiliki istri lebih dari satu.
Di kehidupan ini, Nessa justru menjadi seorang selir di dalam istana yang penuh intrik.
"Aku tidak pernah menjadi yang kedua ataupun kesekian kalinya. Aku akan menaiki tahta dan menjadi satu-satunya di istana ini!"
Yuk ikuti perjalanan Nessa menjadi ratu, serta terkuaknya asal usul sang mommy.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Putri Nilam Sari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Keputusan Raja
Sesuai dengan rencana, Xiu berbaur dengan para pelayan yang akan keluar dari istana. Dia membawa salah satu bakul yang kosong yang berukuran cukup besar dan tak lupa menunduk. Agar wajahnya tidak terlihat, sedangkan Ning juga melakukan hal yang sama. Dia mengikuti Nona nya meksipun jantungnya tengah melompat ria saat ini.
Kegugupan nya berusaha ia tutupi, agar dia tidak terkena masalah lagi dengan Nona nya. 'Aku berharap, kami tidak ketahuan. Bisa gawat kalau ketahuan.' hanya itu yang menggema di hati Ning saat ini.
Kakinya terasa berat untuk melangkah, tapi ia paksaan agar semuanya selesai. Tapi tampaknya itu tidak mudah, karena ada pemeriksaan di luar.
Xiu menoleh pada Ning yang terlihat ketakutan. Dia memberikan kode agar pelayan kecilnya itu tetap tenang, meksipun dia sendiri tidak yakin.
"Apa yang kau bawa!" Jelas pengawal yang memeriksa bawaan pelayan.
"Kau bisa keluar." Satu persatu barisan diperiksa. Semakin dekat, membuat Ning cemas bukan main.
"Kau bawa apa!"
"Hei! Yang bawa bakul...." Jelas pengawal sekali lagi.
"Sisa makanan." Jawab Xiu dengan suara kecil.
"Kenapa lama sekali menjawab. Apa kau bisu?" Bukan pada Xiu, tapi pada Ning yang ketakutan bukan main.
Pengawal itu memeriksa dengan teliti. "Pergilah!" Xiu mempercepat langkahnya dan Ning juga begitu.
Tapi diantara pemeriksaan itu ada sebuah senyuman manis tercetak. "Aku tidak salah, itu adalah pelayan Ning. Apa itu juga selir Xiu? Bukankah ini berita bagus?" Ujarnya melenggang pergi dari sana.
**********
Bakul itu langsung diletakkan begitu saja, Xiu langsung memasang topi nya dan menuju pasar. "Ayo, kita aman. Kau tidak perlu cemas. Kita akan kembali dengan segera." Ning hanya mengangguk untuk menetralkan detak jantungnya.
Xiu memasuki pasar. Terlihat orang-orang berlalu lalang dan juga banyak penjual yang menjual berbagai macam makanan, pakaian serta yang lainnya.
"Tidak buruk. Malahan terlihat indah." Jelas Xiu jika mengingat pasar pada masa nya.
"Nona bilang sesuatu?" Tanya Ning.
"Tidak, dimana bagian pakaian?"
"Arah sini nona." Jelas Ning mengajak Nona nya melewati kerumunan.
***********
Mata itu membaca laporan yang ada di hadapannya, tapi pikirannya tampak terbagi saat ini.
"Ada apa Raja? Apa ada masalah?"
"Bagaimana menurut mu mengenai para selir?" Pria dengan rambut ikat kuda itu tampak bingung dengan maksud rajanya.
"Maksud Raja? Penilaian?" Raja mengangguk.
"Semuanya berjalan baik raja. Bukankah penilaian terakhir akan segera dilakukan? Kandidat nya juga sudah diketahui." Jelas nya.
"Benar, tapi selir Xiu....."
"Raja, tidak ada nama selir Xiu di sana. Kita juga tau bagaimana dia."
"Aku juga tau, tapi saat aku ke kediaman nya. Si melempar sumpit dengan tepat."
"Sumpit?" Ujar pria itu tak percaya.
"Iya, dia juga peka dengan keadaan."
"Maksud Raja? Apa ada pengintai?"
"Seperti itulah." Sambung Ming Tian.
"Mungkin raja salah mengartikan."
"Tidak Wei, aku tidak salah. Cara bicara nya juga berbeda. Atau aku yang tidak terlalu mengenal nya?"
"Raja, mungkin karena pertemuan raja yang lebih intens dengan selir Xiu. Semua orang di kerajaan tau bagaimana selir Xiu. Wataknya yang lembut dan pandai dalam seni, dia tidak bisa dalam bela diri atau pun berkuda."
"Aku ingin memastikannya. Masukkan selir Xiu dalam penilaian permaisuri!" Jelas Ming Tian.
"Raja, apa raja tau yang raja katakan?"
"Iya, aku tau."
"Raja, ibu suri sendiri yang menilai nya sendiri raja."
"Aku akan bicara pada ibu suri. Aku ingin memastikannya." Tekad Ming Tian di atas singgasana nya.
Bersambung......