Kisah tentang seorang gadis yang cantik dan lembut, ia harus menjalani hari-harinya yang berat setelah kepergian kakak perempuannya. Anak-anak yang harus melakukan sesuai kehendak Ibunya. Menjadikan mereka seperti apa yang mereka mau. Lalu, setelah semuanya terjadi ibunya hanya bisa menyalahkan orang lain atas apa yang telah dilakukannya. Akibatnya, anak bungsunya yang harus menanggung semua beban itu selama bertahun-tahun. Anak perempuan yang kuat bernama Aluna Madison harus memikul beban itu sendirian setelah kepergian sang kakak. Ia tinggal bersama sang Ayah karena Ibu dan Ayahnya telah bercerai. Ayahnya yang sangat kontras dengan sang ibu, benar-benar merawat Aluna dengan sangat baik. **** Lalu, ia bertemu dengan seorang laki-laki yang selalu menolongnya disaat ia mengalami hal sulit. Laki-laki yang tak sengaja ia temui di gerbong Karnival. Lalu menjadi saksi perjalanan hidup Aluna menuju kebahagian. Siapa kah dia? apakah hanya kebetulan setelah mereka saling bertemu seperti takdir. Akankah kebahagian Aluna telah datang setelah mengalami masa sulit sejak umur 9 tahun? Lika liku perjalanan mereka juga panjang, mereka juga harus melewati masa yang sulit. Tapi apakah mereka bisa melewati masa sulit itu bersama-sama? *TRIGGER WARNING* CERITA INI MENGANDUNG HAL YANG SENSITIF, SEPERTI BUNUH DIRI DAN BULLYING. PEMBACA DIHARAPKAN DAPAT LEBIH BIJAK DALAM MEMBACA.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sugardust, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Hari Karyawisata 1
Tanpa harus berspekulasi lebih jauh, cctv pun mulai diperlihatkan kepada pak guru dan kami, anak yang melakukan itu mengenakan hoodie berwarna hijau dan menutupi kepalanya, dia berjalan dengan hati-hati dengan langkah yang pelan dari kamar satu ke kamar dua yaitu kamar kami dengan membawa Ipad anak tadi. Lalu dia berlari keluar kamar dengan terburu-buru.
Pak guru bertanya apa itu aku atau bukan, aku tetap menjawab
“ Bukan pak, karena saya tidak punya hoodie berwarna hijau bapak bisa periksa sendiri apa saya berbohong atau tidak” jawabku dengan tegas tanpa rasa takut dan ragu.
“ Baiklah, mari kita selidiki dulu kasus ini, tetaplah tenang jangan sampai hal ini sampai ke telinga murid-murid yang lain sampai kami mendapatkan pelaku yang asli” ucap pak guru dengan tenang.
“ Baik pak” balas kami.
Kami pun kembali ke atas, kami mulai dikurumuni murid-murid yang penasaran. Mereka mulai memberikan pertanyaan. Tapi kami hanya menutup mulut kami. Hanya ada dua anak yang mengenakan hoodie berwarna hijau disini. Tapi yang sangat mirip dengan postur dan hoodie itu adalah Zea, apa benar ia pelakunya? Tapi kami dilarang untuk tidak membocorkan hal ini. Tampaknya para murid tidak tahu kalau villa ini dilengkapi cctv di seluruh sudut selain di kamar, hal ini dilakukan untuk mengatasi hal yang tidak diinginkan terjadi, makanya pak guru tidak menyebutkan bahwa villa ini di lengkapi dengan cctv di awal.
Setelah hal yang cukup menegangkan terjadi tadi, kami melanjutkan tujuan kami untuk makan malam bersama. Anak-anak dari villa lain pun mulai bertanya-tanya kenapa murid-murid villa kami lama sekali keluar. Mereka pun mulai menyebarkan gosip itu dengan cepat. Mereka berbisik sambil melihat ke arahku, dan mengatakan “ wah gila! yang benar saja”. Aku diam saja, tapi Edelyn tampak begitu marah dan berteriak
“ Tutup mulut kalian semua, omong kosong macam apa yang kalian sebarkan. Lihat saja dan mari tunggu buktinya saat dikeluarkan, dasar kalian semua gila!”
Makan malam pun dimulai dan kami mulai menikmati santapan kami. Begitu banyak daging yang dipanggang oleh murid laki-laki dan panitia. Aku menjadi sangat lapar setelah kejadian itu. Daging-daging panggang ini sangat menggodaku.
“ Hei makan yang banyak! jangan dipikirkan, aku sangat yakin ada orang yang sengaja melakukan itu” ucap Katrina.
“ Iya, benar! kenapa mereka melakukan itu!” saut Chloe.
“ Terima kasih teman-teman, karena sudah memercayaiku” ucapku dengan tulus.
Beberapa saat kemudian, bu guru memanggil Zea dan satu anak lainnya yang bernama Julia ke dalam villa. Iya, mereka berdua yang menggunakan hoodie bewarna hijau sekarang. Zea terlihat begitu cemas dan gelisah, dia juga menundukkan kepalanya sembari menggigit jarinya. Anak-anak pun mulai berbisik-bisik kembali. Setelah beberapa saat kemudian, mereka berdua keluar dari villa dan Zea tampak menangis, ia berdiri di depan kami semua dengan ragu-ragu sembari menundukkan kepalanya.
“ S s saya ingin meminta maaf kepada Aluna, k karena saya telah melakukan hal yang tidak terpuji dengan mencuri Ipad milik Jessie dan meletakkan di tas milik Aluna. Saya melakukan hal itu karena terpaksa, saya tidak punya maksud lain untuk itu, saya benar-benar meminta maaf dengan tulus kepada pihak yang dirugikan dan menyebabkan hal ini terjadi, saya sungguh minta maaf” Zea mengatakan sambil menangis dan terbata-bata.
Setelah mengatakan itu Zea pergi menuju villa dan menuju kamarnya, dia tampak malu sehingga dia tidak berani menampakkan dirinya lagi.
Semua murid mulai menggosip dan terlihat kaget akan hal itu. Mereka yang menggunjing ku tadi mulai menundukkan kepala karena malu telah salah menuduhku dan percaya pada rumor itu.
“ Apa ku bilang, sudah pasti bukan kau pelakunya dasar wanita itu sialan melakukan hal ini pada orang lain agar Aluna terlihat buruk di mata orang lain!” Clarissa berkata dengan ekspresi yang begitu marah.
“ Benar! pasti dia melakukan itu karena dia menyukai Jaeden, dia pasti cemburu! wah gila” saut Chloe dengan penuh amarah.
“ Untungnya ada cctv yang dapat menjelaskannya, dia sampai tidak bisa berkutik, akan ku habisi dia nanti” ucap Edelyn sembari menusuk-nusuk daging dengan pisau.
“ Sudah teman-teman, tidak apa-apa aku yakin dia tidak bermaksud begitu” ucapku.
“ Hei Aluna, kau ini terlalu baik, sial aku jadi ingin menangis” ucap Katrina sambil mengelap air matanya.
“ Maaf karena kami dulu tidak mau berteman denganmu, maaf kami telat untuk memulai, maafkan kami Aluna” Chloe tampak menangis dan memelukku.
“ Makanya jangan mudah percaya pada rumor sampah seperti itu” celetuk Edelyn.
“ Kau sendiri kenapa tidak mau berteman dengan dia dari awal, kau juga hanya sok sendiri, seperti kera di hutan yang bisa hidup sendiri!” ucap Katrina kepada Edelyn.
“ Kau, bilang apa kau tadi? kera? wah sial sini kau!” Edelyn tampak berlari dari tempat duduknya dan mengejar Katrina yang mulai kabur menghindari tangkapan Edelyn.
Aku dan Chloe mulai tertawa.
Suasana saat makan malam telah berubah. Suasana yang tidak pernah aku alami sebelumnya, meskipun terjadi sesuatu yang menimpaku tapi digantikan dengan suasana yang indah karena teman-teman baruku. Aku jadi mengingat Jaeden, aku sungguh rindu padamu. Beberapa murid mendatangi ku dan meminta maaf karena telah berprasangka buruk padaku tadi. Aku mengatakan bahwa tidak apa-apa, tapi jangan selalu memercayai rumor yang belum terbukti kebenerannya. Setelah selesai, kami pun menuju ke kamar kami untuk beristirahat.
Sesampainya di kamar, kami mulai membersihkan dan merapikan diri dan tempat tidur kami. Setelahnya kami mulai tidur di kasur. Aku tidak bisa memejamkan mataku, aku menyempatkan menulis pesan kepada Jaeden, berharap dia membacanya. Tak ku sangka, kejadian tadi direkam oleh murid dan disebarkan ke web sekolah, pertama video awal kejadian itu, komentar-komentar buruk tertuju kepadaku.
“ Wah memang mental pembunuh dan mencuri melekat pada dirinya!”
“ Aku merinding!”
“ Ini sungguh gila, kenapa dia masih berkeliaran di sekolah ini!”
“ Ini merugikan murid lainnya, jika ia terus ada di sekolah ini”
“ Sudah kuduga pasti dia pelakunya!”
“ Wanita gila itu, enyahlah kau!!”
Setelah video pengakuan Zea di unggah, mereka malah berkomentar baik.
“ Wah, maaf karena telah salah sangka..”
“ Maafkan aku, aku yang sudah gila ini”
“ Zea seperti sangat tertekan, apa dia disuruh oleh orang lain?”
“ Ternyata wanita yang selalu ingin berpenampilan lebih unggul itu sangat kejam!”
“ Aku benar-benar minta maaf..”
Aku benar-benar tak habis pikir, kenapa orang mudah percaya pada hal yang belum terbukti bahwa itu benar atau tidak. Mereka berkomentar seakan mereka tau segalanya. Tapi setelah itu, mereka berlagak menjadi baik dan berkata sopan dengan mudahnya, meminta maaf telah berkata kasar pada orang lain. Karena hal itu membuat mereka terlihat sama saja seperti pelaku di video tersebut.
