Terpaksa menikah dengan pria yang tak dicintai dan mencintainya
tifany larasati harus bergelut dengan perasaannya sendiri mempertahankan rumah tangganya.
demi keluarga yang diambang kehancuran tifany merelakan menikah muda dengan cavero abraham.
sosok angkuh dan egois yang tak mau melepas masalalu walaupun setelah menikah.
dengan semangat dan dukungan keluarga, tifanya menguatkan diri untuk tidak bercerai dari cavero.
bisakah tifany membuat cavero mencintainya atau hanya akan tetap menjadi pemilik raga tapi tidak hatinya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Putri_uncu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Menghilang
pagi hari
Suara ketukan pintu terdengar sangat berisik di jam yang masih sangat petang.
Cavero bangun dari sofa karena ranjang di tempati oleh lidya dan cavero tak mau tidur berdua
"ada apa?" cavero membuka pintu untuk teman tifany yang seperti panik
"tifany ada didalam kan om?" tanya elsa pada suami sahabatnya
Ketika bangun elsa tak melihat tifany, sedangkan semalam masih rapat dan elsa sudah lebih dulu masuk kamar
"loh, bukannya semalam sudah pindah ke kamar kalian?" cavero balik bertanya karena sejak semalam tifany keluar dari kamarnya
"gimana sih om, masa sama istri sendiri ngga peduli gitu! Malah nyimpen pelak*r di kamar" elsa melihat lidya masih tertidur pulas
Di ranjang empuk dan nyaman sementara tifany tak tau kemana.
"bukan salah saya dia pergi, saya ngga suruh dia keluar kok! Mungkin sedang lihat sunrise kali sana cari dulu" cavero menyuruh elsa untuk mencari tifany tanpa rasa cemas
Elsa yang kesal lalu meninggalkan cavero yang tak punya hati menurutnya. Bahkan tak ada rasa bersalah sedikit pun saat istrinya tak ada
"dasar brengs*k!" umpat elsa yang ditujukan pada cavero namun sudah agak jauh dari kamarnya
Elsa menghubungi ponsel tifany dan tersambung
"ponselnya dikamar saya!"
Lalu panggilan terputus
Elsa makin khawatir dan meminta bantuan dari pegawai hotel untuk menemukan tifany dimana keberadaanya sekarang
Sampai hampir siang hari tifany masih belum ditemukan. Elsa kembali menggedor kamar cavero ternyata tidak ada orang.
Entah kemana kedua pasangan tak tahu diri itu. Elsa menangis dan tak tahu harus menghubungi siapa
Elsa takut tapi harus bagaimana lagi mencarinya.
"ngapain nangis lo? Jelek banget!" tiba-tiba tifany muncul dan mengejek sahabatnya yang sedang menangisinya sejak subuh tadi, matanya sembab dan air matanya masih menetes
"kamu dari mana aja sih fan! Aku takut kamu di culik. Tega banget pergi ngga bilang-bilang" elsa menggerutu dan terus mengomeli tifany dan mengecek dibadannya apakah ada yang luka
"maaf ya sa, sepertinya aku pingsan di tangga darurat dan ngga ada yang liat. Aku baru aja sadar dan kaget kok ada ditangga" tifany mengingat-ingat tapi kepalanya sakit
flashback on
"dimana ini?" tifany terbangun dan melihat sekitar ada suara orang sedang mengobrol. Melihat adegan mesra didepan matanya membuat tifany kesal.
Meski tak mencintai cavero tapi kali ini keterlaluan. Cavero benar-benar tak menganggapnya ada.
Tifany yang masih mengantuk berlari keluar kamar dan menutup pintu dengan keras, ingin masuk ke kamar elsa namun tak bawa kunci
Lalu dia keluar dan ternyata liftnya masih lama, akhirnya tifany melewati tangga darurat dan terpeleset disana hingga terjatuh beberapa anak tangga.
Tak ada yang menemukannya sampai tifany terbangun sendiri dan merasakan kepalanya sangat pusing
Lalu tifany kembali ke kamarnya
Flashback off
"udah duduk dulu sekarang, lihat tanganmu dan kepalamu luka, aku minta obat dulu!" ucap elsa merasa kasihan pada tifany. Suaminya tak peduli dengan keadaanya
"sa, apa mas cav nyariin aku?" tanya tifany berharap ada sedikit khawatir dari suaminya
Elsa menggelengkan kepalanya " dia lagi pergi ke pulau bersama pacarnya fan, kamu yang sabar ya" elsa memeluk tifany dan merasakan apa yang sahabatnya rasakan
"ngga apa-apa sa" tifany ngga mau membuat elsa sedih
"kita juga jalan-jalan yuk!" ajak tifany
"kemana? Tanganmu dan keningnya luka fan" elsa khawatir pada tifany. Tapi yang sakit malah lebih bersemangat
"udah ikut aja ayuk" tifany memaksa elsa untuk ikut. Kemarin tifany sudah janjian dengan seseorang akan bertemu
"ponselku di kamar mas cav, sa" tifany ingat pada ponselnya
Tapi malas mau mengambil dan bertemu dengan cavero dan lidya
"udah pake ponselku dulu aja, atau mau beli aja ada ponsel keluaran terbaru lagi loh" rayu elsa
"engga! Sayang uangnya lagian banyak kenangan di ponsel itu" elsa mengingat arya namun dihempaskan lagi
Ia tak mau mengotori pernikahannya dengan selingkuh itu janjinya dengan diri sendiri.
"eh itu dia! Kak regi sini" panggil tifany pada seorang pria perwakan tinggi besar dan cukup tampan
"siapa itu fan, ganteng banget fan" elsa sekali melihat langsung terpesona
"apa kabar fan?" regi memeluk tifany erat dan mengusap punggungnya, rasa rindunya seolah tercurahkan saat itu
"kak kenalin ini elsa sahabat ku" ucap tifany
Regi mengulurkan tangannya "Regi hartanto" memperkenalkan diri dengan elsa yang tak berkedip menatapnya sejak pertama kali melihat
"sa!" panggil tifany dan menyenggol elsa yang masih terpaku
"ehem!" regi berdeham
"elsa putri kak!" elsa menjabat tangan yang sejak tadi sudah hampir ditarik kembali
"maaf tadi lagi mikirin tifany jadi agak oleng" elsa beralasan agar tak terlalu malu
"lapar!" tifany menggelayut manja pada regi. Dan tak sadar dari kejauhan ada sepasang mata yang melihatnya dengan tatapan tak suka
"mau makan apa?" regi bertanya pada elsa bukannya tifany yang bilang kalau dia sedang lapar
"kak, aku yang lapar" tifany merajuk dan memukul lengan regi.
Elsa dan regi menertawakan tifany yang sangat manja dan sedang kesal.
ketiganya memutuskan makan direstoran di luar hotel dan mencari tempat makanan kesukaan tifany dan elsa yaitu seafood
"aku ke toilet dulu, jangan ditinggal ya" tifany meninggalkan elsa dan regi
Keduanya canggung untuk memulai pembicaraan.
"sudah lama berteman dengan tifany?" tanya regi
Elsa menangguk "sejak SMA kita udah dekat, tapi makin dekat lagi saat kuliah" jawab elsa
Dalam hatinya ingin tanya balik tapi apa yang harus ditanyakan elsa bingung
"kok pada diem-dieman kaya musuhan" tifany kembali dari toilet dan menggoda elsa dan regi
"tanganmu kenapa dek?" regi memegang tangan tifany dengan penuh perhatian dan kekhawatiran
Membuat elsa merasa jadi obat nyamuk dan ingin pulang
"terpeleset tadi, ngga apa-apa kok kak" tifany melepaskan tangannya. Dan tak lama makanan datang
Tifany yang kelaparan sejak pagi perutnya tak diisi dan juga ketemu dengan makanan favoritnya. Sampai melupakan regi dan juga sahabatanya
"hati-hati fan" ucap regi dan elsa saat tifany tersedak dan kompak mengambilkan minuman
"cie..cie" tifany meledek dan mendapatkan sentilan dari regi
selesai makan tak langsung kembali ke hotel tifany ingin mengajak regi dan elsa ke pusat perbelanjaan
"kak, mau baju itu couple sama elsa" pinta tifany pada regi
"ambillah mana yang kalian mau" regi membiarkan kedua gadis itu memilih dan membelikannya sebagai hadiah pertemua
Sampai tiba waktunya malam hari tifany minta diantarkan ke hotel.
"terima kasih hari ini kak" tifany mencium tangan regi dan regi mengusap kepala tifany
"masuklah, sudah malam! Kakak harus piket malam ini" ucap regi juga berpamitan pada tifany