NovelToon NovelToon
Clara : Si Pendiam Yang Di Inginkan Banyak Orang

Clara : Si Pendiam Yang Di Inginkan Banyak Orang

Status: sedang berlangsung
Genre:Duniahiburan / Mafia / Mengubah Takdir / Identitas Tersembunyi / Fantasi Wanita / Bullying dan Balas Dendam
Popularitas:4.2k
Nilai: 5
Nama Author: LiliPuy

meski pendiam , ternyata Clara mempunyai sejuta rahasia hidup nya, terlebih dia adalah anak dari seorang petinggi di sebuah perusahaan raksasa,

namun kejadian 18 tahun silam membuat nya menjadi seorang anak yang hidup dalam segala kekurangan,

dibalik itu semua ternyata banyak orang yang mencari Clara, namun perubahan identitas yang di lakukannya , menjadikan dia sulit untuk di temukan oleh sekelompok orang yang akan memanfaatkan nya

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon LiliPuy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

secercah harapan

Matahari hampir tenggelam saat Clara melangkah masuk ke dalam rumah kayu tua itu. Rumah yang sudah lusuh, yang konon menjadi kediaman seorang dokter tua. Udara sore yang sejuk berhembus, membawa aroma hujan yang segar. Pepohonan bergoyang, ranting-rantingnya saling bergesekan, seolah berbisik satu sama lain.

Clara berhenti sejenak, mengamati sekelilingnya. Ia menarik napas dalam-dalam, udara pegunungan yang bersih terasa menyegarkan. Sebuah papan nama kayu, yang sudah pudar warnanya, tergantung di dekat pintu. "Dr. Adrian Wong," bisiknya pelan, membaca nama di papan itu.

Dengan ragu, ia mengetuk pintu. Tidak ada jawaban. Ia mengetuk lagi, kali ini sedikit lebih keras. Masih tidak ada jawaban. Clara memutar gagang pintu, dan menemukan bahwa pintu tidak terkunci. Dengan hati-hati, ia mendorong pintu itu terbuka dan mengintip ke dalam.

"Ada yang bisa saya bantu?" suara berat yang ramah memecah keheningan. Seorang pria tua, berambut dan berjenggot putih, muncul dari dalam ruangan. Wajahnya penuh kerutan, dan matanya bersinar cerah di balik kacamata tebalnya.

"Oh," Clara terkejut, ia tidak menduga ada orang di dalam. "Saya... maaf, saya mencari Dr. Wong. Saya kira rumah ini kosong."

Pria tua itu tersenyum, sorot matanya tajam dan penuh rasa ingin tahu. "Saya Dr. Wong. Silakan masuk, anak muda. Apa yang membawamu ke rumah tua ini?"

Clara masuk, sedikit gugup. Ruangan penuh dengan buku-buku medis yang sudah usang dan peralatan medis kuno yang dipajang di rak-rak kayu. Ada bau obat dan desinfektan yang kuat, tetapi juga ada aroma kayu manis yang hangat, yang sepertinya berasal dari teh yang sedang diseduh oleh dokter itu.

"Silakan duduk," Dr. Wong mempersilakannya ke kursi kayu di depan meja kerjanya. "Ceritakan padaku, apa yang bisa saya bantu?"

Clara mengambil napas dalam-dalam sebelum mulai berbicara. "Saya mencari informasi tentang kelahiran saya, dokter. Saya pikir Anda mungkin bisa membantu."

Sorot mata Dr. Wong menjadi lebih intens. "Kamu ingin mengetahui tentang kelahiranmu? Mengapa datang kepadaku?"

"Saya mendengar Anda sudah tinggal di kota ini selama tiga puluh tahun, dan Anda adalah dokter tertua di sini. Saya pikir Anda mungkin ingat sesuatu, atau mungkin mengetahui seseorang yang bisa saya temui." Clara berbicara dengan tenang, tetapi nada suaranya menunjukkan ketegangan yang mendasarinya.

Dr. Wong mengangguk perlahan, matanya tidak lepas dari wajah Clara. "Aku sudah cukup lama tinggal di kota ini, itu benar. Dan aku ingat banyak hal. Tapi, sebelum kita membahas lebih lanjut, aku ingin tahu, mengapa ini begitu penting bagimu?"

Clara menggigit bibirnya sebentar sebelum menjawab. "Saya tidak tahu siapa orang tua saya, dokter. Saya dibesarkan di panti asuhan, dan selama ini saya tidak memiliki informasi apa-apa. Baru-baru ini saya menemukan petunjuk, dan saya pikir kalung yang saya miliki mungkin ada hubungannya dengan kelahiran saya. Kalung berbentuk kuda laut."

"Kuda laut," Dr. Wong mengulangi, alisnya terangkat sedikit. "Itu memang unik. Aku ingat beberapa kelahiran selama karierku, tetapi aku tidak ingat ada kalung kuda laut yang terlibat. Tetapi, mari kita lihat apakah aku bisa membantu. Kapan kamu dilahirkan?"

"Saya pikir sekitar delapan belas tahun yang lalu, dokter. Itu semua yang saya ketahui."

Dr. Wong mengangguk, matanya menerawang sejenak, seolah mencoba mengingat sesuatu. "Ya, aku ingat beberapa kelahiran sekitar waktu itu. Tapi sayangnya, aku tidak ingat ada kalung kuda laut. Namun, ada satu kelahiran yang agak unik, yang mungkin berhubungan dengan pencarianmu."

Hat Clara berdetak lebih kencang. "Apa... apa yang unik tentang itu, dokter?"

"Kelahirannya terjadi di luar kota, di sebuah pondok tua di pinggiran hutan. Ibu itu seorang wanita muda, sendirian, dan dia tidak ingin diketahui orang. Aku dipanggil ke sana secara rahasia, dan setelah bayi itu lahir, aku diminta untuk merahasiakan lokasi dan identitas ibu itu."

Wajah Clara dipenuhi antusiasme dan harapan. "Apakah... apakah Anda ingat di mana pondok itu?"

Dr. Wong menggeleng pelan. "Sayangnya tidak. Aku ingat arah umum, tetapi aku tidak pernah kembali ke sana, dan pemilik pondok itu sudah lama pergi. Tapi aku bisa memberi tahu kamu arahnya, dan mungkin kamu bisa menemukannya."

Clara mengangguk dengan antusias. "Oh, terima kasih, dokter! Itu sangat membantu. Saya sangat berterima kasih atas bantuan Anda."

Dr. Wong tersenyum ramah. "Sama-sama, anak muda. Aku senang bisa membantu. Semoga kamu berhasil menemukan jawaban yang kamu cari."

Clara berdiri, semangatnya tinggi. "Terima kasih sekali lagi, dokter. Saya akan pergi ke sana segera."

"Ingatlah untuk berhati-hati," Dr. Wong mengingatkan. "Daerah itu bisa berbahaya jika kamu sendirian."

Clara tersenyum lebar. "Jangan khawatir, saya akan baik-baik saja. Terima kasih sekali lagi!"

Dengan langkah ringan, ia keluar dari rumah kayu tua itu, semangat dan harapan memenuhi dadanya. finally, ia merasa dekat dengan menemukan jawaban yang telah lama dicarinya.

Matahari telah sepenuhnya terbenam saat Clara melangkah keluar dari rumah Dr. Wong, meninggalkan kota kecil yang damai itu di balik langkahnya yang mantap. Dirinya terisi semangat dan tekad yang kuat untuk menemukan pondok yang dimaksud oleh Dr. Wong, tempat kelahirannya.

Berjalan di tepi jalan raya yang mulai sepi, ia menepuk saku jaketnya, memastikan ponsel dan dompet masih ada. Sinar bulan mulai muncul, menerangi jalannya sementara ia terus berjalan menjauh dari keramaian kota.

"Mungkin aku harus menumpang mobil," gumamnya, melihat sepi kendaraan yang lewat. "Tapi, mungkin lebih baik kalau kutemukan tumpangan di pom bensin depan sana."

Sambil terus berjalan, pikirannya melayang pada pertemuannya dengan Dr. Wong dan petunjuk baru yang didapatkannya. "Arah hutan... tapi kenapa ibu itu memilih tempat terpencil? Ada apa dengan kelahiranku yang harus dirahasiakan?"

Tanya-tanya sendiri, ia memasuki area pom bensin yang terpencil itu. Lampu neon menyala, menerangi area pengisian bahan bakar dan toko kecil yang menjual camilan dan minuman. Beberapa mobil terparkir, tetapi tidak ada penumpangnya yang terlihat.

Clara mendekati seorang pria yang sedang membersihkan kaca mobilnya. "Maaf, pak. Bisakah saya menumpang ke pinggiran hutan di dekat sini?"

Pria itu menoleh, wajahnya bersinar oleh cahaya lampu. "Maaf, dek. Saya hanya pergi ke kota terdekat. Lagipula, tidak aman bagi seorang gadis muda pergi ke sana sendirian."

Kekecewaan singkat menghampiri Clara sebelum ia tersenyum lagi. "Tidak apa-apa, pak. Terima kasih atas perhatiannya."

Pria itu mengangguk dan kembali ke tugasnya, sementara Clara melanjutkan pencariannya akan tumpangan.

"Mungkin ada ide untuk—"

Suara mesin mobil memotong pemikiran Clara, dan ia melihat sebuah mobil van mendekat. Lampu depannya terang, menerangi area di sekitarnya saat mobil itu melambat dan berhenti di dekatnya.

Jendela mobil terbuka, menampilkan wajah pria paruh baya yang ramah. "Butuh tumpangan, dek?"

Kali ini, Clara ragu. Wajah pria itu ramah, tetapi ada sesuatu di matanya yang membuatnya tidak nyaman. "Ke mana Anda pergi, pak?"

"Saya hanya pergi ke utara, dek. Ada masalah dengan mobil kamu?"

Clara ragu-ragu. "Tidak, pak. Saya hanya—"

"Ah, jangan bilang kamu butuh tumpangan. Naik saja, saya bisa membantu." Pria itu tersenyum lebar, menunjukkan gigi-giginya yang sedikit kuning.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!