EZELLA KESAYANGAN SAGARA

Malam harinya, Ezella datang ke sebuah club menemui tuan Grey secara pribadi.berbekal kontak dan lokasi yang di kirim oleh Elgino, kini Ezella telah sampai di depan club.Ezella memandang tempat itu dengan datar, suara penuh kebisingan menciptakan atmosfer memanas dari sana.banyak orang berlalu lalang mengenakan pakayan kurang bahan. tempat yang biasa orang gunakan untuk memamerkan tubuh tidak jelas.Ezella sedikit risih, dia berjalan cepat menuju ruangan tuan Grey. Ruangan privat yang di pesan, terlihat pria tua dengan pesona miliarder sedang duduk sambil minum anggur premium dan di dampingi sang asisten juga beberapa pengawal. Ezella masuk dengan penuh percaya diri dan aura mengintimidasinya membuat siapapun yang melihatnya pasti takut. aura wanita muda yang memancarkan wajar cantik bermuka datar terpampang jelas.

Ezella di sambut oleh Tuan Grey, dia duduk di hadapan pria itu dengan sangat elegant dan aura membunuh.

"selamat malam tuan" sapa Ezella berbasa basi, sapaan itu di sambut dengan senyum oleh pria paruh baya di depannya.

"Silahkan nona Ezella" bukan tuan Grey, melainkan sang Asisten yang menyahutinya sambil memberi map cokelat yang Ezella yakini isinya pasti info tentang orang yang akan dia buru. Ezella membuka map tersebut, matanya dengan jeli membaca info itu dan sesekali kepalanya mengangguk pertanda mengerti.

"ini lumayan tertantang, orang yang kau buru ternyata dilindungi oleh aparat negara?" tanya Ezella memastikan.

"makanya aku meminta bantuanmu karena orang orang di dunia bawah banyak yang tidak mau beralasan terlalu beresiko, jadi gimana?" kali ini Tuan Grey tidak hanya tersenyum tapi juga menyahut perkataan Ezella. Ezella manggut manggut, dia lanjut membaca kertas itu tanpa menjawab pertanyaan Tuan Grey barusan.

"jadi kau pernah menyuruh orang sebelumnya? Alea? nama yang tidak asing" Ujar Ezella.

"iya nona, sebelumnya tuan Grey membayar nona Alea yang juga pembunuh bayaran dari kota A, tapi dia gagal karena bawahan pria tersebut membaca gerak geriknya" jelas sang asisten yang masih setia berada di samping tuan Grey.

"wah ini sangat menarik!! seorang Alea yang merupakan pembunuh bayaran yang tidak bisa di anggap remeh gagal?" seru Ezella sambil menggeleng tak percaya, pasalnya dia juga mendengar rumor bahwa Alea dari kota A juga sangat lihai dalam hal membunuh.

"kau bisa melakukannya?" tanya tuan Grey sekali lagi.

"itu semua tergantung" jawab Ezella santai.

"baiklah lima belas Miliar" Tuan Grey mengerti dengan jawaban Ezella.

"wahhh sangat rendahh,, tuan tarif terendahku tidak segitu, aku juga membaca peluang tentang target." jelas Ezella.

"lima puluh miliar??"

"angka itu adalah bayaran minimal yang kudapat, dan itu juga jika target mudah ku bunuh,, target yang kau cari ini cukup beresiko dan aku tidak mau menanggungnya" jawab Ezella enteng tapi dia dapat melihat raut kemarahan dari wajah tuan Grey.

"lalu berapa??" wajahnya masih terlihat tenang, tapi tidak bisa Ezella pungkiri bahwa aura dalam ruang privat tersebut mulai memanas.

"5 triliun, aku akan mengirim mayatnya padamu,, gimana?" Tuan Grey tersedak anggur yang dia minum, sementara beberapa pengawal dan sang asisten yang mendengarnya menatap tak percaya dengan nominal yang Ezella minta.

"apa kau sudah gila!!!" Tuan Grey sedikit meninggikan suaranya tapi Ezella acuh, dia masih betah duduk diam menunggu kelanjutan kalimat tuan Grey.

"tuan perlu aku memaparkan resiko dari pekerjaan ini, yang pertama : orang yang kau buru bekerja sama dengan aparat negara, jadi besar kemungkinan aku akan habis di tangan mereka jika ketahuan, yang kedua: orang ini banyak pengawal bayangan juga pengawal yang selalu ada di dekatnya, aku bisa saja membahayakan nyawaku, dan yang ketiga: aku meminta tarif sebanyak itu karena nyawaku terancam disini, bahkan nyawa orang tidak bisa di bayar dengan nominal segitu aja" jelas Ezella dengan tenang sambil memainkan jari lentiknya di atas map cokelat itu.

"Baiklah, tapi kau harus membawa mayatnya padaku, jika tidak kembalikan uangnya secara utuh padaku" jawab Tuan Grey pada akhirnya setelah sekian lama berpikir. Ezella tersenyum tipis tak terlihat, dia sangat senang mendapati nominal fantastis.Ezella menjabat tangan tuan Grey tanda menyetujui persyaratannya.

"aku tidak akan gagal, senang bekerja sama denganmu, kau bisa mentransfer sebagian uangnya atau mau bayar cash?" berbicara soal uang, Ezella dengan cepat dan lancar memberi solusi untuk tuan Grey.

"aku memberi setengahnya dulu, selebihnya di berikan setelah kau berhasil melakukan misi ini" jawab tuan Grey dengan tersenyum miring.Ezella mengangguk mengerti dengan isi pikiran tuan Grey, tapi dia tidak ambil pusing dan membawa koper berisi uang Dp dengan jumlah tiga triliun.

Ezella keluar club menggunakan hoddie hitam juga masker sambil menentang koper berisi uang tersebut, langkah lebar dan senyum misterius dia tampilkan di balik maskernya.

kau mau bermain denganku?

batin Ezella berlalu menuju mobil sportnya. Ezella kembali ke mansion dengan wajah senang, dia bersiul ria menuju kamar.

..

..

..

Beberapa hari setelah menerima berbagai pesan dari nomor asing, Sagara menjalankan hidupnya kembali dengan normal.dia pergi pagi pulang malam, berbedanya ,sekarang Alana tidak lagi sering menghubunginya untuk meminta hal aneh, setelah kejadian waktu itu Alana juga seringkali mendapat teror berupa foto dan paket misterius yang membuatnya makin waspada.

Sagara menemui klien hari ini, wajah tenangnya menciptakan aura segar dan pesona luar biasa. para wanita banyak yang mengantri untuk dilirik namun pria itu tak pernah peduli sedikitpun.langkah tegap dan panjang menambah kesan cakep darinya.

"bos, apa tidak mau pergi makan siang dulu?" celoteh Dipta yang kini mengikuti langkah sang bos.

"baiklah dipta, kau tunggu di mobil, aku ke ruangan sebentar!" jawab Sagara lalu pergi menuju ruangannya.sementara dipta berlalu menuju mobil sang tuan, selain bekerja sebagai asisten pribadinya, dipta juga bisa menjelma menjadi sopir pribadi. Tak berapa lama kemudian, Sagara datang dan langsung masuk ke mobilnya.

"restaurant italy" ujar Sagara, Dipta menjalankan mobil mengerti dengan kemauan Sagara.

sementara di tempat lain, empat orang kini memasuki restauran yang sama yang di sebut Sagara tadi.

" ayokk oma, cassie mau pesan lisotto dan pasta, pasti enakkk banget" Cassie menarik tangan Nyonya Aisya, dengan tidak sabaran gadis kecil mungil itu berlangkah cepat menuju meja yang sudah mereka pesan sebelumnya.

"iya sayang,, cassie udah sangat lapar ya?" tanya nyonya Aisya pada cucu kesayangannya.

"Cassie lapal oma, udah dali kemalin nggak makan" ujarnya dengan akting sedih, Giselle dan tuan Richard yang melihatnya dari belakang secara bersamaan mengelengkan kepala mereka, padahal baru saja gadis kecil itu makan di mobil tapi sudah berlagak seperti orang yang benar benar kelaparan.

"uhhh sayangnya oma,, nanti kita makan yang banyak ya" dengan penuh kelembutan dan kesabaran yang tebal, nyonya Aisya meladeni tingkah konyol cassie. mereka berempat duduk di meja yang sudah di pesan di ruangan VIP, Cassie dengan tak sabaran menunggu makanan favoritnya sambil berceloteh ria menceritakan keseruan di sekolah barunya. Sementara di meja lain, seorang pria tersenyum tipis melihat gadis kecil dengan batrei penuh, tak hentinya bercerita.

kayak mommy cerewetnya .batin pria yang masih betah memandang kehangatan di meja yang menjadi objek arah pandangannya.