NovelToon NovelToon
CINTA YANG LAIN

CINTA YANG LAIN

Status: sedang berlangsung
Genre:Bullying dan Balas Dendam
Popularitas:2.6k
Nilai: 5
Nama Author: Dezzweet

No time for love.

Tidak ada cinta dalam hidupnya. Itu yang ditetapkan oleh Karen selama ini. Ia tidak ingin jatuh cinta untuk kedua kalinya, cukup ia merasakan sakitnya jatuh cinta sekali saja dalam hidupnya. Karen tidak ingin kembali merasakan perasaan yang sudah susah payah ia kubur dalam-dalam.

Namun, semuanya berjalan tidak sesuai keinginannya. Ketika Eros yang awalnya tidak pernah meliriknya sama sekali menjadi agresif selalu mengganggu hari-harinya yang tenang. Cowok itu datang dengan sejuta rahasia yang membuat Karen merasa ini bukan pertanda baik. Eros mengatakan jika cowok itu menyukainya, memaksanya untuk menjadi kekasih cowok itu. Tetapi, karena prinsip Karen yang tidak ingin jatuh cinta lagi. Karen dengan keras menolaknya, bahkan tidak segan untuk mengucapkan kata-kata hinaan untuk Eros.

Eros tidal nyerah juga, cowok itu tetap memaksa Karen untuk menjadi pacarnya. Apakah Karen menerima Eros? Atau justru terus-menerus menolak Eros? Lalu, apa yang terjadi pada masa lalu

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dezzweet, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 013 PERTENGKARAN DAREN DAN KAREN

"Bang, gawat!" Bimo murid kelas sepuluh yang baru bergabung dengan Ravegaz beberapa bulan yang lalu. Berlari menghampiri Daren yang asik bermain ponsel dengan raut panik.

Daren mengalihkan atensinya dari benda pipih di tangannya pada Bimo. Cowok itu menatap datar Bimo dengan sebelah alis terangkat.

"Adek lo, Bang. Kak Karen dia ribut sama cewek kelas sepuluh!"

Seketika Daren bangkit dari duduknya, cowok itu berlari diikuti oleh Arsen, Alfred dan Theo di belakangnya.

Gara melirik Eros dengan seringai mengejek. "Lo gak ngikut mereka?"

"Bacot!" Tanpa memperdulikan ejekan Gara, cowok itu ikut berlari menyusul Daren dan ketiga sahabatnya yang berlari.

"Padahal gue belum ngasih tau mereka di mana tempat ributnya," gumam Bimo lirih.

"Buruan susul, Mo. Ayok!" Sean menyuruh Bimo untuk menunjukan jalannya, karena ia tidak tahu di mana Karen dan cewek kelas sepuluh itu ribut.

***

Karen menatap datar Kakaknya yang datang bersama rombongan anak Ravegaz yang berdiri di belakangnya. Gadis itu melirik kedua sahabatnya yang sudah menghampirinya dengan tergesa-gesa. Terlihat wajah keduanya yang terlihat bingung, sepertinya belum mengetahui apa yang sudah cewek udik ini lakuin pada Heaven Angel's.

"Karen, ada masalah apa sampai lo gak ngajakin kita buat bully si udik ini?" Rachell melirik sekilas Hanum yang sudah menangis di lantai dengan kondisi yang cukup mengenaskan.

Karen tidak menjawab pertanyaan Rachel. Gadis itu fokus menatap Daren yang berjalan menghampiri dirinya dengan wajah datar.

"Fasilitas lo baru dikembaliin sama Papi, bukan berarti lo bisa bikin ulah lagi." Mata tajam milik Daren menatap adiknya dengan sorot datar. Kenan berpesan pada dirinya untuk mengawasi tindak-tanduk Karen, agar adiknya ini tidak membuat ulah lagi di sekolah sampai mendapatkan skorsing selama tiga hari dari pihak sekolah atas kasus perundungan.

"Bukannya lo diskors? Kenapa lo bisa berdiri di hadapan gue sekarang?" tanya Karen datar. Yang ia ketahui Kakaknya mendapatkan hukuman skorsing dari sekolah karena tindakan gilanya yang menabrak gerbang sekolah yang tertutup. Tetapi, kenapa bisa berada di sekolah.

"Gak penting. Sekarang lo ikut gue, berhenti bully orang dan buat diri lo rugi sendiri." Daren menarik tangan Karen, namun segera ditepis oleh gadis itu.

"Berhenti ikut campur urusan gue. Gue bukan anak kecil lagi, yang bisa lo larang setiap kali apa yang gue lakuin hal yang gak lo suka." Karen membalas tatapan Daren dengan dingin. "Sama halnya kaya gue yang gak pernah ikut campur urusan lo selama ini."

Daren mengepalkan tangannya kuat, menahan emosi yang tiba-tiba bergejolak di dadanya.

"Lo adek gue. Apapun yang terjadi sama lo itu urusan gue. Lo tangung jawab gue sebagai seorang kakak. Apa selama ini lo masih gak ngerti?" Daren menggeram tertahan, ia menahan diri agar tidak kelepasan berteriak penuh emosi di hadapan adiknya.

"Gue ngerti. Tapi, bukan kaya gini caranya. Gue juga pengen bebas, apa lo gak pernah mikirin gue selama ini?" Karen mengepalkan tangannya kuat, sampai kuku panjangnya menusuk telapak tangannya sehingga terasa perih. Mungkin, telapak tangannya terluka.

"Pergi, stop ikut campur urusan gue," usir Karen dingin. Daren begitu murka pada adiknya, cowok itu maju menarik tangan adiknya untuk keluar dari ruangan kelas sepuluh.

"Lepasin gue, kak." Karen mencoba melepaskan tangan Daren yang mencekalnya cukup kuat. Theo yang melihat perlakuan Daren yang kasar pada Karen, terkejut ini pertama kalinya Daren bersikap seperti ini. Perkataan Karen sudah di luar batas, sehingga membuat Daren semarah ini.

Para murid GHS berkerumun untuk menyaksikan keributan yang terjadi anatara Karen dan Daren. Semuanya berbisik membicarakan kenapa Karen pagi-pagi sudah melabrak Hanum? Ada juga yang penasaran kenapa kakak beradik itu ribut seperti ini?

Sedangkan Eros tersenyum sinis menyaksikan pertengkaran kakak beradik itu. Ahh, Karen saja tidak nyaman dengan sikap Daren yang terlalu possesif. Dengan begitu dirinya semakin mudah untuk mendapatkan Karen, tanpa perlu mengalahkan Daren yang sok-sokan itu. Ia tinggal memikirkan langkah selanjutnya untuk menjadikan gadis itu sebagai miliknya.

"Ren, lo apa-apaan?" Theo mendekati Daren dan menatap cowok itu penuh peringatan.

"Lo gak usah ikut campur," sentak Daren pada Theo.

Theo menghela nafas pelan. Cowok itu hanya bisa pasrah saat melihat Daren menarik Karen secara paksa keluar dari ruang kelas sepuluh IPA.

Seyra masih belum memahami apa yang terjadi. Cewek itu menatap Rachel yang juga menatapnya dengan pandangan aneh. Lalu, berbalik menatap Hanum yang masih pada posisi yang sama.

"Lo masih betah duduk di lantai kaya gitu? Atau lo ngarepin kalo ada pangeran berkuda yang bakal nyamperin lo dan nyuruh lo buat berdiri?" Pertanyaan sarkas keluar dari mulut Rachel yang berisi kiloan cabe di dalamnya.

"Gak usah mimpi anjing. Bahkan suster ngesot aja lebih cantik dari muka burik lo," hina Seyra tandas.

"Gak nyambung, anjir." Sean mengusap wajahnya frustasi. Apa hubungannya suster ngesot dengan cewek kelas sepuluh yang selalu menjadi langganan Karen and the gank dalam pembullyan.

"Lo yang gak nyambung bego," balas Seyra sarkas.

"Lho, kok gue, sih?" tanya Sean bingung.

"Bener, anjir. Lo gak nyambung, Sey." Rachell ikut-ikutan Sean.

Seyra mendelik pada sahabatnya menyuruhnya untuk diam.

"Sahabat lo aja sependapat sama gue." Sean berbangga diri. "Gak ada hubungannya suster ngesot sama cewek ini." Sean menunjuk Hanum penuh cemooh.

Theo jengah sekaligus kesal melihat perdebatan tidak penting itu.  Cowok itu segera keluar untuk mencari Karen yang ditarik oleh Daren. Arsen dan Alfred memilih untuk ikut-ikutan. Sedangkan Eros, cowok itu sudah pergi terlebih dahulu. Setelah Daren menarik tangan Karen.

"Heh, cewek udik ini betah banget duduk di lantai pengen nyaingin suster ngesot. Nyambung dong, kalo gue bilang suster ngesot lebih cantik dibandingkan si cewek udik ini," jelas Seyra membuat Rachel dan Sean mengangguk. Kebetulan hanya Sean saja yang tersisa yang lainnya sudah pada kabur, karena merasa tidak ada yang penting lagi.

***

Daren menatap Karen dengan dingin. Cowok itu membawa Karen menuju bekas gudang belakang sekolah, tempat yang sudah di sulap sebagai markas kedua di sekolah. Selain Bu Wati, tempat ini adalah tempat paling aman dan ternyaman untuk anar Ravegaz bolos pelajaran. Guru-guru tidak akan menemukan mereka, karena tempat ini jarang sekali di pijaki oleh guru maupun murid.

"Fasilitas lo kembali, sebagai gantinya gue disuruh Papi buat ngawasin kelakuan lo di sekolah."

Karen tersenyum sinis mendengarnya,  gadis itu melipatkan kedua tangan di depan dada.

"Terus lo nurut gitu aja?" tanya Karen datar. "Sadar diri itu penting, lo kemaren bikin ulah. Tapi, Papi gak ngasih hukuman apapun sama lo. Selain hukuman skrosing dari pihak sekolah."

"Bukannya gak adil?" lanjut Karen dingin. "Sedangkan gue, celakain cewek anjing itu dampaknya besar. Gue dapet skorsing dari sekolah, dan semua fasilitas gue di sita sama Papi."

"Selama seminggu ini, gue menderita. Lo yang janjinya pengen anter jemput gue, tapi apa? Lo sibuk sama geng gak penting lo itu! Setiap kali lo bikin ulah, Papi selalu diem aja dan gak pernah ngasih lo hukuman seperti apa yang dilakuin Papi ketika gue bikin ulah."

Daren terbungkam mendengar semua penuturan Karen.

"Salah. Gue juga dapet hukuman dari Papi, Karen. Dan untuk masalah gue yang gak bisa stay buat antar jemput lo karena--" Ucapan Daren terpotong saat Karen tertawa sinis.

"Stop, penjelasan lo gak begitu penting buat gue. Setelah ini, jangan pernah ikut campur urusan gue lagi." Setelah mengatakan itu, Karen keluar dari gudang tersebut meninggalkan Daren yang diliputi amarah.

1
Elok Pratiwi
tidak suka cerita yg menggunakan kata lo and gue ... tidak menarik
sakura
...
Choi Jaeyi
hai kak, cerita kamu bagus bgt semangat trus ya nulisnya
mampir juga ya ke novel pertamaku, mari kita saling mendukung sesama penulis baru🤗🌷
Siti Nina
oke 👍
dezzweet: terima kasih banyak sudah menyempatkan waktu untuk baca karya saya
total 1 replies
Yusuo Yusup
Terima kasih sudah menghibur! 😊
dezzweet: kembali kasih, kak
total 1 replies
Rubí 33-12
Membuat rasa penasaran
dezzweet: wah terimakasih sudsh mampir, kak. selamat datang di cerita saya
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!