Benua Naga Hitam

Hanzo terus menekan Augreen dengan aura tenaga dalamnya yang sudah ranah kaisar puncak, Augreen yang masih ranah langit awal tidak bisa berbuat apa-apa untuk melawan balik. Keringat dingin di dahi Augreen terus berjatuhan menahan tekanan aura tenaga dalam Hanzo, tanah tempat Augreen ditekan hancur semakin dalam dan membuat Augreen semakin terbenam. 

“Ranah Langit tingkat awal? Kamu memang boleh berbangga diri dengan pencapaianmu. Tapi, bagaimanapun aku adalah ayahmu, orang yang membuatmu, jadi berbicaralah dengan menggunakan tata kerama sopan santun kepadaku. Jangan mengumpat apalagi membenci ayahmu!” Pekik Hanzo memperkuat tekanan auranya.

Augreen semakin merasa kesulitan bergerak dan hampir kehilangan kesadaran.

“Gyaaah!” Pekik Augreen memaksakan diri melawan balik dan menggunakan teknik teleportasi. 

Trang!

Augreen berhasil lepas dari tekanan dan menghilang menebas Hanzo sedetik kemudian, Hanzo hanya menangkis tebasan Augreen dengan tangan kosong yang dilapisi tenaga dalam elemen air dan menendang Augreen hingga terhempas membentur tembok hingga retak seperti jaring laba-laba.

"Sepertinya kamu memiliki guru yang sangat hebat, dia mampu melatihmu hingga sekuat ini dan bahkan memberimu teknik spesial teleportasi." Hanzo terkejut Augreen mampu lepas dari aura seorang ranah kaisar puncak dengan cara teleportasi.

Hanzo tidak pernah menyangka anaknya yang sampah itu bisa berlatih ilmu Kanuragan dan menjadi pendekar, bahkan mengolah tenaga dalam hingga ranah langit di usia yang terbilang sangat muda, serta memiliki teknik teleportasi yang merupakan teknik tingkat tinggi karena sangat sulit dipelajari.

Augreen hanya menatap tajam Hanzo dan mencoba mengintimidasi Hanzo dengan aura pembunuh miliknya, kebencian dalam matanya terlihat jelas dan sangat dalam, itu membuat Hanzo merasa sakit hati tapi dia berusaha tetap tenang.

"Aura pembunuh bocah ini terlalu kuat, apa yang dia lalui untuk mendapatkan aura pembunuh sekuat dan sepekat ini? Apakah dia membunuhku berjuta-juta kali dalam pikirannya?” Batin Hanzo pusing dan sedikit kaget merasakan aura pembunuh Augreen yang sangat besar dan mengintimidasi. 

Faktanya aura pembunuh Augreen adalah aura pembunuh milik gurunya yang ikut berpindah ketika inti energi gurunya dibagikan kepada Augreen.

Swosh!

Augreen menyerang dengan melancarkan tusukan terarah ke jantung, lalu menghilang dan muncul diatas arah barat dan melepaskan tebasan energi, lalu menghilang dan muncul di bawah dengan tinju terserah ke dagu.

“Seberapa juta kali kamu membunuhku dalam alam bawah sadarmu? Apakah kamu sangat membenciku?” Tanya Hanzo dingin menghindari serangan tusukan, tendangan, dan tebasan energi Augreen yang terus bergerak ke segala arah menyerangnya. 

Hanzo yang terus menghindar dengan santai pada akhirnya berhasil dilukai tepat di pipi kanannya dengan sebilah pedang. Hanzo mengusap darah yang menetes di pipi kanannya dan berkata dengan dingin. “Cukup baik, kecepatan dan akurasi seranganmu semakin sulit ditebak. Aku memujimu.”

“Tapi itu tidak cukup untuk membersihkan namamu dari status sampah klan. Di mataku kamu tetaplah sampah!" Pekik Hanzo memukul wajah Augreen yang menyerang dari arah belakang.

Augreen terhempas dengan kepala terasa seperti dihantam ombak. 

“Sampah tetaplah sampah!” Dengus Hanzo dingin melangkah pergi meninggalkan Augreen yang sangat kesakitan dengan tengkorak wajah yang retak. 

Augreen berdiri dengan susah payah, dua pedangnya dia pegang dengan erat seakan takut terlepas dari genggamannya. Augreen menarik nafas dalam-dalam dan menguatkan diri menyerang. 

"Teknik pedang naga: Tebasan naga enam jalur kesaktian!" Pekik Augreen menggunakan teknik pedangnya.

Teknik itu menciptakan 5 Augreen energi dan langsung melancarkan tebasan menyerang Hanzo dari enam jalur dan menciptakan suara siulan angin yang sangat mengerikan. Hanzo tidak bisa kabur dari kepungan tebasan energi tersebut, namun Hanzo tidak panik dan hanya menggunakan pelindung energi untuk menahan tebasan 6 jalur tersebut. 

Trang!

Augreen sudah berlari menyerang Hanzo sesaat setelah melancarkan serangan tekniknya, karena Augreen tahu Hanzo tidak mungkin bisa dikalahkan dengan teknik pedangnya tersebut. Benar saja Hanzo baik-baik saja, tebasan energi yang dia lancarkan hanya masalah kecil bagi Hanzo yang sudah ranah kaisar puncak.

Trang! Trang! Trang!

Augreen terus melancarkan tebasan langsung beberapa kali, namun ditangkis dengan mudah oleh Hanzo. Hanzo pada akhirnya bergerak menyerang balik Augreen dan membuat pemuda itu terhempas jauh muntah darah dengan tulang belakangnya patah.

“Uhuk, uhuk, uhuk… Teknik… pedang… teknik pedang naga… uhuk, uhuk.” Augreen terbatuk darah beberapa kali dan berusaha keras menggunakan teknik pedangnya. 

"Teknik pedang Naga: Tebasan sayap Naga pembalik awan!" Pekik Augreen  menggunakan teknik pedangnya. Augreen menghilang menjadi kabut dan melancarkan tebasan tepat di leher Hanzo. 

“Lemah!” Pekik Hanzo dingin menangkis tebasan Augreen, lalu melempar pedang Augreen keatas dengan jentikan jari ringan namun sangat kuat dan mematikan. 

Telapak tangan kiri Hanzo berselimut energi elemen air dan mengarahkannya ke dada Augreen yang melotot kaget. 

"Tapak beruang air!" Hanzo menggunakan tekniknya. 

"Sayap mutlak naga langit!" Pekik Augreen reflek menggunakan perisai Naga langit sesaat sebelum telapak tangan Hanzo memukul dada bidangnya yang mengempis karena merasakan tanda bahaya. 

Siluet energi sayap Naga berwarna emas terlihat melindungi Augreen dan telapak tangan Hanzo berselimut energi air menghantam perut Augreen dengan keras.

Bush!

Bang! 

Benturan dua keterampilan energi itu menggema di langit-langit kediaman keluarga Ran dan membuat semua orang terkejut, beberapa orang langsung berlari ke sumber suara karena takut itu merupakan serangan musuh.

Hasil benturan itu adalah Augreen yang tak berdaya menempel di tembok yang hancur akibat menerima benturan keras dari tubuh Augreen yang sangat kuat dan kokoh akibat ditempah ilmu bela diri hingga mencapai kekerasan tubuh manusia super. 

"Sepertinya tenaga dalammu sudah habis, sangat menyedihkan." Ucap Hanzo dengan santai, namun ekspresi wajah dingin.

Hanzo tahu betul batasan tenaga dalam seorang ranah langit awal yang sangat sedikit, karena dia sudah melewati ranah langit awal di masa mudanya, dimana menurut Hanzo perbedaan jumlah tenaga dalam ranah langit awal dan menengah terlalu jauh, apalagi dengan ranah kaisar puncak, tentu saja itu sangat terlalu jauh bagai bumi dan langit.

"Jika aku menjadi dirimu, aku akan mengalahkan lawanku yang memiliki ranah lebih tinggi dengan cepat agar meraih kemenangan, karena semakin lama bertarung semakin berkurang energi tenaga dalam. Itu sangat tidak baik untuk orang yang memiliki ranah rendah apalagi mantan sampah." Ucap Hanzo berkomentar.

"Tapi aku harus memuji kemampuanmu." Tukas Hanzo dan menghilang meninggalkan Augreen yang pingsan.

Ketika orang-orang sampai di lokasi pertarungan mereka hanya melihat bekas pertarungan saja, namun siapa yang bertarung masih tidak mereka ketahui karena tempat pertarungan itu sudah kosong melompong dan hanya meninggalkan bekas-bekas pertarungan saja.

"Siapa yang bertarung disini?" Tanya tetua pertama keluarga Ran sembari mengecek tanah yang berlubang akibat tekanan aura tenaga dalam Hanzo terhadap Augreen.

"Aura pembunuh disekitar terlalu pekat, apakah seseorang mengirim pembunuh untuk membunuh ketua klan?" Duga salah satu anggota keluarga yang merasakan aura pembunuh Augreen yang sangat pekat dan mengintimidasi.

"Atau mereka disini untuk membunuh jenderal muda Lao Aidan dan nona muda Nana?" Duga yang lainnya ketika mengingat bahwa kediaman mereka kedatangan tamu istimewa, yaitu putra dan putri jenderal besar Derrick.

Mendengar dugaan itu semua orang dibuat terkejut dan sangat cemas, mereka tahu betul jika terjadi sesuatu kepada dua tamu istimewa itu maka keluarga Ran akan dihapuskan dari dunia oleh kemarahan jenderal besar Derrick. Namun jika incarannya kepala keluarga, maka keluarga Ran akan sangat dirugikan.

"Menyebar dan tangkap siapapun yang bukan anggota keluarga kita atau orang asing yang berani memasuki kediaman keluarga Ran kita." Perintah tetua pertama, lalu melirik tembok jalan yang hancur dihantam tubuh Augreen.

"Kalian pergilah! Aku akan mencari kepala keluarga untuk memberitahukan masalah." Perintah tetua pertama tegas.

Kediaman tuan tua. 

Di sisi lain Augreen yang terluka parah ternyata dibawa pergi oleh kakek Hunt ke kediamannya untuk mendapatkan pengobatan.

"Terimakasih, kakek." Augreen berterimakasih kepada Kakek Hunt yang menolongnya.

"Hmz." Kakek Hunt hanya berdehem kecil menanggapi.

Brak!

Nenek Lidya menendang pintu kamar dengan sangat keras, lalu melihat Augreen yang terbaring di ranjang dengan tatapan yang tidak dapat dijelaskan.

"Apa lagi yang terjadi kepadamu?" Tanya nenek Lidya frustasi dan marah melihat Augreen terluka dengan beberapa bagian tubuh lebam dan membiru, meskipun marah dan kesal nenek Lidya segera mengobati luka Augreen agar lebamnya tidak terasa sakit lagi.

"Cucuku sepertinya kamu terluka dalam yang cukup parah, butuh waktu lama untuk sembuh." Jelas nenek Lidya ketika mengobati Augreen dan merasakan Augreen menerima luka dalam yang cukup parah.

"Sebenarnya apa yang terjadi kepadamu, cucuku?" Tanya nenek Lidya frustrasi dengan keadaan Augreen yang terluka sangat parah padahal baru saja sembuh.

"Suamiku, apa yang sebenarnya terjadi kepada cucu kurang ajar ini?" Tanya nenek Lidya kepada kakek Hunt karena Augreen hanya bungkam.

"Dia bertarung dengan ayahnya, si kepala batu Hanzo dan berakhir kalah telak." Jawab kakek Hunt ketus apa adanya dan tidak ditutupi, karena kakek Hunt memiliki prinsip selalu jujur, menetapi janji, dan berusaha sekuat tenaga.

"Apa?" Nenek Lidya terkejut bukan main mendengarnya.

"Benarkah itu?" Tanya nenek Lidya reflek berdiri memastikan.

"Apakah kamu meragukan prinsip hidupku, Lidya?" Tanya kakek Hunt kesal, dia sudah memiliki suasana hati yang sangat buruk ketika melihat cucu kesayangannya dilukai dengan sangat parah oleh Hanzo yang tidak lain anaknya sendiri.

Jadi wajar saja kakek Hunt saat ini sangat kesal dan marah, sedikit percikan saja kemarahan yang ditahan itu akan meledak-ledak dan akan berakibat fatal.

"Anak itu..." Nenek Lidya geram dan tidak bisa berkata banyak.

Tok! Tok! Tok!

Tiba-tiba seseorang mengetuk pintu kediaman mereka, kakek Hunt dengan cepat membuka pintu dan melihat Zero di depan pintu.

"Salam kakek." Sapa Zero tersenyum ramah.

"Zero kecil?" Kakek Hunt sedikit terkejut dengan kedatangan Zero ke kediamannya, padahal Zero tidak pernah sedikitpun datang ke kediaman mereka semenjak tiga tahun lalu.

Bersambung.