Gadis Badas Transmigrasi Ke Tubuh Istri Bodoh.

Aruna berlarian di lorong rumah sakit, selama mengikuti Yura kemana-mana dia tau ruangan tempat Yura koma.

Tadi dia menanyakan perihal Yura pada staf rumah sakit dan menanyakan gadis koma bernama Yura Asturi, yang ternyata sudah dipulangkan beberapa hari kemarin.

Aruna yang belum percaya segera pergi ke ruangan dan benar saja disana sudah tidak ada lagi Yura.

Aruna kembali ke Apartemen dengan tubuh lunglai, dia kini tau alasan Alaric berubah yakni karena bangun nya Yura dari koma.

“Kenapa aku bodoh!? Bang Al mencintai Yura bukan aku, sadarlah Aruna...“ lirihnya, dia mulai menyesali perbuatannya yang menyamar menjadi Yura karena pasti Alaric akan membencinya.

.

.

Tiga hari kemudian...

Seperti biasa, tak ada telepon ataupun kunjungan dari Alaric. Sabrina sudah datang, wanita itu masih belum berani mengatakan pada orang tuanya jika sudah berpisah dari Alaric dan terus mengunjungi Aruna untuk membicarakan bisnis.

Sebenarnya Sabrina merasa aneh karena keantusiasan Aruna tidak terasa lagi seperti saat mereka berdua pertama kali merencanakan bisnis, padahal gedung sudah hampir siap untuk diisi barang-barang.

Ponsel Sabrina berdering saat dia akan sarapan bersama Aruna.

“Aruna, lihat! Al nelepon!“ Sabrina memperlihatkan nama Alaric di layar ponsel.

Bibir Aruna tersenyum senang, akhirnya Alaric menelepon meksipun bukan padanya. Sebenarnya Aruna sudah pasrah, namun dia masih sedikit berharap pada Alaric.

Sabrina mengangkat panggilan, “Apa, Al? Kamu mau kawin eh mau menikah dengan gadis bernama Yura, hari ini juga?!“ Sabrina berteriak terkejut.

Prang!

Aruna menjatuhkan piring yang dipegangnya, hatinya teramat sakit.

“Kamu butuh aku dan Mas Emran jadi saksi?“ lanjut Sabrina, dia terus melirik ke arah Aruna. “Gila kamu ya! Aruna mau kamu kemanain!“

Tubuh Aruna bergetar, pupus sudah harapannya bisa bersama lelaki yang dicintainya. Alaric benar-benar sudah bersama Yura, tak ada tempat baginya di sisi pria itu.

Aruna ayolah! Sudahi keegoisan kamu! Sejak awal, Bang Alaric adalah milik Yura! Aruna terus men sugesti pikirannya agar mengikhlaskan Alaric.

Sementara Sabrina masih memarahi Alaric karena wanita itu belum mengerti situasi.

“Aku bu-nuh kamu ya Al, kalau kamu sakiti Aruna!!! Dasar brengseek! Bajingaan!“ Sabrina terus menyumpa-hi.

“CUKUP! Bang Al nggak salah! Aku yang salah dan udah sepantasnya aku ditinggalkan...“ jerit Aruna.

Bruk!

Aruna luruh ke lantai, dia menangis tersedu-sedu.

Akhirnya Sabrina mematikan panggilan dari Alaric dan berjalan mendekati Aruna kemudian memeluk temannya.

“Kenapa kamu membelanya, Aruna?! Dia peselingkuh! Kamu kekasihnya... tapi dia malah mau menikah dengan perempuan lain! Kalian udah sampai sejauh ini, dari kamu berstatus istri Kak Yoga hingga jadi Janda. Kenapa dia menyerah dan melepaskan mu?!“ Sabrina tidak mengerti, dia selalu membela Alaric dan selalu berkata jika Alaric pria setia.

“Kamu nggak ngerti Sabrina, aku bukan wanita yang dia cintai. Sejak awal, dia mencintai gadis lain. Dia Yura, yang akan menikah dengan Bang Al. Dia...“

Kemudian Aruna menceritakan hal pertukaran jiwa, dia menjelaskan segalanya bahkan perihal dia berpura-pura sebagai Yura demi terus bersama Alaric karena dia tidak ingin kehilangan Alaric.

Sabrina hampir pingsan saat mendengarnya, dia benar-benar syok.

“Tante, Tante... kenapa?“ Nessa tadinya ingin rambutnya dikepang dan biasanya Sabrina mengepangnya. Gadis kecil itu melihat Sabrina menatap bengong seperti orang yang melihat hantu.

Nessa menoleh ke arah sang Bunda, dia melihat Aruna menangis. “Bunda kenapa nangis?“

Tak ada jawaban dari kedua wanita dewasa pada Nessa, gadis kecil itu akhirnya mengambil ponsel sang Bunda yang memang tidak dikunci untuk menelepon Alaric.

Panggilan tersambung.

“Halo, Om ganteng. Bisa kesini ndak? Bunda Una sama Tante Sabrina kerasukan setan... Bunda Una nangis-nangis, Tante Sabrina nggak ngomong-ngomong.“ Ujar Nessa dalam sambungan.

“Om kesana, tunggu Om ya.“

Panggilan pun terputus, Nessa menaruh kembali ponsel di tangan sang Bunda. Nessa sudah terbiasa menelepon Alaric, bahkan terkadang video call.

.

.

Alaric serta keluarga Yura sudah berada di sebuah hotel, mereka menyewa ruangan khusus untuk pernikahan hari itu yang bertema intimate wedding.

Sebenarnya dari pihak Alaric belum ada saksi, tapi mudah saja baginya mencari namun karena dia menghormati Sabrina yang berjasa dalam hubungan nya dengan Yura jadi dia ingin Sabrina mengetahui dan datang ke pernikahan nya dengan Yura.

Selama dua hari kemarin Alaric sibuk menyiapkan pernikahan dadakan dan juga surat-surat menikah ke KUA, dengan uang segalanya memang menjadi mudah dan dalam dua hari semua berkas-berkas untuk persyaratan pernikahan selesai.

Dari kampung, Bapak Yura membawa sanak saudara hingga dari pihak Yura semua tidak ada masalah. Hanya saja, Alaric belum memberitahu ataupun meminta izin pada kedua orang tuanya mengingat pertunangan dengan Sabrina yang sudah batal saja dia dan Sabrina belum mengumumkan.

Akad nikah akan dilaksanakan pukul 9 pagi, saat ini sudah pukul 8 pagi. Alaric merasa dilema, dia harus pergi memeriksa ke Apartemen Aruna.

“Ada apa, Pak?“ Eki yang nantinya akan menjadi salah satu saksi nikahnya bertanya pada sang Bos.

“Sepertinya terjadi sesuatu di Apartemen Aruna, tadi Nessa menelepon dan mengatakan yang tidak-tidak.“

“Anda harus berada disini, akad akan dimulai pukul sembilan. Saya akan datang ke Apartemen dan memeriksa nya.“

Akhirnya Alaric setuju dengan usul Eki, dia pun fokus kembali ke acara pernikahan nya.

Di kamarnya Yura yang masih di dandani oleh MUA, gadis itu tersenyum-senyum sendiri. Kemarin ingatan nya sudah kembali, semuanya gara-gara Alaric memperlihatkan video Yura saat Yura mengisi tubuh Aruna bersama si kembar. Tiba-tiba, dia pun bisa mengingat semuanya.

Yura sangat tulus menyayangi si kembar, meksipun hanya sebentar dan berperan sebagai Aruna ternyata dampaknya sangat dalam pada dirinya hingga ingatan nya pun kembali. Dia meminta Alaric membawa si kembar saat pernikahan mereka, tapi Alaric beralasan belum bisa karena dia belum bicara pada Aruna.

“Cieee, Teteh! Dari tadi senyum-senyum sendiri, bagi-bagi atuh teh sama Fatma. Bayangin apaan sih? Bayangin Aa Alaric pasti bakal ganteng banget ya pakai baju pengantin atau mikirin malam pengantin?“ goda Fatma.

“Eh... kamu ya Neng, masih kecil jangan mikirin malam pengantin segala! Awas loh, nanti Teteh nikahin kamu sama Eki! Kamu suka kan sama dia!“ Yura balik menggoda adiknya.

Emak dan Bapak Yura hanya mendengarkan kedua anak mereka saling melempar canda, mereka juga tidak menyangka terbangun dari koma putri sulungnya malah menikah di usia yang baru menginjak 19 tahun. Masih muda dan banyak cita-cita. Namun Alaric meyakinkan mereka, jika dia tidak akan mengekang Yura dan akan membebaskan Yura berkuliah sampai wisuda.

Satu jam kemudian, acara akad nikah pun digelar. Alaric merasa gugup, semetara Yura di dudukan di samping Alaric.

Keduanya saling melempar senyum bahagia, apalagi Alaric. Baginya, tak ada lagi kebahagiaan melebihi bisa menikahi Yura.

“Saya terima nikah dan kawinnya, Yura Asturi binti Bapak Mail Sanjaya dengan mas kawin__“

“Tunggu! Pernikahan ini tidak sah!“

Seorang perempuan melenggang masuk ke ruangan acara akad nikah dengan wajah congkak.

___

Maaf Othor lagi flu, minum obat bawaannya ngantuk terus jd Up tambahan tersendat 🙏

Selamat Menghadiri Wedding Day Neng Yura dan Aa Alaric, dihaturan linggih ❤️🤭