NovelToon NovelToon
Permainan Terlarang

Permainan Terlarang

Status: sedang berlangsung
Genre:Diam-Diam Cinta / Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Seiring Waktu / Cinta Murni / Pembantu / Pembaca Pikiran
Popularitas:15.6k
Nilai: 5
Nama Author: Alim farid

**Sinopsis:**

Luna selalu mengagumi hubungan sempurna kakaknya, Elise, dengan suaminya, Damon. Namun, ketika Luna tanpa sengaja menemukan bahwa mereka tidur di kamar terpisah, dia tak bisa lagi mengabaikan firasat buruknya. Saat mencoba mengungkap rahasia di balik senyum palsu mereka, Damon memergoki Luna dan memintanya mendengar kisah yang tak pernah ia bayangkan. Rahasia kelam yang terungkap mengancam untuk menghancurkan segalanya, dan Luna kini terjebak dalam dilema: Haruskah dia membuka kebenaran yang akan merusak keluarga mereka, atau membiarkan rahasia ini terkubur selamanya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alim farid, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 27

Saat tiba di kantor, damon dikejutkan oleh sosok ibunya yang sudah menunggu di dalam ruang kerjanya. “Mama?” tanyanya, dahi berkerut sedikit. Meskipun tak ada ketidaksenangan dalam ekspresinya, kehadiran sang ibu di ruang kerja pribadinya biasanya menandakan sesuatu yang lebih dari sekadar kunjungan biasa. Apalagi, di sampingnya, duduk angel dengan senyum cerah yang menyiratkan sesuatu.

Sudah jelas, angel pasti telah melaporkan kejadian semalam kepada ibunya.

“damon, Tante Mia tadi menelepon, katanya ingin bertemu denganmu, sekaligus makan siang bersama,” angel berbicara dengan nada ceria, senyumnya semakin lebar seolah tidak menyadari tatapan tajam damon yang semakin hari semakin sulit disembunyikan. Ada sesuatu dalam sikap angel yang selalu berhasil memancing emosinya.

“Benar, damon. Nanti kita makan siang bersama bertiga, dengan angel,” lanjut sang ibu dengan nada penuh harapan.

“Aku tidak punya waktu, Ma. Mungkin lain kali saja. Dan sebaiknya, jika Mama ingin makan denganku, jangan ajak orang luar,” jawab damon dengan nada tegas, suaranya penuh dengan penekanan, tatapannya langsung mengarah tajam pada angel, membuat senyum wanita itu perlahan memudar.

angel, yang tidak ingin tampak lemah, menatap ibu damon dengan ekspresi yang tampak terluka, berharap mampu mempengaruhi wanita yang sangat menyayanginya itu. Dia tahu bahwa damon tidak akan berani menentang keinginan ibunya, apalagi angel adalah salah satu perempuan yang sangat dekat dengan Tante Mia. Kalau bukan karena elise yang lebih dulu menikahi damon, angel yakin dialah yang akan mendampingi pria itu sekarang.

“damon, kenapa kamu berkata begitu? angel ini sudah seperti bagian dari keluarga kita. Mama sudah menganggapnya seperti anak sendiri, kenapa kamu malah menyebutnya sebagai orang luar? Sejak menikah dengan elise, Mama merasa sikapmu terhadap Mama semakin tidak menghormati,” Mia menegur putranya dengan nada kecewa yang jelas terasa.

damon menghela napas panjang, “Keluarga? Maaf, Ma. Jika Mama ingin menganggap angel sebagai keluarga, itu terserah Mama. Tapi jangan bawa-bawa aku dalam hal ini, dan jangan seret nama elise ke dalamnya. Dia tidak bersalah sama sekali. Mama sebaiknya pulang saja sekarang, aku sedang banyak pekerjaan.”

“damon! Kenapa kamu bersikap seperti ini pada Mama? Mama hanya ingin melihatmu, kenapa malah diusir?” Wajah Mia memerah karena emosi, dan dia berdiri dari sofa dengan kemarahan yang jelas terpancar dari setiap gerakannya. angel pun ikut berdiri, seolah ingin menunjukkan dukungan penuh pada sang ibu.

“Tante, jangan marah. Tolong tenang ya, jangan sampai tekanan darah Tante naik. damon, kamu tidak boleh bersikap seperti itu pada ibumu sendiri,” angel berkata dengan lembut, seolah-olah ingin meredakan ketegangan, tetapi nada suaranya yang dibuat-buat membuat damon semakin merasa jijik. Dia ingin berteriak, mengusir angel keluar dari kantornya, tetapi kehadiran ibunya menahannya untuk tidak kehilangan kendali.

“Ma, sebaiknya Mama pulang saja. Aku tidak ingin memperpanjang masalah ini,” kata damon dengan suara yang lebih dingin.

“Kamu benar-benar tidak mau makan siang dengan Mama?” suara Mia melembut, meskipun ada kekecewaan yang jelas tersirat dalam setiap kata.

“Aku sudah ada janji penting, Ma. Lagipula, Mama punya angel yang bisa menemani Mama makan siang. Wanita yang menurut Mama paling sempurna,” balas damon dengan sindiran yang tidak tersamar, membuat angel merasa tersinggung. Hari ini, ia selamat hanya karena kehadiran ibu damon. Namun, damon sudah bersumpah dalam hatinya, angel tidak akan lolos begitu saja setelah apa yang dilakukannya pada luna.

“Tante, kalau damon tidak bisa, aku akan menemani Tante. Kita bisa makan di mana saja Tante mau,” angel berkata dengan nada yang sengaja dilunakkan, membuat damon semakin ingin segera keluar dari situasi ini.

“Terserah kamu saja, angel. Terima kasih, kamu memang yang paling mengerti Tante. Tidak seperti seseorang yang Tante lahirkan dengan susah payah,” Mia menambahkan dengan sindiran tajam yang ditujukan langsung kepada putranya.

damon hanya tersenyum sinis, tidak ada sedikit pun keinginan untuk merespons lebih jauh.

“Ayo, sayang,” Mia akhirnya berkata dengan suara yang lebih tenang, meskipun wajahnya masih menunjukkan kekecewaan yang mendalam. angel masih ingin tinggal lebih lama, namun ia tahu ini bukan saat yang tepat.

Begitu kedua wanita itu meninggalkan ruangannya, damon menghela napas panjang. Pertemuan itu benar-benar menguras energinya, menambah beban pikiran yang sudah cukup banyak dari pekerjaan. Biasanya, dalam keadaan seperti ini, damon akan memilih untuk pergi dan minum untuk melupakan semua masalah. Namun, kali ini, yang terlintas dalam pikirannya hanya luna. Entah kenapa, dia merasa bahwa suasana hatinya akan jauh lebih baik jika mendengar suara gadis itu, daripada harus tenggelam dalam alkohol.

Tanpa menunggu lebih lama, damon meraih ponselnya dan segera menelepon luna. Panggilan pertama tidak diangkat. Ia menelepon lagi, dan hasilnya sama. Panggilan kedua hingga berikutnya juga tidak dijawab, dan pada panggilan terakhir, teleponnya langsung dimatikan oleh gadis itu. Kesabaran damon habis. Oh, berani sekali dia mematikan teleponku sekarang, pikirnya. Kemudian, sebuah ide nakal melintas di benaknya. Ia mulai mengetik pesan dengan santai, yakin bahwa gadis itu akan segera menelepon balik setelah membaca pesannya.

***

luna duduk bersama rachel di depan ruang dekan yang sekaligus dosen pembimbing mereka. Kemarin, keduanya dihubungi untuk menghadap hari ini. Saat nama rachel dipanggil masuk oleh asisten dekan, ponsel luna berbunyi.

luna melirik layar ponselnya dan melihat nama yang tertera. damon. Ah, kakak iparnya. Dia menghela napas panjang. Apa lagi sekarang? Bukankah baru saja mereka bertemu, dan setiap hari mereka pasti akan bertemu lagi. luna merasa tidak ada gunanya mengangkat telepon itu sekarang, apalagi dia sedang menunggu giliran untuk bertemu dengan dosen pembimbing yang akan menentukan masa depannya. Namun, panggilan dari damon terus berlanjut. Hingga akhirnya, luna memutuskan untuk menolak panggilan terakhir dengan harapan damon akan memahami bahwa dia sedang tidak ingin diganggu.

Namun sayangnya, beberapa detik kemudian, sebuah pesan WhatsApp dari damon masuk. Mata luna langsung membesar saat membaca isi pesan itu. “Telepon aku sekarang. Jika tidak, aku akan segera datang ke sana dan memperkosamu di gudang kampusmu.” Ancaman itu membuat luna langsung panik. Dia tahu damon bukanlah orang yang suka main-main, terutama dengan ancamannya. Memperkosanya di gudang kampus? Astaga, seolah tidak ada tempat lain yang lebih pantas saja. Eh?

luna menggeleng-gelengkan kepala, mencoba menjernihkan pikirannya yang tiba-tiba berkelana ke arah yang tidak seharusnya. Otaknya mulai terkontaminasi oleh kelakuan aneh kakak iparnya. Tanpa ragu, dia segera menelepon balik damon.

“Akhirnya, kau juga takut dengan ancamanku.” Suara tawa damon terdengar jelas di seberang telepon, membuat luna ingin sekali mengumpat.

“Kenapa Kak damon meneleponku?” tanyanya dengan nada kesal.

“Hanya ingin mendengar suaramu saja,” jawab damon dengan santai, seolah-olah tidak ada hal lain yang lebih penting.

luna menutup matanya, menahan rasa frustrasi. Lihatlah, tidak ada pekerjaan lain yang lebih penting bagi kakak iparnya selain mengganggunya di saat-saat yang tidak tepat!

“Kau sedang apa?” tanya damon lagi.

“Menunggu giliran untuk bertemu dosen pembimbing,” jawab luna, berusaha tetap sabar.

“Oh... luna?”

“Mm?” entah kenapa luna bisa merasakan ada sesuatu yang mengganggu pikiran damon. Mungkin itu alasan dia menelepon?

“Apakah ibumu sering menekanmu? Maksudku, menyuruhmu melakukan hal-hal yang tidak kau suka? Seolah-olah semua yang kau lakukan harus sesuai dengan keinginannya?”

luna mengernyitkan alis. Rupanya damon sedang ada masalah dengan ibunya.

“Bukankah kebanyakan orangtua memang seperti itu? Tapi menurutku, tidak semua keinginan mereka harus kita turuti. Ketika seorang anak sudah dewasa, dia punya hak untuk memilih. Selama pilihan itu baik, pada akhirnya orangtuanya akan berusaha memahami.”

“Bagaimana jika mereka tetap tidak mau memahami?”

“Berarti kita harus mencari tahu lagi. Mungkin ada faktor lain yang mempengaruhi mereka. Mungkin rasa takut, atau pengaruh dari orang lain, dan banyak faktor lainnya. Biasanya, dalam situasi seperti itu, aku akan tetap bertahan pada pilihan yang aku tahu akan membuatku bahagia. Pada akhirnya, orangtua juga akan menyadari bahwa pilihan anak mereka tidak salah.”

damon ter

diam. Kata-kata luna memberikan sudut pandang yang baru. Meski terdengar sederhana, apa yang dikatakan gadis itu memiliki makna yang dalam.

“Terima kasih, luna,” kata damon akhirnya.

“Kenapa Kak damon tiba-tiba bertanya hal seperti itu?”

“Aku hanya ingin tahu pendapatmu,” jawab damon dengan nada yang lebih ringan.

“Oh. Kalau begitu, sekarang bisakah aku fokus ke pembimbinganku?”

“Tentu saja. Maaf telah mengganggu. Setelah ini, aku akan bertemu denganmu lagi. Jangan lupa, kita punya janji,” damon menutup telepon dengan senyum di wajahnya.

luna hanya bisa menghela napas panjang. Kak damon memang aneh. Namun, satu hal yang jelas, percakapannya dengan kakak iparnya kali ini memberikannya pemahaman baru tentang pria itu. Meski terkadang menyebalkan, dia tetaplah seorang kakak yang peduli, walaupun dengan caranya yang aneh.

1
Endang Yusiani
mirip-mirip
Alim Farid: apanya mirip"kak
total 1 replies
Debby Tewu
lanjut ceritanya
Debby Tewu
lanjut dong veritanya
Divana Mareta
lanjut thor...
Subrianti Subrianti
Luar biasa
Alim Farid: makasih kakak 🙏🙏🙂
total 1 replies
bb_yang_yang
Yuk, thor, update secepatnya! Pembaca mu sudah tidak sabar lagi. 😍
Jock◯△□
Ganti tanggal jadi sekarang ya thor!
Asnisa Amallia
Gimana ceritanya bisa sehebat ini? 😮
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!