NovelToon NovelToon
THE HAUNTED VOW

THE HAUNTED VOW

Status: sedang berlangsung
Genre:Horor / Cinta Terlarang / Kutukan / Hantu / Roh Supernatural
Popularitas:18.9k
Nilai: 5
Nama Author: Leona Night

Cassandra Dumont, seorang penulis muda yang mencari inspirasi untuk novelnya, tiba di desa terpencil Valea Umbrelor, Romania. Dikelilingi oleh hutan lebat dan danau yang selalu diselimuti kabut, desa ini memancarkan aura misterius yang segera memikat Cassandra. Di sana, dia mendengar tentang legenda Lacul Negru, tempat roh-roh terkutuk mengikat janji abadi—sebuah pernikahan yang hanya membawa kematian.

Ketika Cassandra mulai menyelidiki lebih dalam, dia bertemu dengan Lucas Văduva, roh dari abad ke-19 yang terjebak oleh cinta tragis dan dendam. Tertarik oleh pesona kelamnya, Cassandra mendapati dirinya terjerat dalam ikatan supranatural yang tidak bisa dia hindari. Bersama Adrian, seorang pria lokal yang mengetahui sejarah kelam desa itu, dan Madame Elara, cenayang tua yang menyimpan rahasia tentang kutukan Lucas, Cassandra berjuang untuk memutuskan ikatan yang mengancam jiwanya. Mampukah Cassandra mematahkan kutukan ini ataukah dia akan tersesat selamanya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Leona Night, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Satul Pietratu

Beraira Vladian, adalah Kedai Beer di Valea Umbrelor yang menyediakan berbagai jenis Beer hangat khas Rumania. Lokasi Kedai ini berada di sebuah tebing kecil yang berjarak kurang lebih 2 KM dari penginapan Elena.

Kedai Vladian berada di pinggiran Valea Umbrelor namun masih berada di jalur utama, yang sering dilalui penduduk lokal dan para pelancong. Lokasinya yang cukup strategis membuatnya mudah diakses oleh siapapun yang ingin mencicipi Bere Fiearta.

Konon kabarnya kedai ini sudah berdiri puluhan tahun dan diwariskan secara turun temurun. Nama Vladian juga diambil dari nama marga keluarga ini, yaitu keluarga Vladian. Pengelola kedai Vladian yang sekarang, merupakan generasi ke 6, nama lengkapnya adalah Jonathan Vladian. Penduduk sekitar memanggil dengan sebutan Natan.

Arsitektur kedai Vladian masih mempertahankan arsitektur lama dan nyaris tidak ada perubahan berarti selain mungkin sedikit perbaikan di sana sini yang tidak sampai merubah bentuk utama bangunan asalnya.

Karakter utama bangunan kedai ini adalah vintage dan misterius, hanya saja sekarang, agar lebih terlihat familiar dibuatlah area terbuka di depan kedai sehingga mudah dilihat dan diakses dari jalan raya.

Baraira Vladian dibangun dari dinding batu yang kokoh dengan tetap membiarkan warna alaminya, sehingga terkesan sangat membumi. Sementara pintu dan sisi bangunan lain, ada yang terbuat dari kayu jati tua yang sangat kuat. Pintu kayu Baraira Vladian, dilengkapi dengan hiasan lentera di kedua sisinya, yang sekaligus berfungsi sebagai penerangan jalan.

Dari kejauhan Kedai ini nampak cantik romantis apa lagi pengunjung kedai, mereka akan disuguhi pemandangan Valea Umbrelor dari atas tebing kecil tempat kedai ini berada.

Sejak pertama mampir di Baraira Vladian, Cassandra langsung jatuh hati dengan kedai ini. Baik dari hidangan yang disuguhkan, maupun dari interior dan eksteriornya sampai hospitality pemiliknya. Dua kali bertandang ke kedai ini, Cassandra selalu memilih spot yang sama, yaitu di dalam kedai tepatnya di bagian ujung sebelah kanan yang agak tersembunyi dari keramaian. Menu yang paling disukainya adalah Bere Fiearta yang disajikan bersama dengan sejenis Roti Bakar Khas Rumania yang dimakan dengan kuah keju yang dicampur dengan krim susu yang ditaburi irisan piterselli kering.

Malam itu Cassandra tampak menempati spot Favoritnya dilengkapi dengan hidangan Bere Fiearta dan Roti bakar dengan krim keju dan susu. Cassandra tampak asyik menuliskan sesuatu di atas buku yang dibawanya dari penginapan. Tak lama seorang Pria tampan berambut coklat gelap dengan tubuh gempal tampak menghampiri meja Cassandra.

“Hemm, Selamat Malam Cassandra, “ lelaki yang ternyata Adrian itu tampak tersenyum menyapa.

“Dari mana saja kau Adrian, aku sudah menunggumu kurang lebih satu jam lamanya,” Cassandra menyahut dengn wajah sedikit cemberut. “Maaf, Cassie, aku harus membantu adikku menurunkan belanjaan Toko kue kami, sebelum akhirnya aku bisa melenggang kemari. Maklum aku satu satunya laki laki di toko kue kami, “ ujar Adrian sambil mengusap keningnya yang tampak sedikit berkilau malam itu.

“Silahkan pesan makanan dan minuman untukmu Adrian, aku sudah memesan Bere Fiearta untuk diriku. Apakah kamu juga mau minuman yang sama?” Cassandra berbicara sambil menyodorkan list menu pada Adrian.

“Natan tau menu Favoritku, “ Ujar Adrian sambil memberi kode pesanannya pada Natan. “ Apa yang kau ingin bicarakan Cassandra, nampaknya begitu penting,” kembali Adrian berbicara dengan wajah penuh selidik.

“Hemmm, tadi pagi aku mengunjungi Ana Lonescu. Kami bercerita panjang lebar. Aku juga sempat masuk ke Kamar Caroline. Ada beberapa Surat yang tak sempat dikirim oleh Caroline, atas persetujuan Ana, aku membandingkan kedua tulisan dalam jurnal kuno dan surat tersebut, dan yah cocok. Dapat dipastikan jurnal tua itu milik Caroline Lonescu. Tapi ada satu hal yang tidak habis pikir olehku. Siapa yang memberikan jurnal itu padaku?” Cassandra bertanya, sambil menopang dagu dengan wajah menatap Adrian penuh tanya.

“Semula aku berpikir, bahwa yang meletakkan Jurnal di depan pintu penginapan Elana, pastilah salah satu anggota keluarga Lonescu. Tetapi mereka menyangkalnya, apa lagi kamar Caroline amat jarang dibuka. Dan sepertinya mustahil Ana Lonescu atau Hans yang sudah sama sama renta itu, berjalan sendiri ke Valea Umbrelor di pagi buta hanya untuk meletakkan jurnal tua itu di depan pintu penginapan, “ ujar Cassandra kembali.

“ Nampaknya kamu masih penasaran dengan Masalah ini Cassandra. Jika kamu memang ingin tahu tentang Caroline, Lacul Negru dan legenda seputar itu. Ada baiknya kamu menemui mantan tetua desa Valea Umbrelor. Namanya Sofia, rumahnya terletak di desa sebelah yang berada di kaki pegunungan Munti Alunis. Kita bisa ke sana besok. Tetapi harus berangkat pagi buta. Perjalanan ke sana cukup jauh dan medannya cukup ekstrim, “ Adrian memberi penjelasan sambil menyeruput Bere Fiearta miliknya. Segera mereka membuat perencanaan keberangkatan ke rumah Sofia berikut apa saja yang harus dibawa.

***

Waktu masih menunjukkan puku 4 pagi. Langit Valea Umbrelor masih hitam pekat. Cassandra sudah siap dengan jaket tebal dan Ransel kecil yang dipinjamnya dari Adik Adrian untuk membawa beberapa keperluan termasuk jurnal tua Caroline. Elena juga sudah bangun. Dengan gaun tidur panjangnya berwarna putih, yang nampak seperti sudah berusia lebih tua dari dirinya, Elena mondar mandir menyiapkan minuman hangat untuk Cassandra.

“Kamu tidak perlu repot Elena, bukankah sudah kukatakan bahwa aku hanya butuh kunci pintu depan jika aku pergi? Kamu tidak perlu repot memasak apapun untukku? “ Cassandra memandang Elena dengan pandangan kasihan.

“Nona Dumont, anda adalah tamu terlama yang tinggal di penginapan saya. Tidak mungkin saya akan membiarkan anda pergi dari penginapan tanpa mengkonsumsi sesuatu yang hangat, setidaknya secangkir teh manis, “ ucap Elena sambi menyuguhkan secangkir teh manis di depan Cassandra.

Tak lama terdengar pintu depan penginapan diketuk beberapa kali. Terdengar suara Adrian memanggil nama Cassandra. Bergegas Elena membuka pintu dan menyuruh Adrian Masuk.

“Kau sudah siap Cassandra?” Tanya Adrian. Cassandra mengangguk, lalu berdua mereka meninggalkan Penginapan Elena dan melangkah membelah pagi yang terlihat gelap gulita tanpa ada tanda Matahari akan segera terbit.

Perjalanan menuju Kaki pegunungan Munti Alunis, bukanlah perjalanan yang mudah. Banyak tikungan dan tanjakan yang harus mereka lalui. Terkadang Kabut tebal yang belum juga mau pergi di pagi buta itu, mendatangkan gerimis lembut yang membasahi baju keduanya. Untunglah mereka mengenakan Jaket berlapis dari bahan parasit yang tebal . Sambil sesekali mengarahkan senternya ke arah kabut tebal pekat yang menghalangi, Adrian dan Cassandra melangkah setapak demi setapak melewati pinggiran Hutan Valea Umbrelor. Sesekali terdengar cicit burung dalam sangkarnya yang hangat di ketinggian pepohonan . Hawa pagi itu sungguh membeku sampai ke tulang tulang.

Untunglah setelah berjalan sekitar hampir 1 jam, terlihat semburat warna merah di ufuk timur tanda matahari pagi akan segera terbit. Cassandra semakin merapatkan jaket di tubuhnya, ketika tak terasa rinai embun pagi membasahi dirinya.

“Sebentar lagi Matahari akan terbit, perjalanan kita akan lebih mudah jika terang dan sedikit hangat,” urai Adrian

“Masih jauhkah perjalanan kita Adrian? “Cassandra bertanya

“Kurang lebih 1.5 jam perjalanan lagi kita akan sampai di kaki gunung, lalu kita istirahat sebentar di pos terdekat. Setelah itu kurang lebih 1 jam lagi perjalanan naik ke lereng pegunungan Munti Alunis, kita akan sampai di Satul Pietratu (Desa Bebatuan) tempat Sofia tinggal, “Adrian menjelaskan.

Kurang lebih sekitar pukul 07.30 sampailah mereka di pos pertama lereng pegunungan Munti Alunis. Cassandra membuka termos minum yang berisi Susu Coklat hangat dan menuangkannya untuk Adrian.

“Minumlah Adrian, Kita perlu sedikit kalori untuk menahan hawa dingin dan kabut yang selalu menyertai langkah kita, “ kata Cassandra sambil menyodorkan minuman coklat hangat.

“ Mengapa kau katakan Sofia adalah tetua desa Valea Umbrelor, sementara tempat dia tinggal ada di Satul Pietrattu? Bukankah itu desa yang berbeda dari Valea Umbrelor? “ Cassandra mengungkapkan pertanyaan yang sedari tadi ditahannya.

“Dulu Sofia tinggal di dekat Penginapan Elena, tepatnya di dekat rumah bercat putih yang berseberangan dengan penginapan itu. Namun sejak lima tahun lalu dia ikut keponakannya tinggal di Satul Pietratu, “ jawab Adrian.

“Apakah dia tidak memiliki anak Adrian?” kembali Cassandra bertanya.

Kali ini Wajah Adrian sedikit tegang dan berkata, “Dulu punya, namun nasibnya sama seperti Caroline. Anaknya hilang tanpa bekas. Dan penduduk Valea Umbrelor, meyakini mereka bernasib sama. Hilang di lacul Negru. Hanya saja anak perempuan Sofia lebih dulu mengalami kejadian itu, tepatnya 5 tahun sebelum kejadian yang menimpa Caroline, “ Adrian kembali menjelaskan.

Setelah cukup beristirahat di Pos pertama, yang hanya merupakan sebuah Gazebo kecil namun kokoh, kembali mereka melanjutkan perjalanan.

Memasuki kawasan hutan lindung Lereng gunung Munti alunis, Cassandra kembali disuguhkan dengan pemandangan yang luar biasa indah. Memasuki Kawasan ini, Cassandra disambut dengan hamparan padang rumput hijau yang membentang luas.

Hangatnya matahari saat itu membuat semuanya tampak terang dan terlihat jelas. Padang rumput itu dipenuhi bunga liar aneka warna yang sayang untuk dilewatkan tanpa melakukan Swafoto. Dikejauhan tampak deretan pohon pinus dan cemara yang tinggi menjulang, seperti benteng alamiah di kaki Munti Alunis.

Udara di lereng gunung ini sangat segar dan bersih. Aroma tanah basah bercampur dengan aroma dari dedaunan pinus memberikan kesegaran setiap kali menghirupnya. Sesekali angin lembut membawa suara gemericik dari aliran sungai kecil yang mengalir deras.

Kicauan burung terdengar merdu dan memberikan suasana bahagia di pagi yang indah itu. Tak berapa lama, tampak pos Lereng Munti Alunis. Segera mereka mampir untuk melaporkan diri apa tujuan ke lerang itu.

“Buna Dimineata, “ ujar salah satu petugas disana

“Buna Dimineata, “ Ujar Adrian.

“Mohon isi buku tamu terlebih dahulu, dan tujuan kalian naik Munti Alunis,” Kata petugas yang bernama Victor.

“Kami ingin berkunjung ke Satul Pietrattu, “ujar Cassandra

“Owh, oke desa itu tidak terlalu jauh dari pintu pos kami. Kurang lebih perjalanan 30 menit kamu akan sampai kesana,” kembali victor menjawab sambil mengulurkan semacam surat ijin untuk memasuki wilayah itu.

“Mengapa kita perlu ijin memasuki wilayah ini Adrian? “ tanya Cassandra.

“Karena Munti Alunis termasuk wilayah konservasi yang dilindungi pemerintah. Setiap yang mau memasuki Munti Alunis, harus menjelaskan apa kepentingan mereka dan mengisi buku tamu. Tanpa kepentingan yang jelas, atau pendakian, maka kita tidak bisa memasuki kawasan ini, “ Adrian menjelaskan.

Mereka kembali berjalan sampai tiba di depan pemukiman penduduk. Di gapura depan pemukiman itu terdapat sebuah tulisan besar yang berbunyi, “Anda Memasuki Kawasan Pemukiman panduduk Satul Pietratu.” Harap melaporkan diri jika ingin berkunjung.

Mereka disambut ramah oleh perangkat desa, mendaftarkan diri dan diberi penjelasan tentang tata tertib selama berkunjung di sana.

“Anda ingin menemui siapa di sini?” tanya petugas di sana.

“ Ny. Sofia Dumitru, “ tukas Adrian.

“Ah Nyonya Sofia, rumahnya ada di ujung desa ini hampir berbatasan dengan hutan. Rumah bercat Krem dan banyak pot bunganya. Rumahnya sangat apik, rapi dan indah. Anda pasti mudah mengenalinya, “ ujar petugas desa.

Setelah mengucapkan terimakasih, mereka berpamitan dan melanjutkan perjalanan masuk desa Satul Pietratu. Sesuai namanya, di desa itu tidak ada jalan ber aspal. Jalan utama desa masih berupa bebatuan yang ditata rapi dan apik. Disemen rata dan tertanam. Sehingga meskipun bebatuan, tapi jalan desa nampak mulus dan dapat dilalui dengan mudah.

Sesuai penjelasan petugas, tepat mendekati ujung desa, Nampaklah Rumah ber cat Krem yang penuh bunga dan tertata apik. Seperti sebuah Oase, penampakan rumah itu memberikan kelegaan pada Cassandra dan Adrian setelah perjalanan jauh yang sudah mereka lalui sejak pagi buta hari itu.

***

1
I Fa
selalu menakjubkan dan tidak pernah kecewa
Leona Night: terimakasih /Heart/
total 1 replies
Eko Arifin
Ini nih, yang bikin gedek. Alurnya pelan, gantung tapi bikin penasaran.

Semangat kakak 🔥
Di tunggu update ya. /Good/
Leona Night: terimaksih.../Drool/
total 1 replies
nadya Cookies
lanjuut
Leona Night: siaap
total 1 replies
Nadeya Anastasiya
masih prnasaran
Leona Night
You Will see/Heart/
Nadeya Anastasiya
apakah casandraa sangat mencintai lucas ? sampai" ia rela berbohong dan masih membela
Nadeya Anastasiya
thor lanjut
nadya Cookies
lanjut
Nadeya Anastasiya
andrian tulus bgt tapiiii apakah lucas akan membiarkannya begitu saja
Nadeya Anastasiya
tapi aku penasaran sama lucas
Nadeya Anastasiya: oke thor ditunggu semangat ya
Leona Night: nanti ada episode khusus lucas
total 2 replies
Neng Aas
makan tuh cowok tampan 🤣 gemes gw sama Cassandra Thor
Leona Night: /Drool//Drool/
total 1 replies
Eko Arifin
Azazel? Apa kakak ingin membawa topik 72 Iblis dari Ars Goetia?
Leona Night: Pembahsan Fokus pada Azazel saja. Kebetulan saya sedikit paham dengan Pseudomonarchia Daemonum (ars goetia)
total 1 replies
Nadeya Anastasiya
selalu dibuat penasaran sama authornya
Nadeya Anastasiya
thor kata-katanya selalu menghanyutkan dan menenggelamkanku dalam imajinasiku
Nadeya Anastasiya
this is so beautiful
Nadeya Anastasiya
selalu indah
Neng Aas
karakter Cassandra terlalu keras kepala dan kecentilan liat pria tampan 😌
Leona Night: hahahaha....iya kayaknya /Facepalm/
total 1 replies
Nadeya Anastasiya
ayo thor lanjut
penasaran bangettttttt/Sob//Sob//Sob/
Leona Night
Terimakasih. Tunggu Updatenya setiap hari /Heart/
Nadeya Anastasiya
ceritanya bagus banget kakkkk.
ayo dong ksk lanjut
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!