(Revisi)
Merasa akhirnya bebas dari ikatan pernikahan dengan Elsa, wanita pilihan orangtuanya, Edward, berniat menata ulang hidupnya dan membangun rumah tangga bersama Lily, sang kekasih.
Namun tanpa disadari saat tangannya menggoreskan tandatangan di atas surat cerai, bukan sekedar perpisahan dengan Elsa yang harus dihadapi Edward tapi sederetan nasib sial yang tidak berhenti merudungnya.
Tidak hanya kehilangan pekerjaan sebagai dokter dan dicabut dari wasiat orangtuanya, Edward mendadak jadi pria impoten padahal hasil pemeriksaan dokter, dirinya baik-baik saja.
Ternyata hanya Elsa yang mampu mengembalikan Edward menjadi pria sejati tapi sayangnya wanita yang sudah terlanjur sakit hati dengan Edward, memutuskan untuk menikah kembali dengan Erwin, adik iparnya.
Apakah Edward akan memaksa Elsa kembali padanya atau memutuskan tetap menjadi pria mandul dan menikahi Lily ?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bareta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pelakor Diselingkuhi
“Edward turun ! Jangan coba-coba menghindar lagi.”
Kedua pria itu sama-sama menoleh ke sisi jendela penumpang dan melihat Lily berdiri di luar sambil bertolak pinggang dengan tatapan penuh rasa marah yang siap meledak.
“Jangan pergi dulu, aku tidak mau membawanya ke atas.”
“Baik dokter.”
Begitu Edward turun, Fahmi memindahkan posisi mobil supaya tidak mengganggu orang-orang yang melintas di lobi.
“Apa gara-gara surat ini kamu menghindariku ?” Lily mengibas-ngibaskan sebuah amplop putih di depan wajah Edward.
Suara Lily yang cukup keras menarik perhatian orang-orang yang sedang berada di dekat mereka bahkan seorang petugas keamanan sudah bersiap-siap seandainya Edward membutuhkan bantuan tapi pria itu menggelengkan kepala sebagai jawaban.
Dengan sedikit memaksa, Edward menarik Lily mendekati mobil yang masih menyala dan Fahmi menunggu di dalamnya.
“Masuk !” tegas Edward sambil membuka pintu penumpang belakang dan memberi isyarat supaya Lily masuk ke dalam mobil.
“Untuk apa ? Aku ingin penjelasan darimu soal surat pemecatanku ini !”
Edward menghela nafas mendengar Lily kembali bicara dengan nada tinggi seolah ingin semua orang mendengar permasalahannya.
“Masuk !” Sekali lagi Edward menyuruh Lily dengan suara lebih tegas dan tatapan yang sulit dibantah hingga akhirnya wanita itu menurut sambil mengg
“Jalan Fam.”
“Kemana dokter ?”
“Mengantar dokter Lily pulang.”
Fahmi bergeming karena tidak tahu dimana Lily tinggal dan sepertinya Edward belum menyadarinya.
“Aku tidak mau pulang !”
“Lily, kita sedang di dalam mobil. Tidak perlu berteriak begitu, aku dan Fahmi masih bisa mendengarmu. Jalan Fam !”
“Maaf saya tidak tahu dimana dokter Lily tinggal.”
Edward mengeluarkan handphone dan mengirimkan yang diperlukan Fahmi. “Aku sudah mengirimkan alamatnya ke handphonemu.”
“Baik dokter.”
“Aku tidak mau pulang ! Apa kamu tidak dengar apa yang kukatakan tadi ? Aku dipecat ! DIBERHENTIKAN DARI RUMAH SAKIT ! Kenapa kamu diam saja dan membiarkan daddy-mu memecatku ?”
Edward sampai menjauhkan wajahnya sambil mengernyit, suara Lily mengganggu pendengarannya dan membuat pria itu kembali menghela nafas entah untuk keberapa kalinya.
“Apa gara-gara kamu sudah tahu kalau aku akan dipecat tapi tidak bisa melawan keputusan daddy-mu, kamu menghindari aku selama 5 hari terakhir ini ?”
“Aku tidak menghindarimu, Lily sayang. Aku sedang sibuk dengan pekerjaan dan jadwal operasi. Kamu pasti tahu….”
“Bohong ! Kamu sudah mulai pintar berbohong padaku, Ed ? Selama ini sesibuk apapun kamu selalu menyempatkan diri untuk menemuiku meski hanya 1 menit, bahkan saat kita berpapasan kamu seperti enggan menatap ke arahku. Ancaman apa lagi yang daddy-mu berikan ? Apa dia akan mencabut namamu sebagai ahli waris dan mengancam karirmu akan hancur kalau tetap bersamaku ?” Lily tersenyum sinis saat mengucapkan pertanyaan terakhirnya.
Edward menarik Lily ke dalam pelukannya dan mengusap-usap punggung wanita itu supaya lebih tenang sementara Fahmi yang melihat dari spion tengah mencibir dan menghela nafas pelan untuk menahan kesal.
“Ambil nafas dan tenangkan pikiranmu. Maaf kalau kamu merasa aku mengabaikanmu 5 hari terakhir ini tapi aku tidak berbohong, aku benar-benar sibuk. Aku bukan sekedar dokter spesialis jantung di rumah sakit itu, daddy minta supaya aku semakin terlibat masalah operasional rumah sakit sampai Erwin pulang ke Indonesia.”
Lily yang semula masih jual mahal akhirnya balas memeluk Edward dan meletakkan wajahnya di dada bidang pria itu tapi dalam hitungan detik dengan kasar ia melepaskan pelukannya dan mendorong Edward menjauh.
“Dengan siapa kamu bertemu sebelum ini ? Apa perempuan kampungan itu diam-diam mendatangimu lagi ?”
“Apa maksudmu ?” Edward menautkan alisnya.
“Jangan bohong ! Aku hafal dengan parfum yang kamu gunakan dan masih bisa membedakan ada parfum perempuan menempel di kemejamu. Apa gadis kampung itu membuatmu menidurinya supaya kalian terikat seumur hidup ?”
“Lily jangan menuduh sembarangan ! Aku bahkan tidak tahu dimana Elsa berada.”
“Lalu….” Lily tiba-tiba menyalakan lampu mobil membuat Fahmi spontan menginjak rem dan menoleh ke belakang.
“Apa ini ?” Lily mencengkram kerah kemeja Edward lalu dengan kasar ia membuka kancing kemeja pria itu hingga satu kancing terlepas.
“Edward, kamu sudah berselingkuh dariku ?” Lily memekik saat melihat bukan hanya noda lipstik berbentuk bibir menempel di kerah kemeja tapi ada 3 titik kemerahan di leher Edward.
Melihat situasi semakin memanas, Fahmi menepikan mobil sebelum memilih keluar lalu menunggu sambil bersandar di pintu sisi pengemudi sambil menyibukkan diri dengan handphonenya.
“Aku tidak berselingkuh.”
“Lalu noda lipstik dan lehermu ? Dengan siapa kamu melakukannya, Ed ? Dasar pria munafik, selalu bilang tidak mau melakukannya sebelum menikah tapi semua ini…” Lily memekik sambil memukuli Edward yang berusaha menahan tangannya.
“Aku memang tidak berhubungan dengan wanita manapun. Masalah noda di kemeja dan leherku, aku belum bisa menjelaskan sekarang padamu.”
“Aku yakin gadis kampung itu kembali mendatangimu, menawarkan tubuhnya supaya bisa hamil anakmu dan….”
“Cukup Lily !” bentak Edward sambil mengguncang tubuh Lily. “Aku tidak ingin membahas apapun malam ini. Kamu sedang emosi dan aku sendiri cukup lelah malam ini. Aku akan mengantarmu pulang dan kita akan mencari waktu untuk membahas semuanya.”
“Tidak usah ! Aku masih punya kaki yang bisa digunakan untuk pulang sendiri.”
“Tapi sekarang sudah larut malam, aku tidak mau….”
“Tidak usah sok peduli padaku ! Ternyata kamu saja dengan banyak lelaki, pintar mempermainkan perasaan wanita dengan kata-kata manis, pura-pura suci padahal tidak cukup dengan satu wanita. Aku membencimu Ed !”
Lily langsung turun dari mobil dan membantingnya keras-keras membuat Fahmi terkejut.
“Katakan kemana kamu mengantar Edward malam ini ?” Lily menarik kemeja Fahmi hingga membuat mata pria itu membola.
“Lily !” Edward buru- buru turun dari mobil dan bergegas menghampiri Lily lalu memeluknya dari belakang, mencegah wanita itu memukul Fahmi.
“Dasar kalian berdua laki-laki brengsek !” Lily terus memberontak sambil berteriak membuat mereka mulai jadi tontontan orang-orang yang melintas di situ.
“Lepaskan aku !”
“Bantu aku, Fam.” Edward mencoba membawa Lily kembali masuk ke mobil. “Tenangkan pikiranmu, aku akan mengantarmu pulang.”
“Lepaskan aku ! Tidak sudi aku pulang bersamamu dan menumpang mobilmu. Jangan-jangan kalian bercinta di dalam mobil ini !”
Kesal dengan tingkah Lily yang semakin keras bahkan terus berteriak tanpa mempedulikan lingkungan di sekitarnya akhirnya Edward melepaskannya.
“Aku tidak akan memaksamu lagi dan jangan harap aku mau bicara denganmu dalam keadaan seperti ini ! Kita balik, Fam.”
Edward memutar dan masuk lewat pintu penumpang depan sementara Fahmi juga ikut masuk dari pintu sopir.
“Dokter, apa…”
“Jalan Fam ! Dia sudah dewasa, bisa menjaga dirinya sendiri.”
“Baik dokter.”
Fahmi melajukan mobil, meninggalkan Lily yang masih berdiri menatap mobil Edward yang semakin menjauh sambil mengepalkan kedua tangannya di samping.
“Dasar laki-laki brengsek !” teriak Lily yang kembali mengundang perhatian orang-orang di dekatnya.
“Jangan berpikir aku menyerah Ed ! Aku yakin gadis kampung itu pura-pura meninggalkanmu untuk membuatmu lengah. Aku tidak akan membiarkannya Ed, kamu hanya untukku dan milikku selamanya !” geram Lily pada dirinya sendiri.
dasar sundel bolong