NovelToon NovelToon
Lu San: Makhluk Tertinggi

Lu San: Makhluk Tertinggi

Status: sedang berlangsung
Genre:Spiritual / Budidaya dan Peningkatan / Perperangan
Popularitas:532
Nilai: 5
Nama Author: Rumah pena

Apa yang kamu lakukan jika kamu tahu bahwa kau sebenarnya hanya seonggok pena yang ditulis oleh seorang creator, apa yang kau lakukan jika duniamu hanya sebuah kertas dan pena.

inilah kisah Lu San seorang makhluk tertinggi yang menyadari bahwa dia hanyalah sebuah pena yang dikendalikan oleh sang creator.

Dari perjalananya yang awalnya karena bosan karena sendirian hingga dia bisa menembus domain reality bahkan true reality.

seseorang yang mendambakan kebebasan dan kekuatan, tapi apakah Lu San bisa mendapatkan kebebasan dan mencapai true reality yang bahkan sang creator sendiri tidak dapat menyentuhnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rumah pena, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

8. Pena Awal, tinta asal dan pena yang hilang

Angin di dunia immortal berhenti. Langit remang-remang seperti lukisan usang yang mulai mengelupas.

Semua suara menghilang, kecuali detak langkah dua sosok yang berdiri berhadapan di atas langit.

Satu adalah Sang Creator, pria biasa dengan senyum ringan, membawa pena putih di tangan kanannya.

Yang lain, Lu San, dengan mata sedingin ruang hampa, memegang Pena Hitam, simbol kehendaknya yang sudah bebas dari takdir biasa.

Mereka berdiri di sana, di antara langit dan bumi, sementara semua penonton, termasuk Ling Yue, Tian Yi, bahkan Pustakawan Kosong hanya bisa diam.

Ini bukan sekedar pertempuran antar karakter. Ini adalah perang ideologi.

---

Creator mengangkat pena putihnya, menggoreskan satu kalimat di udara.

"Langit yang gelap cerah kembali."

Seketika, langit yang kelabu perlahan menjadi biru terang. Awan menghilang.

Suara burung berkicau, bunga bermekaran, udara menjadi hangat.

Lu San tersenyum tipis.

"Kau membuatnya terlihat mudah, Creator."

"Memang mudah," jawab Creator santai. "Aku menulis cerita ini."

Tanpa berkata-kata lagi, Lu San mengayunkan Pena Hitamnya.

"Waktu berhenti."

Dan dunia beku. Semua burung diam di udara, bunga berhenti mekar, bahkan cahaya matahari tertahan di tempatnya.

Tapi Creator hanya mengangguk.

"Bukan hanya kau yang bisa menghentikan waktu."

Dia menulis lagi di udara.

"Waktu berjalan tanpa batas."

Dan detik kembali mengalir. Dunia bergerak, waktu menari bebas.

---

"Aku mengerti sekarang," gumam Lu San. "Kita bukan bertarung tentang kekuatan... tapi tentang siapa yang punya ide paling murni."

Pena mereka bukan senjata biasa. Setiap tulisan adalah keputusan eksistensial, menetapkan apa yang nyata dan apa yang tidak.

Creator tertawa pelan. "Kau cepat belajar."

Lu San mempererat genggamannya. "Lalu kenapa kau memberiku Pena Awal ini?" tanyanya, menunjuk pena putih di tangan kiri.

Pena Awal... Pena yang katanya bisa menciptakan semesta baru, lepas dari semua hukum narasi.

Mengapa Creator memberikannya?

"Karena aku ingin tahu... apa yang kau tulis," jawab Creator santai. "Aku bosan. Semua karakterku terlalu patuh. Tapi kau... kau membangkang. Itu menarik."

---

Lu San menghela nafas. "Kalau begitu, mari kita tulis dunia masing-masing."

Dia menulis di udara dengan Pena Awal.

"Sebuah dunia tanpa takdir. Tanpa kematian. Tanpa batas."

Dan... ruang mulai retak. Cahaya menyembur dari sela-sela udara.

Sebuah dunia baru perlahan terbentuk di balik celah itu.

Tetapi Creator menggeleng. "Itu tidak akan berhasil."

Dia menulis.

"Semua dunia baru Lu San akan runtuh."

Dan retakan itu berhenti meluas. Dunia yang hampir tercipta itu mulai hancur, perlahan berubah menjadi debu tinta yang melayang di udara.

"Kenapa?" tanya Lu San, matanya menajam.

"Karena kamu hanya menciptakan kebebasan, tapi tidak memberi makna. Dunia tanpa batas... adalah dunia kosong," jawab Creator serius.

---

Lu San diam sesaat. Dia sadar, ada sesuatu yang kurang dalam tulisannya.

Dia membuat dunia tanpa takdir, tanpa kematian.

Tapi dia lupa, bahwa makhluk di dalamnya membutuhkan alasan untuk hidup.

"Kalau begitu..."

Lu San menulis ulang.

"Dunia di mana setiap makhluk menemukan arti mereka sendiri. Setiap makhluk bisa menjadi penulis takdir mereka sendiri."

Dan kali ini, dunia itu stabil.

Di balik celah ruang, terlihat pohon-pohon tumbuh, gunung menjulang, makhluk-makhluk lahir... dan mereka menulis di udara dengan pena masing-masing.

Mereka menjadi Creator bagi diri mereka sendiri.

---

Creator tersenyum lebar. "Itu dia. Kau akhirnya mengerti."

Tapi kemudian, Creator melanjutkan, "Tapi... ada konsekuensinya."

Dia menulis kalimat baru.

"Jika semua makhluk bisa menjadi penulis, maka perang antar penulis tak terelakkan."

Dan dunia baru yang Lu San buat mulai berperang.

Setiap makhluk mencoba menulis dunia mereka sendiri. Langit berwarna ungu, tanah pecah, hukum gravitasi hilang, udara jadi api.

"Mereka saling menghapus," bisik Lu San.

---

Tiba-tiba, Ling Yue maju. "Lu San!" serunya. "Kalau kau ingin menghindari itu, kau butuh Tinta Asal!"

"Tinta Asal?" gumam Lu San.

Ling Yue mengangguk. "Tinta Asal adalah esensi narasi sejati. Jika kau menulis dengan tinta itu, maka dunia yang kau buat tidak akan bertentangan satu sama lain. Mereka akan harmonis."

Creator tertawa pelan. "Kau sudah tahu tentang itu, Ling Yue? Kau memang penjaga yang setia."

---

Pustakawan Kosong melayang turun, membawa sebuah botol kecil berisi cairan hitam yang berkilauan seperti bintang.

"Tinta Asal ini," katanya, "adalah warisan pertama. Bahkan Creator ini tidak bisa membuatnya lagi."

Creator tersenyum tipis. "Benar. Aku hanya menemukan satu... dan aku simpan selama ini."

Lu San mengulurkan tangan, tapi Pustakawan Kosong menggeleng.

"Kau hanya bisa mendapatkan ini... jika mengalahkan Creator."

---

Lu San menatap Creator, kali ini tanpa kebencian, tanpa kemarahan. Hanya tekad.

"Kalau begitu, mari kita selesaikan ini."

Mereka berdua mulai menulis bersamaan.

Kata-kata melayang di udara, bersinar terang.

Creator menulis:

"Langit menjadi tinta, bumi menjadi kertas. Hanya tulisanku yang bertahan."

Dan dunia mulai hancur menjadi halaman kosong, pena Creator mulai menulis ulang segalanya.

Lu San menulis:

"Semua pena adalah satu. Tidak ada pena yang lebih tinggi dari yang lain."

Dan pena semua makhluk di dunia itu bersinar. Mereka mulai menulis bersamaan, melawan tulisan Creator.

---

Perang huruf pecah.

Setiap kalimat bertabrakan, membentuk badai narasi.

Suara tinta, suara pena, suara teriakan karakter yang ingin hidup di dunia mereka sendiri bergema.

Creator terdesak. Dia melihat semua karakter mulai memberontak.

"Ini... ini tak seperti yang aku rencanakan!" teriaknya.

Lu San menulis kalimat terakhir.

"Creator menyadari bahwa dia hanya karakter di narasi yang lebih tinggi lagi."

Dan tiba-tiba, Creator berhenti.

Pena putihnya jatuh. Matanya kosong.

"Aku... karakter?" gumamnya.

---

Pustakawan Kosong menghela napas. "Kau benar, Lu San. Dia... hanya karakter dari Creator yang lain."

Dan langit pecah lagi.

Di atas mereka, sesosok raksasa muncul.

Matanya tak bisa dilihat.

Tangannya menulis di udara dengan pena emas raksasa.

Sang Creator dari Creator.

---

Lu San menatap ke atas.

"Jadi... seberapa jauh rantai ini berjalan?"

Pustakawan Kosong menjawab pelan. "Tidak ada yang tahu."

Tapi Lu San tersenyum.

"Lalu kita cari tahu."

Dia mengambil Pena Awal, Tinta Asal, dan Halaman Awal.

Menulis:

"Kita menembus semua narasi. Hingga kita menemukan ujungnya."

Dan portal emas terbuka.

Dia melangkah masuk.

---

Di belakangnya, Ling Yue tersenyum tipis.

"Akhirnya... seseorang cukup gila untuk mencobanya."

Pustakawan Kosong ikut melangkah.

"Semoga kali ini... akhir cerita berbeda."

Bersambungg...

1
Pecinta Gratisan
novel pertama gk fi lanjut thor
Rumah Pena: belum ada niatan sih, mungkin kalau sempet aku lanjutin.
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!