NovelToon NovelToon
Pendekar Pedang Kelabu 3

Pendekar Pedang Kelabu 3

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi Timur / Spiritual / Epik Petualangan
Popularitas:59k
Nilai: 5
Nama Author: YanYan.

Zhang Wei akhirnya memulai petualangannya di Benua Tengah, tanah asing yang penuh misteri dan kekuatan tak terduga. Tanpa sekutu dan tanpa petunjuk, ia harus bertahan di lingkungan yang lebih berbahaya dari sebelumnya.

Dengan tekad membara untuk membangkitkan kembali masternya, Lian Xuhuan, Zhang Wei harus menghadapi musuh-musuh yang jauh lebih kuat, mengungkap rahasia yang tersembunyi di benua ini, dan melewati berbagai ujian hidup dan mati.

Di tempat di mana hukum rimba adalah segalanya, hanya mereka yang benar-benar kuat yang bisa bertahan. Akankah Zhang Wei mampu menaklukkan Benua Tengah dan mencapai puncak dunia?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon YanYan., isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bertemu Dengan Jiang Taishang

Zhang Wei menatap sebuah potongan peta kuno di tangannya dengan penuh perhatian. Materialnya yang terbuat dari kulit binatang roh tingkat sepuluh masih memancarkan jejak energi petir yang menggetarkan. Setiap goresan di peta ini adalah bagian dari rahasia yang telah terkubur selama berabad-abad, membawa kemungkinan besar yang bisa mengubah takdir dunia ini.

Namun, seberapa pun menariknya petunjuk ini, ia tidak bisa berlama-lama di Lembah Kabut Hitam. Ada sesuatu yang lebih mendesak menantinya di Kota Xiquan. Tanpa ragu, ia segera bergerak, menembus batas ruang untuk kembali ke Pagoda Api Emas.

Begitu tiba di kamarnya, ia segera merasakan kehadiran seseorang. Li Hui sudah menunggunya di sana, ekspresinya penuh kehati-hatian.

"Tuan muda, akhirnya anda kembali," kata Li Hui dengan nada lega.

Zhang Wei mengangguk ringan. "Ada apa?"

Li Hui tampak ragu sejenak, lalu berbicara dengan nada lebih serius. "Presiden ingin bertemu denganmu. Dia telah menunggumu."

Zhang Wei menajamkan tatapannya. "Jiang Taishang?"

Li Hui mengangguk. "Beliau ingin membahas sesuatu yang sangat penting—terkait dua item yang kau cari."

Zhang Wei terdiam. Jika Jiang Taishang benar-benar memiliki dua dari enam item yang ia perlukan, maka ini adalah kesempatan besar. Namun, jika ia dipanggil secara langsung oleh seorang puncak Martial Sovereign seperti Jiang Taishang, itu berarti ada sesuatu yang lebih dari sekadar transaksi biasa.

Li Hui, yang sangat menghormati Jiang Taishang, menatap Zhang Wei dengan sungguh-sungguh. "Presiden adalah orang yang bijaksana, tetapi kehadiranmu di sini harus mendapat persetujuannya. Jika beliau tidak mengizinkanmu untuk mendapatkan item itu, maka tidak ada cara lain untuk memperolehnya."

Zhang Wei mengangguk. "Baik. Aku akan menemuinya."

Tanpa membuang waktu, mereka segera menuju tempat pertemuan yang telah ditentukan. Kota Xiquan tampak lebih tenang dari biasanya, seolah-olah ada aura tekanan yang menyelimuti sekelilingnya. Ketika mereka akhirnya tiba di kediaman sementara Jiang Taishang, Zhang Wei bisa merasakan kehadiran sosok kuat yang telah menunggu.

Di dalam ruangan utama yang luas, seorang pria paruh baya duduk dengan tenang di atas kursi batu giok. Matanya yang tajam menyapu seluruh ruangan sebelum akhirnya berfokus pada Zhang Wei.

Jiang Taishang.

Energi yang terpancar darinya begitu dalam dan kuat, membuat suasana terasa menegangkan. Zhang Wei bisa merasakan betapa besar perbedaan level kekuatan di antara mereka. Ini adalah pertama kalinya ia berhadapan langsung dengan seseorang yang telah mencapai puncak Martial Sovereign.

Jiang Taishang mengamati Zhang Wei dengan ekspresi penuh penilaian sebelum akhirnya berbicara. "Jadi, kau adalah Bai Chen yang belakangan ini membuat cukup banyak orang terkejut."

Zhang Wei tetap tenang. "Dan ini adalah pertama kalinya aku mendapat kehormatan bertemu denganmu, Presiden Jiang."

Jiang Taishang tersenyum tipis, tetapi senyum itu penuh arti. "Aku mendengar bahwa kau mencari sesuatu yang kebetulan ada padaku."

Zhang Wei menatapnya tanpa ragu. "Jika benar begitu, maka aku ingin mendiskusikannya denganmu."

Jiang Taishang meletakkan cangkir tehnya dengan tenang. "Tidak semua hal bisa didapatkan dengan mudah, Bai Chen. Sebelum aku mempertimbangkan apakah aku akan mengizinkanmu mendapatkan dua item itu, aku ingin tahu alasanmu mencarinya."

Udara di ruangan itu terasa semakin berat. Zhang Wei tahu bahwa jawaban yang ia berikan akan menentukan segalanya. Ini bukan sekadar pertemuan biasa—ini adalah momen yang akan menentukan apakah ia akan mendapatkan izin dari Jiang Taishang atau tidak.

Jiang Taishang menyipitkan mata, menatap pemuda di hadapannya dengan sorot mata tajam penuh penilaian. "Apa kau tau seberapa langkanya 2 item tersebut?" tanyanya perlahan.

Zhang Wei—atau Bai Chen, sebagaimana yang dikenal di Pagoda Api Emas—tersenyum tipis. "Aku tau, dan aku ingin dua item itu."

Jiang Taishang mengangkat alisnya, lalu tertawa kecil. "Kau berbicara seolah-olah aku ini pedagang di pasar yang bisa dengan mudah kau tawar-menawar."

Li Hui berdiri di sisi ruangan, tubuhnya tegang. Ia tahu betul bahwa Zhang Wei bukanlah orang biasa, dan bahkan dirinya sendiri merasakan ketakutan yang mendalam terhadap pemuda itu. Tetapi berbicara seperti ini kepada Jiang Taishang? Itu sama saja seperti menantang singa di sarangnya.

"Apa yang bisa kau tawarkan sebagai ganti?" Jiang Taishang melanjutkan, menyesap tehnya dengan santai.

Zhang Wei meletakkan kedua tangannya di belakang punggung. "Aku akan memenangkan turnamen seni bela diri mendatang."

Li Hui menahan napas.

Jiang Taishang hampir tersedak tehnya, sebelum akhirnya ia tertawa. "Menang? Kau yakin dengan kata-katamu?"

"Aku tidak sekadar yakin," Zhang Wei menjawab tanpa ragu. "Aku akan meraih posisi pertama."

Ruangan itu langsung dipenuhi keheningan yang menyesakkan. Li Hui sudah mendengar ini sebelumnya, tetapi tetap saja, setiap kali Zhang Wei mengucapkannya, perasaan takut merayapi tubuhnya. Sementara itu, Jiang Taishang menatap pemuda di depannya seolah-olah sedang melihat seorang anak kecil yang baru saja mengumumkan bahwa ia akan menggulingkan sebuah kerajaan.

"Kau sombong." Jiang Taishang menyandarkan tubuhnya, ekspresinya penuh ejekan. "Bahkan para jenius dari Klan Qin dan Paviliun Langit Beku akan bersaing mati-matian untuk mendapatkan posisi lima besar. Dan kau ingin menjadi juara?"

Zhang Wei mengangguk pelan. "Aku tidak melihat ada alasan mengapa aku tidak bisa."

Jiang Taishang tertawa lagi, kali ini dengan nada yang lebih dingin. "Bocah, kau sungguh berani. Tapi apakah kau benar-benar berpikir aku akan menyerahkan dua item itu hanya berdasarkan omong kosongmu?"

Tanpa peringatan, tekanan yang luar biasa memenuhi ruangan. Jiang Taishang mengerahkan sebagian auranya, menekannya langsung ke arah Zhang Wei.

Li Hui mundur selangkah, wajahnya pucat. Ini adalah tekanan dari seorang Martial Sovereign! Bahkan Martial Emperor akan berlutut di bawah tekanan ini!

Namun, Zhang Wei tidak bergerak sedikit pun.

Ia berdiri tegak, ekspresinya tetap tenang. Udara di sekitarnya bergetar, tetapi tubuhnya tidak goyah sedikit pun. Bahkan, sorot matanya masih sama—penuh ketenangan yang membuat Jiang Taishang mengerutkan dahi.

"Menarik." Jiang Taishang akhirnya berkata, nada suaranya mulai mengandung sedikit keseriusan. "Seorang pemuda seusiamu tidak seharusnya memiliki ketenangan ini… atau kekuatan ini."

Li Hui menelan ludahnya dengan susah payah.

"Katakan padaku," Jiang Taishang melanjutkan, suaranya kini lebih tajam. "Apakah kau tidak takut bahwa aku akan membunuhmu di sini dan sekarang?"

Zhang Wei menatap langsung ke matanya. "Untuk apa takut?"

Jiang Taishang mengangkat alisnya.

"Jika kau benar-benar ingin membunuhku, silakan coba," Zhang Wei melanjutkan, suaranya terdengar sangat santai. "Aku mungkin tidak menang, tapi kerugian yang akan kau derita akan sangat mengerikan."

Ruangan itu kembali diliputi keheningan yang menegangkan.

Jiang Taishang menatap pemuda itu lebih lama, dan dalam diamnya, ia benar-benar mempertimbangkan kata-kata Zhang Wei. Pemuda ini bukan hanya sombong—dia memiliki alasan untuk menjadi sombong. Kekuatan yang ia sembunyikan… bahkan seorang Martial Sovereign pun bisa merasakan bahaya dari dirinya.

Untuk pertama kalinya dalam beberapa dekade, Jiang Taishang merasa sedikit merinding.

...****************...

Kepada para pembaca setia Pendekar Pedang Kelabu,

Di momen yang penuh berkah ini, saya ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada kalian semua yang telah mengikuti perjalanan Zhang Wei hingga sejauh ini. Dukungan, komentar, dan semangat dari kalian adalah bahan bakar yang terus menghidupkan dunia yang saya bangun ini.

Saya juga ingin meminta maaf jika ada keterlambatan dalam update atau jika ada kekurangan dalam cerita ini. Saya selalu berusaha memberikan yang terbaik, dan saya sangat menghargai kesabaran serta pengertian kalian.

Di hari yang suci ini, saya mengucapkan Selamat Hari Raya Idul Fitri, mohon maaf lahir dan batin. Semoga kebahagiaan, kedamaian, serta keberkahan selalu menyertai kalian dan orang-orang terkasih. Mari kita sambut hari yang baru dengan hati yang bersih dan semangat yang lebih besar.

Terima kasih telah menjadi bagian dari perjalanan ini. Petualangan Zhang Wei masih panjang, dan saya harap kalian akan terus menemani setiap langkahnya.

Salam,

YanYan

1
Chrysnha Leopard
mamtap
Zacky yulianto
Luar biasa
Hs Sinaga
ceriteranya kadang tdk logis
mc yg sovereign masih menabrak kereta, hrsnya gerakan mc lebih cepat dari kereta kuda
4wied
novel ini layak dapat dukungan dari pembaca setianya, ayo dong bantu agar peringkat novel ini semakin baik dan bagus, kirimkan like juga komen, share ke teman² kalian agar ikut baca, kasih poin yang banyak dan ikhlas biar author juga makin semangat berkarya
annaza ibenk
cerita bagus, moga sampai tamat thor
annaza ibenk
ceritaseru banget
Wak Jon
⭐️👌👌👌👌👌👌👌👌👌⭐️
Wak Jon
Keren
Wak Jon
🔝🔝🔝🔝🔝🔝🔝🔝🔝🔝🔝🔝🔝🔝
Wak Jon
👏👏👏👏👏👏👏👏👏👏
rinaris$
masih menjadi misteri perjalanan Zhang Wei
rinaris$
setelah sekian lama 🤦‍♀️
@ᴛᴇᴘᴀsᴀʟɪʀᴀ ✿◉●•◦
Waooow
@ᴛᴇᴘᴀsᴀʟɪʀᴀ ✿◉●•◦
Yeaaah
Megi Mariska
Satu2 nya karya novel yang bikin aku speechless tanpa komentar / krisan dari season 1 sampai di Novel ini, season 3...
Season 1 masih ada sedikit kekurangan tak berarti, tapi semakin lama semakin bagus, baik alur ceritanya, karakter MC yg ga kegatelan ma cewe2 kek novel2 sebelah, semoga tetap bertahan untuk hal yang ini...
Thanks Thor... You did a great job ... And keep it up always
Vote dan secangkir kopi untuk menemani mu berkarya... Semangat selalu... Jangan hiatus yah ... Muehehehe 😁😁✌️✌️
Alur yang bagus dan Cerita yang hidup 👍👍👍
Gaaaaaas Pooooool....
lanjutkan Tor
saniscara patriawuha.
gassssss manggg zhongggg........
saniscara patriawuha.
lanjutttkannn mangg zhonggg...
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!