Cinta seorang santri wati yang bernama Nadia,kepada seorang ustadz, Nadia pikir cinta nya hanya bertepuk sebelah tangan, karena awal nya Nadia hanya sebatas mengagumi ustadz tersebut, siapa sangka ternyata ustadz tersebut juga memiliki perasaan yang sama.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon wahidah27, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
episode 09
malam hari nya terlihat Nadia sedang rebahan di kasurnya, tiba tiba Nadia di kaget kan dengan suara Mia yang baru pulang.
"assalamualaikum."
"waalaikumsalam, loh mi kata nya pulang larut malam, ini baru jam berapa udah pulang aja."
tanya Nadia ke Mia yang heran melihat sahabatnya itu baru pulang.
"iyh tadi dari tempat saudaranya umi Nilam pulang nya cepat, dan kebetulan juga gak macet, Alhamdulillah jam segini sudah sampai di sini kan."
"hmmmmm gitu,pantes aja."
jawab Nadia sambil ngangguk ngangguk.
"hey nad tangan kamu kenapa?"
sepontan Mia memengang tangan Nadia.
"aww sakit."
"sorry,tp ini kenapa?"
tanya Mia penasaran
"tadi tuh cerita nya saya sama Dina lagi nongkrong bareng di warung mang Ujang, sekalian Dina minjam buku catatan bahasa Indonesia punya saya,nah trus kekita saya mau pulang,saya melamun di jalan,tau tau ada motor kencang banget,untung saya gak ke tabrak,karna sempat di tolong sama seorang laki-laki,karna saya jatuh ya gini deh,tangan saya yang lecet lecet."
cerita Nadia seditel mungkin.
"ya ampun lain kali hati hati dong nad, bahaya tau,
trus kamu kenal sama orang yang sudah nolongin kamu."
"gimana mau kenal, tu cowok sombong banget malah ninggalin saya sendirian di sana."
Saat sedang asik bercerita tiba-tiba pintu depan di ketuk dari lua
"siapa yah malam malam gini?"
tanya Mia penasaran.
"kamu tunggu di sini biar saya saja yang buka."
Mia pun ke depan untuk melihat siapa yang mengetuk pintu,tidak berapa lama kemudian Mia datang kekamar dengan sebuah palstik di tangan nya.
" kamu pesan makanan online nad?"
tanya Mia.
"oh itu bukan saya yang pesan,tapi calon suami,tadi pas di pos depan sempat ketemu sama bang Rifki,dia juga sempat ngobatin tangan saya,bang Rifki tadi ngelarang saya buat masak dulu,makanya dia pesan online."
jelaskan Nadia.
"wau saya gak salah dengar ini,kamu tadi bilang bang Rifki?"
Mia meledek Nadia
"ih apaan sih, iyh itu tadi pas kita ke supermarket belanja bang Rifki gak mau di panggil ustadz,kata nya itu sama saja panggilan murid ke dia,kalau saya kan calon istri nya,masak manggil ustadz,biar nanti terbiasa setelah menikah,gitu kata bang Rifki."
"cielah sweet banget sih,kalau ustadz Rifki kamu panggil Abang,trus kamu manggil ustadz Rifki apaan dong."
"ya adek lah Mia, udah ah mendingan sekarang kita ke dapur terus makan, keburu makanan nya dingin nanti."
Mia dan Nadia pun kedapur untuk makan malam,
saat sedang menikmati makanan nya handphone Nadia terdengar berbunyi.
"eh nad, kayak nya itu handphone kamu bunyi deh."
"iyh yah, yaudah saya kekamar dulu yah,siapa tau penting yang nelpon."
ucap Nadia sambil beranjak ke tempat wastafel untuk meletakkan piring nya dan langsung menuju kamar nya,ternyata yang menelpon adalah mama nya.
"assalamualaikum sayang."
sambut suara dari seberang telepon.
"waalaikumsalam mah,mama gimana kabar nya,kok baru nelpon Nadia,Nadia kangen tau."
"maaf ya sayang, kamu kan tau mama itu sibuk banget, ini aja mama sempat sempatkan untuk nelpon kamu, karena mama juga kangen sama kamu, gimana kabar kamu sayang?"
"Alhamdulillah baik ma, kebetulan mama nelpon ada yang mau Nadia Sampekin kemana?'
"apa itu sayang?"
Mama Nadia penasaran.
"mama tau gak Nadia di lamar sama salah satu ustadz yang ada di pesantren ini ma."
"apa? Di lamar,mama gak salah dengar kan,kamu kan masih kelas 3 blom juga tamat,masih ada setahun lagi kan sekolah nya."
Protes mama Nadia gak percaya.
"iyh ma, ustadz Rifki juga gak mau nikahin aku kalau belum tamat kok,makanya ustadz Rifki nunggu aku selesai sekolah dulu."
"ustadz Rifki,nama nya Rifki sayang."
"Iyah ma, Muhammad Rifki Al muzair, mama tau gak ustadz Rifki itu adalah cucu dari pemilik pesantren ini,dan nanti kalau aku dan ustadz Rifki menikah, ustadz Rifki yang akan jadi pemimpin di pesantren ini ma."
"ya ampun mama senang banget dengar nya."
"jadi mama setuju nih."
"pasti setuju lah sayang, kan yang melamar kamu seorang ustadz, pasti akhlak nya baik dan tentu Soleh anak nya,mana mungkin mama menolak menantu kayak gitu."
"hmmmm mama makasih ya ma,Nadia sayang sama mama, ustadz Rifki bilang, setelah lulus ustadz Rifki akan langsung melamar Nadia ke mama secara resmi."
"mama tunggu yah sayang kabar baik nya,mama akan selalu mendoakan kamu agar selalu bahagia, dan akan selalu mendukung apa pun yang kamu lakukan selagi itu baik."
"makasih yah mama tersayang."
"sayang mama tutup telpon nya dulu yah,lagian ini udah malam,kamu harus istirahat besok kan mau sekolah lagi."
"yah mama,baru juga nelpon masak udahan sih."
"maaf sayang mama masih ada kerjaan ini,mama janji mama akan nelpon kamu lagi yah."
"bener yah ma janji."
"iyah sayang, assalamualaikum."
Mama Nadia pun mematikan ponsel nya,mama Nadia yang berkerja di luar negri membuat komunikasi antara Nadia dan mama nya terlihat sangat jarang,itu Karna di sebab kan sinyal yang kurang kuat.
"siapa yang nelpon Abang Rifki."
ledek Mia yang tiba tiba masuk kamar dan langsung rebahan di atas kasur nya.
"bukan,tadi yang nelpon mama saya."
"oh kirain ustadz Rifki, karna kalau ustadz Rifki saya mau tidur di depan aja."
"loh kenapa?"
"yaiyah lah masak saya jadi nyamuk antara kalian berdua."
"yeh ya gak lah,mana ada kamu jadi nyamuk,jadi lalat Iyah."
Nadia melempar guling ke arah Mia,dan di balaz sama Mia.
"udah udah saya capek habis hiling seharian dan saya mau istirahat besok pagi pagi tugas saya buat sarapan."
ucap Mia sambil menutup tubuh Nya dengan selimut,Nadia pun hanya tersenyum dan naik ke atas kasur nya dan mematikan lampu.
Pagi yang indah Mia sedang sibuk di dapur menyiapkan sarapan,Karan memang tugas Mia yang buat sarapan dan makan siang tugas nya Nadia, sementara malam mereka mengerjakan nya bersama sama.
"hmmmmmm wangi banget nasi goreng kamu,resep baru yah."
Tanya Nadia yang tau hoby sahabat nya itu yang suka mengoleksi resep resep masakan di handphone nya.
"Iyah nih coba kamu cobain,ini itu nama nya nasi goreng Thailand."
"jauh jauh ke Thailand cuma belajar nasi goreng yang bener aja dong."
ledek Nadia sambil mencicipi nasi goreng buatan Mia itu.
"yeeee ya kali ke Thailand,ini kan cuma nama nya aja Nadia, kok nama nya nasi goreng Korea,ya bukan berarti belajar nya sampai Korea dong."
"hahahaha iyh iyh."
Nadia tertawa kecil, Karena puas sudah jail ke sahabat nya itu.
"gimana enak gak?"
"uemmmmm enek banget, perfek deh rasanya its the best."
Nadia memuji masakan Mia,memang dalam keahlian dalam masak memasak Mia adalah juarannya, setelah selesai sarapan mereka berdua pun terlihat sedang berjalan menuju kelas, di dalam kelas suasana nya sudah ramai dengan santri dan santriwati yang sedang mengobrol.
"idih pagi lagi udah gosip aja nih."
Tanya Nadia ke teman lain nya yang terlihat sedang membicarakan sesuatu.
"gak kok nad,kami cuma bahas kata nya kiayi Ilman dan umi sari akan datang ke pesantren ini."
"trus masalah nya apa,kan wajar mereka datang anak nya juga ada disini."
jawab Nadia.
"iyah tapi kiayi Ilman pernah bilang sebelum ke luar negri,mereka akan datang setelah ustadz Rifki menikah.
jawab salah satu teman Nadia.
"apa mungkin ustad Rifki memang sudah ada calon nya makanya orang tua nya mau datang,bisa jadi gak sih."
"udh udah gak bagus tau ngegosipi ustadz kita sendiri nanti ilmu nya gak berkah."
Sambut Nadia yang membuat teman teman nya duduk ke kursi masing masing'tidak berapa lama kemudian ustadz Rifki pun memasuki kelas.
"assalamualaikum anak anak."
Sapa ustadz Rifki dan di sambut salam para santri dan santriwati.
"waalaikumsalam ustadz."
"baik silah kan kalian masukan tas dan buku kalian kedalam laci,Karan saya akan membagikan kertas ulangan."
"ustadz ustadz maaf saya boleh nanya sesuatu."
Salah satu santriwati ada yang angkat tangan.
"ya silah kan Wulan kamu mau nanya apa?"
"maaf ustad apa bener kalau ustadz sudah ada calon istri."
Pertanyaan yang membuat seluruh kelas riweh
"kirain kamu mau nanya apa?,emang kenapa kamu nanyak kayak gitu?"
"soal nya kan kiayi Ilman mau datang, sementara waktu mereka mau pergi ke luar negeri, kiyai Ilman bilang akan datang ke pesantren ini lagi kalau ustadz mau menikah."
" hmmmmm sudah sudah jangan lagi nanya yang aneh aneh,nanti kalau kiyai sudah sampai sini,kamu boleh nanya sendiri ke kiayi."
jawab ustadz Rifki sambil keliling membagi kan soal ulangan,tiba di meja Nadia ustadz Rifki terlihat berhenti sejenak.
"gimana tangan kamu apa masih sakit?"
Tanya ustadz Rifki, Nadia tidak menjawab, Nadia hanya geleng geleng kepala, melihat tindakan Nadia ustadz Rifki mengerti kalau tangan Nadia sudah tidak apa apa, setelah selesai membagikan kertas ulangan, ustadz Rifki pun duduk kembali ke meja nya, begitu juga dengan santri dan santriwati sibuk mengerjakan tugas nya.