Nafisah kaisa Az-Zahra tidak pernah menyangka kalau dirinya dipilih oleh Ibrahim Al Kahfi untuk menjadi istrinya.Seperti yang diketahui oleh semua orang,tidak ada seorang wanita manapun yang mau menikahi Ibrahim karena keadaannya yang penyakitan dan divonis dokter memiliki sisa umur hanya satu tahun lagi.Maukah Nafisah menerima pinangan dari Ibrahim untuk menjadi istrinya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sylvia Rosyta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 16
"Nafisah kamu tolong dengerin mas ya,kamu nggak perlu takut terjadi sesuatu kepada mas.Mas akan berusaha untuk tidak teledor lagi lain waktu, yang terpenting sekarang kamu harus istirahat, Nafisah.Tubuh kamu masih lemas, jadi tolong pikirkan sesuatu yang akan membuat kondisi kamu semakin memburuk.Ingat Nafisah kau masih harus menjalankan tugas mu dengan baik sebagai istri dengan menjagaku dan merawat ku di hadapan semua keluarga ku.Jadi tolong dengarkan semua kata kataku." ucap Ibrahim yang membuat Nafisah terdiam.
"Baru saja pelayan mengantarkan makanan untuk mu jikalau kau telah siuman,sejak siang tadi sampai malam ini kau masih belum makan apa apa, Nafisah.Jadi ayo lebih baik kau makan sekarang, setelah itu minum obat mu Nafisah." ucap Ibrahim.
"Iya mas" ucap Nafisah yang segera dibantu untuk duduk dan bersandar di tiang ranjang yang dibelakangnya diberi bantal.
Ibrahim segera mengambil nampan yang berisi semangkuk bubur kacang hijau dan juga segelas susu untuk diletakkan di atas ranjang,serta menyuapkan makanan itu kepada Nafisah.
"Aku bisa makan sendiri mas,mas Ibrahim tidak perlu menyuapiku seperti ini." ucap Nafisah.
"Saat ini kau adalah pasien, Nafisah.Sudah menjadi tugasku untuk menyuapi mu makan.Jadi sekarang lebih baik kau diam dan nikmati saja makananmu." ucap Ibrahim yang membuat Nafisah tidak bisa berbuat apa-apa selain mendengarkan perkataan suaminya.
Sembari disuapi oleh suaminya, Nafisah tidak henti hentinya memandang sosok Ibrahim yang saat ini sangat peduli kepadanya.Bahkan ketika pandangan mata Nafisah bertemu dengan pandangan mata Ibrahim, Nafisah tidak bisa menyangkal jika jantungnya saat ini berdegup dengan kencang.Mungkinkah ia telah jatuh cinta kepada suaminya itu? Apakah mungkin pernikahan perjodohan ini bisa berjalan dengan lancar?
"Ada apa Nafisah? Kenapa kau melihatku seperti itu?" tanya Ibrahim
"Tidak ada apa apa mas,aku hanya tersentuh dengan apa yang mas lakukan kepadaku saat ini." ucap Nafisah
"Jika kau saja merasa sangat tersentuh dengan hal hal kecil yang aku lakukan untukmu,lalu bagaimana denganku Nafisah?Keberanianmu tadi yang tanpa ragu ragu menyelamatkan aku dari gigitan laba laba beracun itu juga telah membuatku merasa tersentuh.Kenapa kau melakukan ini kepadaku Nafisah? Kenapa kau rela membahayakan keselamatan nyawa mu sendiri untuk menyelamatkan nyawaku? Apakah itu artinya kau telah memiliki perasaan untukku, Nafisah?Tolong jawab pertanyaanku dengan jujur Nafisah,ini benar benar sangat menyiksaku.Aku sangat tersiksa karena setiap saat harus menebak perasaan istriku sendiri, Tidak bisakah kau membuat ku lega dengan jujur kepadaku Nafisah?" tanya Ibrahim yang benar benar sangat tersiksa.
Nafisah tidak menyangka kalau suaminya akan sebegitu menderitanya dalam menebak perasaan istrinya sendiri, sekarang tidak ada keraguan lagi di hati Nafisah.Saat ini ia sudah dibuat jatuh cinta oleh suaminya sendiri, sehingga Nafisah pun akhirnya memutuskan untuk mengungkapkan perasaannya kepada suaminya.
"Aku juga mas.,.." ucap Nafisah yang penuh teka teki.
"Aku juga apa Nafisah?" tanya Ibrahim
"Aku juga sangat mencintai mas Ibrahim." ucap Nafisah yang membuat laki laki itu terkejut dengan pengakuan Nafisah.
"Aku tidak menyangka kalau aku juga akan memiliki perasaan yang sama dengan yang dimiliki oleh mas Ibrahim, bagaimana aku tidak jatuh cinta kepada mas Ibrahim jika mas Ibrahim perhatian dan sangat mempedulikan aku seperti saat ini?Semua tindakan mas Ibrahim, perhatian mas Ibrahim kepadaku telah membuat Nafisah yang keras kepala ini jatuh cinta kepada mas Ibrahim.Aku mencintaimu mas...." ucap Nafisah yang segera membuat Ibrahim cepat cepat menyingkirkan nampan berisi mangkok dan gelas kosong ke meja kecil di samping tempat tidur, untuk membungkam pengakuan cinta Nafisah dengan ciumannya yang posesif.
Nafisah tersentak oleh tindakan Ibrahim yang tiba tiba itu, jantungnya tidak henti hentinya bertalu-talu.Suaminya Ibrahim kini sedang mencium bibirnya seperti orang kelaparan, dan Nafisah yang tidak bisa menghindar dari ciuman suaminya hanya bisa pasrah dan menyerahkan diri sepenuhnya kepada suaminya.
Bibir Nafisah terbuka di bawah bibir Ibrahim sehingga mampu membuat suaminya untuk memperdalam ciuman itu hingga membuat seluruh tubuh Nafisah dibuat kepanasan akibat hasrat Ibrahim yang sudah lama laki laki itu pendam.
Dan setelah Ibrahim merasa puas bisa mencium bibir istrinya untuk yang pertama kalinya,ia pun segera mengakhiri ciumannya untuk membiarkan Nafisah beristirahat.
"Terima kasih banyak Nafisah, karena hari ini kau sudah mengakhiri penderitaan ku dengan pengakuan isi hatimu.Aku benar benar sangat bahagia sekali bisa mengetahui bahwa kau juga mencintaiku.Andai saja jika hari ini kau tidak terluka,aku pasti sudah akan membuatmu menjadi milikku sepenuhnya." ucap Ibrahim yang diam diam membuat Nafisah merinding.
"Mas,jangan ngomong seperti itu ah.Nafisah malu mas dengerinnya." ucap Nafisah dengan raut wajahnya yang memerah karena malu.
"Lho memangnya mas salah ya ngomong seperti ini? Ngapain harus malu istriku,kita berdua memang sudah menikah kok.Dan kita juga belum melakukan malam pertama pernikahan kita." ucap Ibrahim dengan blak blakan.
"Memangnya mas kepengen banget ya ngelakuin malam pertama pernikahan kita?" tanya Nafisah
"Suami mana yang nggak akan kepengen untuk melakukan hal yang seharusnya dilakukan oleh pasangan suami istri di malam pertama pernikahannya?Tentu saja mas kepengen, Nafisah.Tapi untuk malam ini mas tidak akan melakukan apa apa kepada kamu karena mas tahu dengan keadaan kamu sekarang.Kita berdua bisa melakukannya nanti setelah kita berdua pindah dari rumah ini." ucap Ibrahim yang sontak membuat Nafisah terkejut dengan keputusan tiba tiba dari suaminya.
"Apa mas?Pindah?Kita berdua mau pindah dari sini?" tanya Nafisah.
"Iya Nafisah,mas ingin mengajak kamu untuk secepatnya pindah dari rumah ini.Lagipula rumah ini sudah tidak aman untuk ditempati oleh kita berdua.Mas tidak mau kejadian seperti tadi pagi kembali terulang dan mengancam keselamatan nyawa kamu." ucap Ibrahim yang membuat Nafisah baper oleh kepekaan suaminya terhadap keselamatan nyawa istrinya.
"Memangnya mas Ibrahim tidak apa apa jika harus keluar dari sini?Rumah ini kan adalah rumah dimana mas Ibrahim menghabiskan masa kecil mas Ibrahim sampai tumbuh dewasa seperti ini." tanya Nafisah.
"Mas nggak apa apa Nafisah.Yang terpenting buat mas sekarang adalah menjauhkan kamu dari semua rencana jahat yang dibuat oleh Dennis.Kamu tidak perlu khawatir Nafisah, meskipun kita keluar dari rumah ini-Mas masih bisa menafkahi kamu." ucap Ibrahim.
"Jangan berbicara seperti itu mas,Nafisah percaya sama kemampuan mas Ibrahim.Nafisah percaya kalau mas Ibrahim bisa menghidupi kebutuhan Nafisah dengan kemampuan yang dimiliki oleh mas Ibrahim.Terima kasih ya mas sudah mau menjadi suami yang baik untuk Nafisah." ucap Nafisah yang langsung menghamburkan dirinya untuk memeluk tubuh Ibrahim.
"Sama sama sayang, terima kasih juga karena kamu mau hadir di kehidupan mas ini." ucap Ibrahim yang langsung memeluk erat tubuh Nafisah.
jangan salah paham dulu. beri kesempatan nafisah menjelaskan semuanya. dan sebagai orang tua, harus bijaksana yaaaaaa
awal bab sudah sangat menarik kak,
semangat ka!