NovelToon NovelToon
Ronan-17:The Battle Cyborg

Ronan-17:The Battle Cyborg

Status: sedang berlangsung
Genre:Sci-Fi / Reinkarnasi / Robot AI
Popularitas:2.1k
Nilai: 5
Nama Author: Dovey

Siapa sangka kalau gadis lugu yang introvert luar biasa bisa menjadi seorang pelindung umat manusia? Terlahir kembali setelah selamat dari kecelakaan mengenaskan, Reina Sasaki kini berubah menjadi seorang Cyborg yang dilengkapi senjata dan kemampuan bertarung hebat. Bisakah Reina menjadi orang yang berbeda di dunianya yang baru saat ini?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dovey, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 9: The Beginning of Destruction

Di sisi World Defense Tower, semua orang disana juga sedang kelabakan dan panik luar biasa. Pasalnya, alarm yang dipasang di tiap Ronan juga terkoneksi dengan sistem disana.

Pemimpin WDT, Sir Paolo Mercy langsung memerintahkan setiap pasukan militia-nya untuk menyerbu ke lokasi pertikaian berada.

Sementara itu, Dokter Mayfreed juga menemukan 1 dari 20 Ronan-nya dalam posisi disconnected alias dalam keadaan mati. Sesaat menemukan kenyataan kalau Ronan nomor 11 yang tidak aktif, dia pun langsung memerintahkan staff dokter untuk mempersiapkan meja operasi.

Tak lama kemudian, tibalah Eve dan Tiff yang datang bersama Diane lewat alat teportasi di dekat kota.

“Mana nomor 11??” Tanya dokter Mayfreed menghampiri mereka. “Kami tak bisa mengangkatnya. Badannya sudah terbakar habis. Kami juga tidak bisa mendekatinya karena sedang ada pertarungan disana” jawab Tiff.

Sontak Dokter Mayfreed pun kaget. Ia tak menyangka misinya kali ini malah membahayakan Ronan miliknya.

“Bertarung? Siapa yang sedang bertarung? Kepolisian dan sang monster?” Tanya dokter Mayfreed. Menggelengkan kepala, Tiff pun kemudian menjawab.

“Bukan. Ronan nomor 10 dan dang monster yang sedang bertarung” jawabnya dengan sedikit menundukan kepala.

Panik, dokter Mayfreed pun langsung memerintahkan tim Militia World Defense Tower menyusul Ronan nomor 10 aka Rendo. “Susul mereka yang masih sedang bertarung” ujarnya.

Sesaat melihat monitornya, ia sempat melihat Ronan nomor 4, 7 dan… nomor 17!! Mereka terlihat sedang berkumpul.

Mereka bertiga tak lain dan tak bukan adalah Chips, Reo dan Reina yang sedang bertarung dengan pria berbalut bom di sekujur tubuhnya.

“Kenapa dia bisa terpisah?? Apa mereka sedang bertarung juga? Tak bisa kubiarkan. Aku akan turun kesana” ujar sang dokter. Ia pun langsung menaiki helikopter milik WDT yang sudah diisi banyak tim penyerbu.

“Kita akan kesana. Tunggu aku, nomor 17!” Ucapnya dalam hati. Helikopter itu pun pergi. Sementar itu, Eve, Tiff dan Diane segera dirawat oleh pasukan medis.

Diane yang akhirnya tersadar kini mengalami trauma hebat. Seluruh sistem robotiknya seketika mengalami down system.

“Kita lakukan protokol B” ujar sang dokter. Ia pun langsung mengeluarkan partisi robotik yang baru, yang artinya Diane pasti akan mendapatkan operasi pergantian partisi robotik yang ada di badannya.

Kembali ke keadaan Reina, Reo dan Chips, rencana mereka semua gagal. Sang pria yang dijuluki ‘Bomber’ oleh Chips mampu mengelak semua serangannya.

Reina juga tidak bisa menembak Bomber karena itu pasti bisa meledakkan teman-temannya, karena Bomber bisa memberi jarak yang sangat tipis dengan rekan-rekannya ketika Reina siap menembak.

Mereka bertiga pun berkumpul sejenak di satu titik. “Dia tidak menyerang kita. Dia hanya terus menghindari serangan kita.

Itu berarti dia juga tidak punya trik lain” ucap Chips sambil melihat gerak-gerik Bomber. Reo dan Reina juga menyadari hal tersebut.

“Tangannya terlapisi semua bom yang bisa meledak langsung. Aku juga tidak melihat dia melakukan serangan apapun. Bom itu mungkin alat paling efektif untuk menghindari konfrontasi dari lawan saat dia membawamu, nomor 17” timpal Reo.

Reina pun terdiam. Dia memikirkan strategi apa yang paling efektif untuk menyerang si pria bom tersebut. Sontak ia pun terpikir sebuah ide.

“Aku punya rencana” gumamnya. Chips dan Reo pun mendengarkan. Sesaat Reina menyatakan idenya, Chips lalu berkomentar “kau yakin ini akan berhasil?” Ujarnya dengan nada pesimistik.

Reina mengangguk. “Hmm. Baiklah. Lebih baik dicoba. Nomor 17, kau harus hati-hati” ucap Reo sambil menepuk pundak Reina. Reina pun tersenyum tipis.

Di sisi sebrang, Bomber yang kebingungan karena merasa diabaikan langsung datang menyerang 3 orang tersebut. “Kau pikir aku ini datang untuk kau abaikan? Kubawa kau semuanya ke neraka!!” Teriak Bomber yang sedang melaju kencang.

Reo dan Chips pun segera menjauh. Reina yang tau akan itu akhirnya membuat dua bilah pedang di kedua tangannya.

Melihat hal tersebut, Bomber langsung mengerluarkan pecut bomnya dari tangannya, membuat semua bom yang ada di tubuhnya hilang. “Dasar bodoh, kau tidak akan bisa melawanku hanya dengan pedang” ucapnya.

Bomber yang bersiap memecut Reina tiba-tiba ditembaki dari jauh oleh Reo. Ia tak sempat melindungi dirinya. Seluruh tubuhnya berhasil ditembaki oleh Reo.

Bomber pun kemudian terkulai lemas. Ia tak menyangka bisa dikalahkan dengan cara yang cukup bodoh. Tidak, bodoh sekali.

Reina pun mendekati Bomber dan mengambil pecut bom miliknya. “Tidak.. aku tidak bisa membiarkan kau mendapatinya!!” Teriak Bomber.

Chips yang sudah sangat kesal menyimpan palunya di atas kepala Bomber.

“Ada kata-kata terakhir?” Tanya Chips. Sang Bomber pun tertawa dengan kata-kata Chips. “HAHAHA. Tidak lama lagi The Conqueror akan tiba. Manusia seperti kalian hanya akan berakhir seperti debu yang berterbangan.” Tantangnya.

Mendengar hal itu, Reo jadi kesal dan siap menembaki kepalanya. Namun sebelum Reo bisa melakukan itu, Bomber pun melanjutkan. “Bomb itu sudah aktif” sontak semua orang disitu terkejut.

Reina yang kedapatan sedang memegang pecut melihat detik bom tersebut dan betapa terkejutnya dia melihat timer bom sedang berlanjut dan menunjukkan detik ke 2 dan BOOM. Reo dan Chips terlempar.

Bomber seketika mati. Dan Reina…. Kehilangan satu-satunya bagian tubuh manusianya, tangan kirinya. Tidak ada satupun dari mereka yang tersadar. Mereka semua terkapar.

Suara ledakan bom tadi berhasil mengagetkan semua orang, termasuk helikopter milik Dokter Mayfreed. Tak lama ia pun sampai di lokasi dan betapa terkejutnya ia melihat semua Ronan terkapar dalam kondisi parah.

Ia pun segera terjun menggunakan parasut mini dan segera menghampiri Reina. “TIDAK!! Aset berhargaku” teriak Dokter Mayfreed sambil berlari tergesa-gesa.

Ia pun segera merangkul Reina dan melihat kondisinya yang sudah sangat kritis. Melihat itu ia pun segera membawa Reina dengan kedua tangannya.

“Evakuasi semua Ronan. Kita sudahi saja hari ini” ucapnya sambil membawa Reina. Ia sangat terpukul dan merasa gagal dalam melindungi semua ciptaanya.

Dokter Mayfreed dan yang lain pun kembali pulang ke WDT. Reo dan Chips juga ikut dibawa dengan helikopter tersebut.

Di sisi lain, Rendo masih terus bertarung dengan sengit. Rendo yang sudah memasuki fase kelelahan menjauh dari sang monster. Sang monster juga menjauh dari Rendo dengan kondisi yang tidak terlalu baik juga.

Sambil memegang tongkatnya dengan kedua tangannya, Rendo memejamkan mata untuk beberapa saat.

“Aku tidak terlahir untuk mati disini.“ ucapnya dalam hati. Ia pun kemudian membuat tongkatnya mengecil. Melihat pemandangan tersebut, sang monster pun berkata “sudah kelelahan?” Tanyanya. Rendo hanya terdiam.

“Kau boleh juga” ucap sang monster sambil mengatur nafasnya yang berantakan. “Tapi ini akhirnya” teriak sang monster. Rendo yang mencoba tenang pun hanya terdiam.

Dan saat sang monster semakin dekat, tiba-tiba tongkat milik Rendo diperpanjang dan menjadi sangat besar. Melihat hal tersebut sang monster kaget. Ia tak menyangka kalau tongkat milik Rendo bisa membesar juga.

“Kukirim kau ke neraka mahluk sialan!!” Pungkas Rendo sambil mengayunkan tongkatnya dan BUMMM. Hantaman tongkat tersebut berhasil mengenai sang monster. Seketika sang monster juga rata dengan tanah.

Kini ia tidak bisa kemana-mana.

“Aku tahu kalau kau hanya bisa memanipulasi seranganku jika ada orang lain di sekitar sini. Kenyataanya, tidak ada siapapun disini. Kau salah memperhitungkanku” ucap Rendo sambil mengembalikan tongkat ke bentuk semula.

“Ughhh…. Robot… payah” pungkas sang monster. Tak lama tim evakuasi pun menjemput Rendo. Ia pun langsung dibaw ake helikopter.

Tak ketinggalan, sang monster juga dibawa untuk diintrogasi atau diteliti. Semua kejadian itu akhirnya selesai.

Namun, kini kota Metro juga sadar kalau kenyamanannya mulai terusik dengan hadirnya sekelompok pengacau. Dan kejadian hari ini adalah contoh paling kecil dari kenyataan tersebut.

1
Mikey
Cemilan dan kopi sudah siap nih..
Lanjutkan thor/Cake//Coffee//Good/
anggita
👌oke Thor. semoga novelnya sukses. terus berkarya tulis👏.
Shahriar Ilham: Terimakasih doanya! 😁🎉
total 1 replies
anggita
Reina.. nomor 17
anggita
like👍+☝iklan.
anggita
the Conqueror..
anggita
Reina Sasaki.. the cyborg 💪
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!