Allena , zevan,sean dan Neo bersahabat sejak bayi hingga umur masa remaja, ke empat nya erat bak perangko yang kemana saja selalu ber empat.
mampu kah mereka melewati semua ujian yang menerpa persahabatan mereka? atau mampu kah mereka melawan gejolak rasa yang semakin lama semakin tumbuh.
see you ❤️
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon epayanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
zevan
Allena menatap puas , kasur idamannya , sprei idamannya ,bahkan kulkas dan isi nya semua sesuai yang ia inginkan , tak apalah tabungan mereka terkuras yang penting Allena puassss.
berbeda dengan Allena ketiga lelaki di belakang nya menghela nafas capek,
seharian di perintah Allena ini itu , menyusun ini itu , mengangkat ini itu , tubuh ketiganya lelah butuh asupan nasi atau ayam goreng yang lezat,,
"okey , berhubung kalian kerja dengan maksimal, gue udah pesen Gofood,"seru nya berjalan ke luar.
mata Neo berbinar senang , sebentar lagi cacing cacing di perutnya akan berhenti demo.
"makanan datang," Allena berseru kencang di tangannya membawa dua box besar ayam favorit mereka ,
di belakang nya pak Udin ikut mengantarkan dua box pizza , dan Neo menyambut senang.
"makasih bapak ," ucap nya , pak Udin mengangguk dan kembali ke pos nya.
Allena menyiapkan meja panjang , menaruh makanan di atasnya menata rapi , dan mengambil minuman di kulkas ,
"ayo , selamat menikmati para sayang syang nya aku," ucap nya tergelak mentertawakan omongan nya sendiri.
Sean dan zevan pura pura mules , menanggapi celotehan Allena ,
mereka makan dan sesekali bercanda ria ,
tak terasa semuanya habis tak tersisa , Sean mengusap perutnya kekenyangan .
"top deh , gak pernah nggak enak," ucap nya merebahkan tubuhnya di kasur ,
Allena berdecak kesal , "seaaaan bersih bersih dulu ihhh , kotor loh ini sprei nya." ucap nya menindih tubuh Sean ,
keduanya tertawa lucu , berguling guling di atas kasur king size, yang akan menjadi tempat tidur mereka malam ini.
Tok tok tok
mami mengetuk pintu yang masih terbuka lebar , kepalanya melongok melihat ke arah dalam ,
ada Sean dan allena yang terbaring di kasur , juga zevan dan Neo yang memainkan ponsel di atas karpet bulu berwarna pink.
"masuk mi,"ajak Neo melihat ke arah mami , ketiganya menatap mami yang berjalan masuk.
"waaah lucu banget , mami ikut nginep boleh?" ucap mami melihat sekeliling berdecak senang ,
sprei bunga bunga pink , karpet bulu tebal juga berwarna pink , lampu tidur bentuk bunga juga pink, bahkan kulkas 4 pintu yang menyita perhatian mami juga berwarna pink , dan yang lainnya berwarna putih.
"jangan ," ucap ke empatnya serempak. Menolak mami ikut menginap bersama mereka,
"hahaha kompaknya , mami gak kuat kalo harus tidur bareng kalian , pasti berisikkk sekali," ucap mami ikut duduk di kasur lesehan super besar ,
mengusap permukaan sprei yang terasa lembut di tangannya.
mami menyayangi mereka semua sama seperti ia menyayangi Allena ,
"zevan , tadi papa kamu telpon. Mami liat kamu lagi main ponsel tadi kenapa panggilan papa , nggak kamu angkat?" tanya mama , Allena bergelayut manja di tangannya,
zevan yang mendengar papa nya di sebut , berdecak malas,
"ngapain mi , ada dan nggak ada nya aku di rumah juga sama aja." ucap nya, matanya menatap kosong.
"sayang sebentar," mami mengusap lembut pipi Allena ,
Allena tau , mami akan mendekat ke arah zevan yang membutuhkan nya .
Mami duduk di samping zevan mengelus bahu tegap anak lelaki itu,
"nak , dengar mami , mau bagai mana pun papa tetap papa kamu , mama juga tetap mama kamu , entah apa yang sebenarnya terjadi kita semua pun bingung , mamak tau apa yang zevan rasakan." lirih nya ikut merasakan sakit yang zevan rasakan .
"mi , semua sudah zevan lakuin , zevan berhenti balap , zevan berhenti main basket , zevan ikutin apa mau mama, tapi apa? mama tetap membenci zevan mi, hati zevan sakit luka itu semakin menganga besar , sakit perih , setiap malam zevan selalu bertanya tanya apa salah zevan apa yang kurang dalam diri zevan , hal apa yang membuat mama marah dan benci sama zevan,"zevan berteriak kencang bulir air mata mengalir deras di pipinya ,
sekuat kuat nya zevan pasti lemah jika itu tentang mama nya ,
satu tahun lalu semuanya berubah , mama nya , mama yang zevan anggap seperti malaikat , mama yang zevan selalu sayangi, tiba tiba semuanya sirna lenyap sudah , di gantikan dengan sosok mama yang acuh dan dingin , bahkan tatapan mata mama tak selembut dulu,
zevan rindu mama nya yang dulu.
"salah nya bukan di diri kamu sayang , ingat pesan mami , terus berusaha meluluhkan hati mama kamu, mami tau seperti apa mama kamu , tabiat nya sipat nya bahkan keburukan dan kebaikannya mami tau," mami memejamkan matanya menghalangi air mata yang hendak mengalir bebas di pipinya , berusaha kuat dan menguatkan zevan,
Sean , Neo dan allena tak kuasa menahan air mata , mereka tau jalan hidup zevan , mereka pun menyayangkan perubahan sikap mama zevan , bukan hanya kepada zevan mama nya acuh dan dingin , hampir ke seluruh orang , bahkan Allena pernah di tampar karna menceramahi mama zevan.
Berulang kali mami mencium puncak kepala zevan , yang masih terisak di pelukannya , ketiga nya ikut memeluk zevan , menangis memecah keheningan malam,
"aku lelah mi , aku capek,"ucap nya lirih , ia rindu pelukan mama nya.
"semangat zev, ada kita yang bakal terus temenin Lo," ucap Neo , menghapus air matanya ,
sejujur nya hati neo pun sakit dan kecewa atas perilaku mama Vina ibu kandung dari sahabat nya zevan.
"kita semua sayang Lo"lirih Allena yang sekarang masih memeluk zevan,
dulu mama zevan bagai kan peri yang sangat baik dan menyayangi mereka, namun itu dulu , sekarang semuanya sirna dan hilang.
"gue rasa ada yang nggak beres sama mama zev, dan kita harus selidiki ini , hati gue masih menyangkal perilaku kasar mama ke kita , sikap mama berubah 180°." ucap Sean serius ,
semua nya mengangguk setuju ,
"ya mami rasa juga begitu , tapi sudah dari lama mami intai setiap pergerakan mama dan semuanya nggak ada yang ganjil," jawab mami ,
tangis mereka sudah reda , hanya terdengar isakan kecil dari mulut zevan yang masih di peluk oleh Allena ,
"aku pun udah lakuin semuanya mi , bahkan aku sama papa sering buntutin mama dari kejauhan , dan semuanya nggak ada yang aneh , kecuali ya itu." ucap zevan tersendat , menenggelamkan wajahnya nya di cerik leher Allena,
malu zevan sungguh malu , mama yang selalu ia bangga kan sekarang jadi begitu mengerikan.
"sayang , jangan pernah membenci mama kamu , mami harap kalian semua selalu ada untuk satu sama lain , saling menguatkan dan saling menjaga, oke Sean." nasihat mami ,
mami jelas tahu setiap permasalahan yang di alami ke empat remaja ini ,
"iya mi , aku bakalan jadi garda terdepan buat semua orang yang aku sayang," jawab Sean tegas , menepuk punggung Neo,
Neo mendelik , dan Sean henya cengengesan.
"tidur ya , mami tinggal , mami udah bilang papa kalo kamu ada di sini dan semuanya baik baik aja," menepuk bahu zevan , dan mencium kepala mereka satu persatu.
"mami juga tidur ya , istirahat yang cukup,"pesan Neo , menutup pintu rumah kayu.
Sean membereskan tempat tidur , menata bantal, Neo mematikan lampu utama mengganti kan nya dengan lampu tidur.
"ayo zev tidur," ajak Allena , menguar rambut zevan yang masih asik memeluknya.
Ya ketiga lelaki manja ini akan terus memeluk Allena jika di antara ketiganya ada yang sakit atau menangis. Allena seperti induk bebek.
...****************...
kalo induk bebeknya kayak Allena si author juga mau heheh...
See you ❤️
zevan kalo nangis meluknya kayak gini , aaa mau juga di peluk..🥹
awas neo sama sean ikut penasaran juga rasanya🤭
lanjut thor 👍
jngn bosen up..up...trus
semangat💪