~ Sinopsis ~
Luna, seorang gadis yang penuh mengalami rasa pahit dari kecil yang mana ibu nya meninggal dunia saat bekerja sebagai TKW dan sang ayah bunuh diri karena penyesalan dari kecanduan judi.
Luna pun harus hidup mandiri bersama adik laki-laki nya, Putra dan menjadi tulang punggung untuk adiknya.
Sampai suatu ketika, dia diberikan cincin oleh seorang pengemis yang mana permata cincin itu telah masuk kedalam tubuh nya dan berubah menjadi Sistem Ratu.
Kehadiran sistem ratu malah menuntunnya hidupnya ke jalan kemewahan, kekuasaan dan kegelapan dari manusia.
Ini lah kisah dari Luna dan Sistemnya
*) Update setiap hari: 1 atau 2 Bab per hari. 🥰
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon [ Fx ] Ryz, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Preman Senior Sekolah (I)
...■▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎■...
Setelah Luna berhasil menghajar beberapa murid dari Sekolah Teknik Mesin Selatan, keesokan hari mereka datang lagi malah lebih menantang Luna yang bahkan di masuk ke sekolah pada saat jam istirahat.
“Hei, Minggir!”
“Kalian lihat apa?!”
“Kembali ke kelas, dasar bodoh!”
...
Mendengar itu, Luna memberikan saran kepada teman-teman sekelas nya yang sudah panik.
Memahami situasi itu, Luna memberikan arahan kepada sekeliling.
"Kalian menepi lah!" seru dingin Luna.
Perkataan Luna dimengerti oleh para murid disekitar Luna. Hingga tidak ada murid sekitar Luna.
Tak lama kemudian, preman sekolah kelas 12 masuk kedalam kelas.
“Keluar semua, bodoh!” seru salah satu senior yang memukul meja.
Dengan cepat semua murid berbondong-bondong keluar kelas dan berdiam di luar kelas untuk menyaksikan Luna dan ketiga kakak kelas preman sekolah.
Salah satu nya, Alexa. Dengan senyuman kecil, dia langsung mengambil ponsel dan merekam nya.
"Seperti nya akan terjadi hal yang menarik."
Lalu, salah satu kakak kelas duduk di meja depan dan dua lain nya mengelilingi Luna.
"Hei, saya dengar kamu berkelahi dengan anak STM Selatan. Kenapa? Mau jadi jagoan? Hah!" tanya senior yang duduk di meja
"Tidak. Aku hanya ingin menyingkirkan pecundang seperti kalian juga," ucap Luna dengan tatapan remeh.
Jawaban Luna membuat senior yang duduk di meja menjadi kesal dan melesatkan tamparan kearah Luna. Namun, Luna tidak tinggal diam. Dia sontak menangkap tangan senior dan menatap nya tajam.
"Jlang! Kau menahan nya, Beraninya, kau! Njing!" ucap sekal senior di meja yang langsung melesatkan pukulan dengan tangan kiri.
Luna yang melihat itu sontak menghindar lalu, memukul perut senior dengan tangan kiri nya hingga membuat nya terjatuh.
Kedua rekan senior yang melihat itu, mereka langsung menyerang Luna juga akan tetapi Luna menghentikan nya dengan menendang kursi hingga terjatuh.
"Aaa!" geram kesakitan senior di lantai.
Senior satu lagi juga melesatkan pukulan juga lalu, Luna pun menghindari pukulan dengan menunduk kebawah dan setelah itu, membalas pukulannya hingga membuat senior terjatuh.
Buk!
Semua murid yang menyaksikan merasa kaget dan terdiam sambil melihat kearah Luna.
Tidak lama, senior yang berada didepan Luna berdiri namun, dia tidak menyerang lagi melainkan menatap Luna kaget.
“Apa kau malu?” tanya Luna dengan tatapan tajam.
Senior itu pun hanya memberikan jawaban tawa kecil.
“Kalian telah mempermalukan anak-anak lainnya selama ini. Jadi, jangan lupakan rasanya! Dipermalukan hari ini dan jangan sakiti mereka lagi dan kalian bisa mendatangiku saja. Jangan menganggu teman-temanku disini serta murid-murid di sekolah ini. Jika kalian menindas lagi, kupastikan akan ku balas dua kali lipat, ingatlah itu!” ancam Luna.
Semua murid terdiam dan para senior tidak bisa berkata apapun hanya memberikan geraman kesal sambil menatap Luna.
“Sialan!”
“Brengsek!”
Gumam para senior yang meninggalkan kelas dengan rasa kesalnya.
Semua mata murid tertuju kepada para senior itu dan sesudah itu, semua mata di kelas juga tertuju kepada Luna.
Setelah para senior pergi, Luna membungkukkan badannya.
“Semuanya, maafkan aku soal tadi! Mereka menganggu kalian karena diriku.”
“Kenapa kamu yang meminta maaf?” ucap Sania sambil menegakan badannya.
Saat badan nya tegak kembali, Sania dan semuanya menatap Luna dengan senyuman lebar.
“Omong-omong, Luna. Kamu sangat keren!” ucap Sania.
“Kamu terlalu berlebihan.”
Luna, Sania dan murid lainnya saling bertukar senyum termasuk Alexa yang tersenyum sendiri.
"Ini sungguh menarik!" gumam Alexa.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
prestasi non akademik nàik.......
.. asyik lho